Headlines
Loading...
Oleh. Wiwid Hidayati

Dia diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, mudah patah dan mudah bengkok. Dia berhati lembut dan penyayang. Kasih sayangnya melebihi apapun.  

"Wanita adalah tiang negara, apabila wanita itu baik maka negara akan baik, dan apabila wanita itu rusak, maka negara akan rusak pula”.

Bahkan jika wanita dalam satu keluarga itu rusak maka ia bisa merusak anak laki-laki dan suaminya. Jika ia baik maka suami dan anak laki-lakinya juga baik. Betapa seorang wanita memiliki pengaruh yang luar biasa dahsyatnya.

Wanita pun menjadi tolak ukur kemajuan dan kemunduran peradaban bangsa dan negara. Wanita dengan segala kekurangan  dan keterbatasan memiliki keistimewaan. Tentunya tidak mudah menjadi wanita ‘qonitat’ di zaman milenial. Berbagai  godaan dan tipu muslihat dunia fana ini sangat menggiurkan. Sehingga sebagian wanita terjatuh di jalan yang hina dan jauh dari rida Allah.

"Jika seorang wanita selalu menjaga salat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, "Masuklah ke surga melalui pintu mana pun yang engkau suka." (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dalam Shahih Al-Jami')

Wanita dalam Islam sangat dimuliakan, kondisi ini berbanding terbalik sebelum Islam datang. Sebelum datangnya Islam wanita diperbudak diperlakukan seperti binatang. Sungguh hina dan durjana kedudukan wanita pada zaman jahiliah. 

Kini kaum hawa bisa merdeka lepas dari perbudakan. Namun setan terus menggoda kita, kaum hawa. Menggoda agar tidak bersabar menghadapi segala ujian yang Allah takdirkan. Tipu muslihat setan agar wanita tidak mau menjalankan syariat Allah untuk tetap tinggal di rumah. 

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab: 33)

Muslihat setan berupaya untuk menggoda anak keturunan Adam agar tersesat di jalannya. Betapa banyak wanita di zaman milenial yang belum menutup aurat sesuai perintah Allah. Dan durhaka kepada suami  dan belum menjalankan syariat Allah dengan benar. Untuk itu Sob, menuntut ilmu sangat penting. "Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat.”

Ujian wanita akhir zaman memang bertubi-tubi. Wanita diuji dengan urusan rumah tangga, diuji dengan suami, keluarga, dan anak-anaknya. Ujian itu semata-mata untuk menaikkan kesabaran seorang hamba. Tiga level kesabaran yang pasti akan diujikan kepada manusia.

Level kesabaran yang terendah adalah manusia diuji dengan musibah, level kesabaran kedua adalah manusia diuji Allah untuk meninggalkan kemaksiatan. Misalnya maksiat tidak menutup aurat, dan maksiat riba. Adapun level berikutnya adalah manusia diuji untuk menjalankan syariat Allah. Ini adalah level tertinggi.

Bagaimana dengan kita, Sob? Sudahkah menjalankan syariat Allah dengan sempurna?

Apapun ujian yang menimpa keluarga kita, hendaknya kita bersabar. Sebagaimana sabarnya Asiyah istri Firaun. Walaupun berbeda keyakinan, Asiyah tetap bersabar dan melayani suaminya dengan penuh khidmat.

Begitu halnya dengan Fatimah Az-Zahra putri tercinta Rasulullah. Wanita penghulu surga yang hidupnya penuh derita. Manakala rumah tangganya diuji dengan kemiskinan, kelaparan, dan tidak memiliki pembantu untuk membantu urusan rumah tangganya, Fatimah tetap bersabar.

Tiap-tiap insan memiliki kadar ujian berbeda-beda namun yakinlah bahwa ujian itu untuk menaikkan derajat kita di hadapan Allah. 

Seperti halnya seorang ibu diuji kesabarannya untuk mendidik putra-putri mereka. Diuji dengan ketahanan pangan dalam rumah tangganya, diuji dengan sikap seorang suami. Sangat beruntung sekali jika dalam rumah tangga memiliki visi dan misi yang sama. Berumah tangga dalam rangka mencapai rida-Nya.

Ungkapan yang tidak bisa terlukiskan untuk seorang ibu yang sudah lelah payah ‘wahnan ala wahnin’. Bersusah payah mengandung sembilan bulan dan mengasuh memberikan asi. Mendidik anak hingga besar menjadi orang yang berakhlak karimah. Ketika beranjak dewasa engkau pasrahkan pada seorang lelaki yang menjadi imam dunia dan akhirat. 

Kami belum membalas jasa atas pengorbananmu selama ini. Namun engkau ikhlas ketika kami harus meneruskan perjuangan hidup kami kepada lelaki yang belum pernah engkau kenal.

Wanita tangguh tanpa mengeluh dan hebat. Sanggup menyembunyikan segala keluh kesah itu adalah ibu. Tiga huruf yang sangat keramat bagi seorang lelaki baik ketika ia belum menikah maupun sudah menikah.  Tiga kedudukan ibu lebih utama dari seorang ayah. Ibu wanita mulia yang tidak mengharap dan menuntut atas pengorbanannya kepada anak-anaknya.

Dari Abu Hurairah, dia berkata, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. dan bertanya: ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?’ Rasul pun menjawab: ‘Ibumu.’ ‘Lalu siapa lagi?’ ‘Ibumu.’ ‘Siapa lagi?’ ‘Ibumu.’ ‘Siapa lagi.’ ‘Ayahmu.’”

Untuk itu Sob, kita harus berbakti kepada orang tua dengan sebaik-baik amal. Pengorbanan seorang ibu tidak terukur dan  abadi. Seperti kasih sayangnya yang tak lekang oleh waktu, walau kita sudah memiliki rumah tangga sendiri. Semangat untuk kita kaum hawa, ibu milenial, teladan bagi putra-putri kita. 

Apapun permasalahan yang kita hadapi kembalikan kepada Allah dan minta pada Allah untuk memudahkan segala urusan kita agar mendapat rida-Nya. "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu." (QS. Ghafir: 60)
[Ni]

Baca juga:

0 Comments: