Headlines
Loading...
Bagaimana Bisa Nabung, Harga Kebutuhan Pokok Terus Melambung

Bagaimana Bisa Nabung, Harga Kebutuhan Pokok Terus Melambung

Oleh. Susi Ummu Musa 

Sedih, capek, pusing, mikirin tagihan bahkan sesak di dada saat semua harus dipenuhi namun kondisi ekonomi sulit.
Sudah lelah rasanya ingin keluar dari impitan beban hidup yang terus menjerat ini.

Seperti ungkapan yang sering kita dengar "hidup segan mati tak mau".
Ingin menyerah tapi keadaan terus menuntut dijalani, ingin mati tapi itu juga bukan solusi bahkan menambah dosa di akhirat nanti. Namun, faktanya banyak juga orang yang lebih memilih mengakhiri hidup karena sulitnya ekonomi.
"Astagfirullahaladzim"
Semoga itu bukan kita yang masih kuat keimanan dan takut akan siksa Allah.

Umumnya sebagai masyarakat yang hidup pas-pasan bahkan serba kekurangan jika mendengar harga-harga kebutuhan pokok naik, apa reaksinya?
Pasti marah dan kecewa kadang juga sering ngomel merasa beban karena harus menambah uang belanja.
Ibu rumah tangga, pedagang, pengusaha, semua masyarakat yang membutuhkan harus extra mengatur keuangan.
Sebab bukan untuk kebutuhan pokok saja yang harus diurus tapi kebutuhan lainnya.
Biaya sekolah, listrik, rumah sakit jika ada keluarga yang sakit ditambah biaya biaya lainnya.
Keinginan untuk menabung sedikit demi sedikit pun saat ini sudah tidak bisa lagi, "besar pasak daripada tiang" alias pengeluaran lebih besar dari pendapatan.

Mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), ada kenaikan harga pada beberapa kebutuhan pokok. Pada 2-1-2024 terpantau harga bawang merah Rp41.450 per kg naik Rp2.200 dari sebelumnya, bawang putih Rp41.450 per kg naik Rp1.250. Kelompok cabai-cabaian juga naik, seperti cabai merah besar naik Rp1.800 menjadi Rp70.400 per kg; cabai merah keriting naik Rp2.000 menjadi Rp 66.500 per kg; cabai rawit hijau juga naik Rp1.050 menjadi Rp58.850 ribu per kg.

Kemudian, harga telur ayam ras segar naik Rp100 menjadi Rp29.450 per kg. Harga minyak goreng curah naik Rp100 menjadi Rp15.450 per kg, minyak goreng kemasan bermerek I juga naik Rp50 menjadi Rp20.700 per kg. Sedangkan harga minyak goreng kemasan bermerek II anjlok Rp650 menjadi Rp19.350 per kg. Harga beras stabil dibanding pekan lalu. Beras kualitas bawah I stabil di Rp13.650 per kg, beras kualitas medium I tetap Rp14.750 per kg, beras kualitas super I Rp16.050 per kg. Namun, beras kualitas super II naik Rp50 menjadi Rp15.600 per kg (CNN Indonesia, 2-01-2024).

Dilihat dari informasinya terkait apa saja yang naik memang tidak banyak tapi jika semua bahan dihitung dan rata rata dibutuhkan akan terasa berat.
Karena hampir semua kebutuhan masyarakat naik.

Keinginan Menabung Jauh dari Harapan 

Tentu kita sebagai manusia normal ingin sekali rasanya menjadi kaya, bahkan sebagai umat Islam sebenarnya kita harus kaya dan terhormat.
Memiliki tabungan, harta simpanan, usaha di mana-mana apalagi menjadi seorang dermawan yang baik hati plus pengemban Islam terpercaya.
"Masyaallah tabarakallah".

Nampaknya kondisi demikian hanya segelintir orang yang mendapatkan kesempatan itu, dan kita rakyat biasa yang masih berada di level bawah masih harus berjuang agar terlepas dari kemiskinan.

Menabung adalah hal paling sulit bagi rakyat miskin, untuk makan satu hari saja masih harus menghutang dulu ke warung tetangga.
Jika ada rezeki lebih sedikit saja, disisihkan untuk menabung, besok hari atau lusa diambil lagi untuk biaya berobat anak sakit, atau sepeda motor rusak, dll, hal-hal yang tidak terduga.
Ada juga orang menabung bukan untuk membeli sesuatu tapi harus bayar sesuatu misalnya bayar rumah sewa, bayar hutang yang sudah lama belum terbayar, dll.

Alhasil, masih harus sabar dan terus berusaha melewati keadaan yang penuh perjuangan, meski harapan pupus memiliki tabungan untuk masa depan.

Kapitalisme Menjauhkan Kesejahteraan Rakyat 

Harga kebutuhan pokok terus melambung, lagi-lagi rakyatlah yang harus menanggung beban, meski ada alasan dari pemerintah bahwa kenaikan harga kebutuhan pokok karena faktor cuaca ekstrem, tapi seharusnya pemerintah juga bisa mengambil langkah cepat agar tidak terjadi lonjakan harga kebutuhan pokok.
Jika memang ada beberapa kebutuhan pokok naik karena faktor cuaca seharusnya untuk kebutuhan lain tidak terpengaruh.

Kemudian tidak hanya itu, adanya persaingan antara pengusaha besar yang memanfaatkan kebutuhan pokok dengan mengambil untung berkali-kali lipat sehingga para pedagang kecil kalah saing.

Jika sistem kapitalisme sekuler masih mendominasi peraturan yang ada dalam negeri ini bisa dipastikan rakyat akan terus menjadi korban monopoli pasar.
Kebijakan impor yang terus tak terkendali membuat para petani lokal harus gigit jari kalah saing dengan produk luar.
Dampaknya lagi-lagi masyarakat tidak akan merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupan.

Islam Punya Solusi

Sebagai agama yang rahmat untuk seluruh alam, tentu Islamlah satu-satunya yang mampu memberikan solusi terbaik untuk umat, penerapan sistem ekonomi Islam telah terbukti mampu mengatasi berbagai persoalan yang terjadi dalam mengatur kehidupan masyarakat.
Dengan adanya negara yang dipimpin oleh seorang khalifah akan bertanggung jawab penuh terhadap kesejahteraan semua masyarakat tanpa terkecuali.
Sanksi tegas diberlakukan bagi pengusaha yang melanggar kebijakan negara dan tidak akan membiarkan para oligarki merajalela dengan memainkan harga tinggi di pasaran.

Semua akan berjalan stabil dan terarah sesuai dengan aturan Islam yang diterapkan sebagaimana yang diharapkan umat untuk hidup sejahtera aman dan bahagia.
Maka, harapan untuk memiliki tabungan akan jauh lebih besar karena semua kebutuhan pokok akan lebih terjangkau alias murah, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, sekolah, jalan, dll, akan dijamin negara secara gratis yang pasti dengan konsep baitul mal yang dikelola negara.

Lapangan pekerjaan disediakan negara karena semua sumber daya alam (SDA) akan dikelola negara untuk dikembalikan ke masyarakat luas.
Semua akan terwujud jika sistem Islam ini diterapkan secara kaffah.

Wallahualam bissawab. [An]

Baca juga:

0 Comments: