OPINI
Kasih Sayang Sesama Tergerus Arus Kehidupan Liberal
Oleh. Nirwana Sadili
Semakin hari semakin banyak berseliweran berita mengenaskan di media sosial tentang perilaku kekerasan yang melanda umat manusia. Terkadang hanya perkara sepele bisa membuat orang lain celaka bahkan membuat orang lain kehilangan nyawa. Perilaku kekerasan fisik yang sering kita saksikan seperti membacok, penganiayaan, memukul, menendang, bahkan baru-baru ini melakukan kekerasan dengan sengaja menabrak korban.
Dilansir dari TribunMagetan, 14/01/2024, emosi memuncak membuat pria berinisial AN (28), melakukan penganiayaan berat terhadap dua korban, yaitu P (32) dan D (17). Pelaku dengan sengaja menabrak 'korban' hingga patah tulang. Pelaku diduga melakukan penganiayaan karena cemburu kepada P yang dekat dengan istrinya S.
Astaghfirullahaladzim, sungguh perbuatan yang dilakukannya sudah di luar nalar manusia dengan sengaja menabrak membuat korban patah tulang. Perbuatannya dikuasai oleh hawa nafsu dan amarah. Kurangnya iman yang dimiliki dan hilangnya rasa takut kepada Allah membuatnya kalap dan gelap mata menjadikan dia hilang rasa kemanusiaannya.
Sungguh, Allah mengecam perilaku kekerasan karena termasuk tindakan kezaliman. Bagi seorang muslim perilaku kekerasan sangat dilarang dan diharamkan dalam Islam. Pelakunya akan diberikan azab yang pedih, sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Asy-Syura’ ayat 42 yang artinya:
“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa haq. Mereka itu mendapat azab yang pedih.”
Dalam hadis qudsi Allah berfirman:
“Wahai hamba-hamba-Ku, Aku haramkan kezaliman terhadap diri-Ku, dan Aku jadikan kezaliman itu juga haram di antara kamu, maka janganlah kamu saling menzalimi satu sama lain.”(HR. Shahih Muslim, Kitab al-Birr wa ash-shilah wal-Adab)
Di hadis yang lain Rasulullah saw. juga bersabda:
“Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara satu dengan yang lain, karena seorang muslim saudara bagi muslim yang lain, tidak diperkenankan menzalimi, menipu, atau melecehkannya.” (HR.Shahih Muslim).
Dari ayat dan hadis tersebut sangat jelas bahwa Allah sangat melarang perbuatan yang menzalimi orang lain, dan Allah memberi balasan dengan azab yang sangat pedih. Namun, kita lihat sekarang banyak sekali fakta yang terjadi di sekitar kita dengan mudahnya berbuat kekerasan pada orang lain. Mereka sudah kehilangan rasa kasih sayangnya kepada sesama manusia. Mereka seperti binatang buas yang hilang rasa welas asihnya. Mengapa semua ini bisa terjadi?
Ketika standar perilaku adalah hawa nafsu maka kekerasan akan menggila terlebih lagi ketika aparat negara tidak tegas atau diam. Padahal, Islam telah memberikan tuntunannya agar hawa nafsu tunduk pada wahyu Allah Swt. sebagai tuntunan melakukan perbuatan dalam kehidupan. Allah Swt. berfirman: "Dan tiadalah yang dia (Muhammad) ucapkan itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepada dia.” (TQS. An-Najm [54]: 3-4).
Sejatinya kekerasan yang terjadi selama ini bukan terjadi begitu saja atau kebetulan. Kehidupan yang diatur oleh sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan membuat manusia tidak tahu tujuan penciptaannya. Mereka awam atau kurang paham terhadap agama membuatnya berperilaku sesuai yang dia inginkan. Ditambah lagi cara pandang kapitalisme menjadikan manusia hanya mengejar materi berupa eksistensi, kekuasaan, popularitas, dan sejenisnya. Sangat jelas Allah menerangkan dalam Al- Qur’an bahwa manusia diciptakan tiada lain tujuannya kecuali untuk beribadah kepada-Nya. (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Kehidupan sekuler liberal menghancurkan tata aturan pergaulan. Keutuhan dan keharmonisan hidup berumah tangga pun terkoyak bahkan menemui kehancuran. Pergaulan antar sesama manusia tidak lain dilandasi saling berkasih sayang. Tak hanya sampai di sini, pergaulan amburadul yang mengikuti hawa nafsu tersebut seringkali berbuntut tindak kekerasan hingga pembunuhan. Sungguh kejam sistem yang diterapkan saat ini.
Umat harus memahami bahwa fenomena kekerasan yang marak terjadi disebabkan penerapan sistem sekuler kapitalisme. Sistem ini gagal menjadikan manusia menjadi manusia yang berkepribadian Islam. Malah sebaliknya melahirkan manusia yang tidak takut akan dosa, manusia yang hanya mengejar materi untuk kebahagiaannya, dan menjadikan mereka hidup individualis yang tidak peduli orang-orang di sekitarnya, tidak ada tolong menolong dan tidak ada amar ma’ruf nahi munkar.
Hal tersebut sangat berbeda ketika sistem Islam diterapkan. Penerapan syariat Islam adalah sistem kehidupan yang baik yang akan mengantarkan individu-individu di dalam masyarakat menjadi baik. Penerapan sistem Islam dalam tataran negara akan mewujudkan secara praktis hukum Islam yang lahir dari aqidah Islam. Aqidah Islam menjadi standar berpikir dan syariah Islam dijadikan sebagai tolok ukur dalam melakukan perbuatan dan sistem kehidupan. Hal ini akan menjadi kebaikan bagi kehidupan bermasyarakat.
Sepanjang penerapan syariat Islam, kehidupan bernegara atau institusi negara, kaum muslimin berhasil mencetak manusia yang berkepribadian Islam dan menjadi mercusuar peradaban Islam. Secara pribadi mereka takut kepada Allah sehingga akan melakukan perbuatan yang sesuai dengan hukum syara’. Jangankan melakukan kekerasan, merendahkan orang lain saja dia akan takut dan tidak terbayang untuk melakukannya.
Masyarakat sangat penting untuk melakukan amar makruf nahi munkar di tengah-tengah masyarakat. Ditambah lagi negara memberi hukuman bagi pelaku kekerasan, membuat jera bagi pelakunya dan yang mau melakukan berpikir seribu kali sebelum melakukannya.
Dari sini sangatlah urgen untuk mengembalikan sistem kehidupan Islam yang akan menghilangkan kekerasan dan mencampakkan sistem sekuler liberal yang rusak dan merusak ini.
Wallahualam bissawab. [An]
0 Comments: