OPINI
Marak Aborsi, Adakah Solusi?
Oleh. Ummu Zahra Fikr
Buah hati adalah dambaan bagi setiap pasangan suami istri. Namun miris yang terjadi di era masa kini, kejahiliyahan muncul kembali. Bahkan lebih parah lagi. Jika masa jahiliyah bayi perempuan dikubur hidup-hidup. Sekarang, bayi belum lahir orang tak segan mengakhiri nyawanya. Ya, lewat apalagi jika bukan aborsi.
Beberapa waktu lalu di Kelapa Gading Jakarta Utara, tertangkap lima orang wanita yang melakukan praktik aborsi ilegal di sebuah apartemen. Polisi mengungkapkan dari kelima wanita tersebut ada yang berperan sebagai dokter. Sang dokter padahal hanya lulusan SMA dan tidak punya latar belakang medis. Kemudian yang membantu praktik ilegal tersebut hanya lulusan SMP. Sedangkan tersangka lainnya yang diringkus adalah ibu dan anak yang berusia masih muda yakni, 18 tahun. Ibu tersebut menggunakan jasa praktik ilegal ini untuk menggugurkan janin anaknya. Menurut keterangan pelaku janin tersebut dibuang di kloset. Tersangka juga mengakui praktik ilegal sudah berjalan selama dua bulan dengan tarif mulai Rp10 juta sampai Rp12 juta (www.medcom.id, 21/12/23).
Maraknya kasus aborsi yang sering terjadi bukan menjadi rahasia umum lagi. Praktik aborsi yang merajalela di masyarakat saat ini bukanlah karena adanya indikasi medis yang legal. Yakni, boleh dilakukan jika membahayakan ibu atau menyebabkan kecacatan bagi janin itu sendiri bila tetap dipertahankan. Fenomena aborsi ilegal yang marak terjadi saat ini adalah dampak dari peradaban yang rusak, yaitu peradaban kapitalisme. Peradaban ini telah menjadi pedoman hidup generasi muda masa kini.
Sistem kapitalisme adalah biang masalah. Kapitalisme telah menjadikan generasi muda tumbuh dengan kebebasan. Budaya pacaran menjadi hal yang lazim di masyarakat. Muda-mudi berduaan, jalan bersama dengan bebas. Bahkan mendapat izin orangtua asal masih batas wajar. Apalagi jika anaknya dapat pacar dari keluarga kaya. Justru orangtua bangga anaknya pacaran. Tentunya ini adalah pemahaman yang keliru dan memicu perilaku seks bebas.
Kapitalisme menyeret masyarakat untuk menjadikan materi sebagai tujuan. Kesenangan dan cuan adalah segalanya. Tak peduli lagi dosa asal hidup bisa bahagia. Begitulah definisi mereka.
Di samping itu, arus teknologi digital yang dikuasai para kapitalis semakin deras. Demi meraup pundi-pundi uang mereka berhasil memanfaatkan generasi muda. Lihat saja konten berbau pornografi, pornoaksi, dan tayangan minim edukatif bertebaran di sosial media. Mulai dari novel digital, musik, sinetron, film percintaan, drakor, dsb. Semua bisa diakses dengan mudah serta memicu bangkitnya syahwat. Tak heran remaja memilih jalan kemaksiatan, yakni seks bebas.
Para remaja pun tumbuh menjadi manusia yang tidak produktif. Masa emas mereka terlewatkan begitu saja. Mereka asyik berlama-lama di depan gawai mereka. Bukannya berkarya dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa, justru malah sibuk menonton hiburan.
Tak berhenti di situ. Kapitalisme berasas sekularisme.
Sekularisme adalah pandangan hidup yang lepas dari tatanan Ilahi. Hidup tidak ingin diatur Allah. Halal dan haram sudah tidak menjadi pertimbangan. Generasi muda hidup bebas berkiblat pada Barat. Rendahnya pengetahuan agama semakin menyeret mereka pada kerusakan akhlak dan moral. Aturan agama yang seharusnya menjadi rambu-rambu dalam bertingkah laku kini dianggap sebagai pengganggu. Agama dianggap membatasi kebebasan dan pelanggaran hak asasi manusia.
Di sisi lain, kaum feminis terus menyuarakan tentang hak reproduksi kaum perempuan. Termasuk pilihan untuk mengaborsi janin atau tetap mempertahankannya. Ide ini adalah ide kebebasan yang dihembuskan kaum liberal. Selain itu, sanksi yang diterapkan di negeri ini pun tidak menjerakan pelaku kejahatan. Kasus aborsi terus berulang karena akar penyakit sekuler kapitalisme masih ada.
Islam Punya Solusi Tuntas
Orang jahiliyah zaman dulu mengubur hidup-hidup bayi perempuan yang dilahirkan. Kemudian Islam datang menghentikan praktik terlaknat tersebut. Saat ini, meski fenomena kejahatan jahiliyah telah berlalu, namun berganti dengan kejahatan modern masa kini. Akan tetapi, hukum Allah yang bersumber dari Al-Qur'an tetap relevan di sepanjang masa.
Islam adalah risalah agama yang sempurna dan paripurna. Allah turunkan untuk manusia melalui perantara Nabi Muhammad Saw berupa Al-Qur'an dan hadits. Islam dengan pedomannya Allah hadirkan untuk keselamatan dan kebahagiaan hidup dunia akhirat. Sebagai seorang Muslim sudah seharusnya memiliki keimanan yang kokoh. Sehingga menjadikan individu yang berkepribadian Islam. Ia akan menimbang segala perbuatannya sebelum bertindak. Apakah diridai ataukah justru dimurkai Allah. Karena ia takut ada hari pertanggungjawaban. Islam adalah aturan yang lengkap atas persoalan apa pun, termasuk menyikapi kasus maraknya aborsi. Islam mempunyai langkah preventif sekaligus kuratif.
Langkah preventifnya antara lain:
Pertama, kontrol keluarga. Keluarga Muslim memberikan bekal akidah yang kuat dan mengajarkan bagaimana pergaulan dalam Islam. Segala aktivitas yang mengarahkan kepada perzinaan akan dicegah. Islam menetapkan aturan pergaulan laki-laki dan perempuan. Hubungan lawan jenis di dalam Islam adalah untuk melestarikan keturunan melalui pernikahan. Maka jika bukan untuk pernikahan harus ada batasannya. Orangtua mengajarkan bagaimana menjaga pandangan dengan lawan jenis, wajibnya menutup aurat sempurna, memisahkan tempat tidur anak jika usianya telah tujuh tahun, larangan tabarruj, larangan khalwat, tidak boleh ikhtilat, dll. Orangtua pun bekerja sama dalam mendidik anaknya dengan penuh cinta dan perhatian.
Kedua, kontrol masyarakat. Masyarakat berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang Islami. Mereka memberikan keteladanan yang baik bagi generasi muda. Maka, tidak akan kita temui masyarakat yang sengaja berbuat maksiat seperti pacaran, minuman keras, tontonan berbau porno, ucapan atau perkataan yang kotor dan sia-sia. Semua orang akan saling menasehati dalam kebaikan.
Ketiga, kontrol negara. Negara memiliki andil besar dalam melindungi generasi. Negara menutup celah untuk berbuat kemaksiatan hingga terjadi kehamilan di luar nikah dan melakukan aborsi.
Dengan kebijakannya negara juga akan memfilter budaya asing yang masuk dan bertentangan dengan Islam. Negara akan melarang segala bentuk tayangan dan informasi yang berbau porno. Hanya tayangan Islami dan edukatif yang akan disajikan untuk konsumsi masyarakat, khususnya generasi muda.
Upaya kuratifnya adalah negara memberi sanksi tegas bagi pelaku kejahatan sesuai dengan hukum Allah. Bagi pelaku perzinaan yang sudah menikah akan dirajam hingga mati. Kemudian dicambuk 100 kali bila belum menikah. Islam sangat menjaga nyawa. Meski pada janin hasil perkosaan pun praktik aborsi dilarang. Kecuali ada indikasi medis yang bisa membahayakan nyawa ibu atau janin di bawah 40 hari pertama (saat masih berbentuk nutfah).
Sebagaimana Allah berfirman pada Qs. Al-Isra’: 31, yang artinya:
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.”
Demikianlah Islam yang Allah turunkan sebagai solusi atas masalah yang mendera dan menjadi rahmat bagi manusia.
Wallahualam bissawab.
0 Comments: