surat pembaca
Indeks Pembangunan Gender Meningkat, Memuliakan atau Menghancurkan Perempuan?
Oleh. Khamsiyatil Fajriyah
Jajaran Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bangga dengan peningkatan Indeks Pembangunan Gender (Antara 5/1/2024). Dengan peningkatan IPG mereka beranggapan bahwa perempuan semakin berdaya dan memiliki andil dalam pendapatan keluarga, menduduki posisi strategis dalam karirnya dan di dunia politik. Menjadi pertanyaan bagi kita, apakah dengan meningkatnya IPG, masalah perempuan terselesaikan?
Faktanya, kehidupan perempuan dari hari ke hari semakin mengenaskan. Kasus femisida, pembunuhan terhadap perempuan semakin marak. Perempuan semakin rentan menjadi objek pelecehan seksual. Haknya untuk mengasuh anak dan mengatur keluarga semakin hilang karena mereka dituntut untuk ikut keluar rumah, demi membantu keuangan keluarga.
Kapitalisme Pangkal Petaka Perempuan
Semua berpangkal karena di sistem kapitalis semua dinilai dengan uang. Menilai segala sesuatu hanya dari materi. Kebahagiaan dan kemuliaan ditakar pada materi. Padahal sejatinya, saat perempuan didorong mengejar-mengejar materi, dia telah banyak meninggalkan kemuliaan yang harusnya dia dapat. Menjadi sosok istri yang dilindungi dan dipenuhi nafkahnya oleh suami. Menjadi ibu yang dicintai dan dihormati oleh anak-anaknya.
Di sistem kapitalis, masalah perempuan berkelindan, bagai lingkaran setan yang tidak bisa diputus ujung dan pangkalnya. Kesulitan ekonomi pada perempuan, bukan karena mereka tidak setara dengan laki-laki. Tetapi karena penerapan sistem ekonomi kapitalis yang semakin menciptakan kesenjangan antara para pemilik modal besar dengan masyarakat pada umumnya. Dihembus ide keseteraan gender, para perempuan berbondong-bondong meninggalkan rumah. Selanjutnya menjadi bumerang bagi perempuan karena semakin sempitnya peluang bagi laki-laki mendapatkan pekerjaan, banyak terjadi istri berangkat ngantor, suami tinggal di rumah. Berbagi peran, yang sejatinya menjadikan dunia terbalik dan pemicu masalah-masalah lain. Perselingkuhan, perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain.
Islam Menjadikan Perempuan Mulia
Islam mengatur kehidupan manusia agar tercipta keharmonisan, ketentraman, dan kemuliaan. Dalam Islam, Perempuan dan laki-laki dipandang sama. Hanya ketakwaan mereka yang akan mendudukkan mereka mulia atau tidak di sisi Allah.
Adapun perbedaan peran dan tugas yang diberikan oleh Allah sesuai dengan fitrah penciptaan mereka. Perempuan dengan fitrahnya melahirkan dan menyusui, maka dia yang berperan menjadi ibu, mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Laki-laki dengan kelebihan fisiknya menjadi pemimpin dan bertanggung jawab atas istri dan anak-anaknya dalam semua kebutuhan mereka.
Maka, memajukan negeri ini bukanlah dengan seruan agar perempuan meninggalkan peran strategisnya tetapi mendukung mereka menjadi sosok istri dan ibu yang taat kepada syariat. Ibu sebagai madrasah 'ula menjadi penentu kualitas generasi kita. Seperti apa yang diungkapkan Mohammad Hatta, "Mendidik 1 laki-laki adalah mendidik satu orang, mendidik perempuan adalah mendidik satu generasi."
Wallahu a'lam
0 Comments: