Headlines
Loading...
Oleh. Noviana Irawaty 

Kemajuan sains dan teknologi demikian pesat. Masyarakat mudah mengakses segala macam informasi baik yang positif maupun negatif melalui internet. Di mana Indonesia menduduki peringkat kelima setelah Jepang sebagai negara pengguna internet terbesar. Bisa dibayangkan kekuatan media sosial dalam mempengaruhi pola pikir dan pola sikap masyarakat.

Saat ini kaum Milenial telah banyak menjadi influencer dakwah di sosial mereka. Generasi Milenial adalah mereka yang lahir pada tahun 1981—1996. Sehingga pada tahun 2023 ini mereka berusia antara 27—42 tahun. Berjumlah 69.699.972 jiwa = 25,87% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2020.

Media sosial seolah telah menjadi sarana dakwah untuk menge-share konten-konten Islam yang dipelopori oleh anak-anak muda kreatif tersebut. Masyarakat mudah mengakses konten Islam di berbagai platform media sosial, seperti youtube, facebook, instagram, tiktok, dst. 

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indonesia atau APJII mengungkapkan data bahwa pada tahun 2018 generasi Milenial menjadi pengakses Internet terbanyak setelah generasi Z, yaitu sebesar 82,7%. 

Generasi Z sendiri adalah mereka yang lahir antara tahun 1997—2012. Jadi tahun 2023 ini mereka berusia antara 11—26 tahun, berjumlah 71.509.082 jiwa = 27,94% dari total penduduk Indonesia (data tahun 2020).

Tentu saja potensi besar kaum milenial dalam dakwah Islam di dunia maya harus diapresiasi. Karena mereka telah berhasil menjadikan sebagian besar umat Islam yang jauh dari pemahaman Islam, dapat dengan mudah mengakses konten-konten Islam.

Kajian Islam di sosial media telah membentuk kesadaran umat bahwa Islam adalah bagian penting dalam tatanan kehidupan sehari-hari, baik individu, keluarga, masyarakat, hingga bernegara. 

Namun ada pertanyaan yang menarik. Apakah dakwah di sosial media sanggup membawa perubahan yang signifikan? 

Fakta menunjukkan geliat dakwah generasi Milenial memang telah membawa perubahan nyata di tengah masyarakat. Namun jika perubahan yang dikehendaki jauh lebih besar, maka generasi Milenial tidak boleh mencukupkan dakwah hanya di dunia maya saja. Akan tetapi, harus menjalani pula dakwah Islam di dunia nyata. Berinteraksi dengan umat, terjun langsung ke medan dakwah, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat.

Rasulullah mendakwahkan Islam sebagai sebuah ideologi sahih, yang memiliki aturan (syariat) yang lengkap dan menyeluruh (kafah). Apabila Islam diterapkan dalam kehidupan maka dia akan mampu menjadi problem solver, memecahkan seluruh persoalan umat. 

Umat saat ini hidup dalam sistem kapitalisme dengan asas sekuler (memisahkan aturan Islam dari kehidupan dan menjadikan akal manusia sebagai sumber aturan). Sistem ini membawa kerusakan dan kehancuran, tak hanya di dunia, namun hingga ke akhirat.

Untuk mengubah fakta fasad tersebut, Rasulullah telah menetapkan jalan (thoriqoh) dakwah yang wajib dicontoh, karena bersumber dari wahyu. Di mana langkah perubahan ini berbasis pada aktivitas dakwah pemikiran dan perjuangan politik melawan kekufuran. 

Rasulullah tak sekadar mengumpulkan orang, tetapi beliau membina sebuah kelompok dakwah yang memiliki visi kuat tentang urgensi dan kewajiban menegakkan Islam sebagai jalan perubahan. Rasulullah intens membina umat dengan akidah. Mampu menggerakkan semangat ketundukan kepada hukum Allah. Menanamkan keyakinan tentang kemuliaan hidup yang akan diraih dengan Islam. 

Sehingga pada konteks di atas, sangat penting bagi generasi Milenial untuk mengenal dan memahami sejarah Islam yang gemilang. Saat masyarakat hidup dalam naungan Islam, maka umat (baik muslim maupun nonmuslim yang menjadi warga negara Daulah) mendapat berbagai fasilitas mewah yang sama, tak dibedakan:
• Jaminan hidup aman dan sejahtera.
• Hidup serta ibadah tenang karena minim kriminalitas. 
• Sistem sanksi diterapkan berdasarkan Islam sehingga keadilan dapat tegak tanpa pandang bulu.
• Layanan pendidikan berkualitas dan gratis
• Layanan kesehatan yang berkualitas dan gratis 
• Disediakan berbagai fasilitas umum yang baik, seperti masjid, jalan raya, jembatan, penerangan, dst.
• Lapangan pekerjaan halal terbuka lebar.

Apa yang dilakukan oleh Rasulullah?
Beliau gencar melakukan perang pemikiran, menentang ide-ide rusak, membongkar kebobrokan sistem jahiliah, menyingkap konspirasi jahat para penguasa. Hingga akhirnya terbentuk eskalasi politik yang mengarah pada tuntutan perubahan di tengah umat. 

Berbagai upaya strategis dan politis menjadikan umat rindu hidup dalam sistem Islam, siap menanggung risiko berjuang bersama kelompok dakwah Rasul. Siap menentang sistem yang rusak demi terwujud kehidupan mulia di sisi Allah. Di dunia terwujud masyarakat Islam, di akhirat menjadi ahli surga.

Dengan cara ini, Rasulullah berhasil membalik pola pikir dan pola jiwa masyarakat jahiliah menjadi Islam. Awalnya penganut pagan (menyembah berhala), mendewakan hawa nafsu, mengagungkan kemuliaan suku (nasionalisme), dan hidup tanpa standar halal dan haram. Menjadi masyarakat Islam yang kuat, rela tunduk pada nilai-nilai ukhrawi, menjunjung kemuliaan akhlak, siap dipersatukan dalam ikatan akidah dan aturan-aturan Islam di bawah kepemimpinan Islam. Satu pemimpin untuk seluruh dunia. Tak ada sekat nation/bangsa/nasionalisme. 

Inilah dakwah yang harus dicontoh oleh generasi Milenial dan seluruh kaum muslimin. Melaksanakan dakwah dengan tujuan yang benar dan besar, tak cukup mengandalkan dakwah di dunia maya sebagai media dakwah, tapi harus ada aktivitas dakwah di dunia nyata, dengan mengikuti thoriqoh dakwah Rasulullah. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: