Headlines
Loading...
Oleh. Aan Nurhasanah 

Sebentar lagi pesta rakyat akan segera dimulai, ajang lima tahunan ini sudah siap disambut jauh-jauh hari oleh para jagoannya lewat kampanye sana sini. Menjelang pemilu terdapat ratusan juta pembukaan rekening baru hingga terdeteksi ada transaksi dengan nominal yang fantastis.

Sebagaimana dilansir dari (liputan6.com, 11/1/2024), Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengatakan acuan pembukaan rekening terlihat dari Customer Identification Form (CIF). Dirinya menduga bahwa pembukaan rekening itu ada kaitannya dengan kontestasi politik. 

Selain itu, Ivan juga mendapat data tambahan yang cukup menarik terkait jumlah transaksi yang dilakukan oleh parpol-parpol. Nominalnya secara agregat tembus hingga Rp 80,6 triliun. Angka paling tinggi untuk satu parpol mencatat transaksi Rp 9,4 triliun. 

Pemilu Berpotensi Sarat Kepentingan
 
Pemilu sudah didepan mata, aliran dana dari berbagai pihak bahkan asing sudah masuk ke berbagai rekening, hingga terdapat ratusan juta rekening baru, hal ini membuat suasana politik makin panas, hal ini menunjukkan pemilu berpotensi sarat kepentingan, adanya intervensi asing bahkan konflik kepentingan para pemilik modal. Bahaya yang harus diwaspadai di balik itu yaitu tergadaikannya kedaulatan negara.

Ambisi jadi penguasa makin terasa, hingga berbagai cara pun dilakukan, seakan jadi hidangan lezat bagi para pemilik modal atau sponsor partai politik, Apa mereka enggak sadar, kalau kekuasaan itu amanah? 

Wahai Abu Dzarr, sesungguhnya engkau adalah orang yang lemah. Dan kekuasaan itu adalah amanah, dan kekuasaan tersebut pada hari kiamat menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mendapatkan kekuasaan tersebut dengan haknya dan melaksanakan kewajibannya pada kekuasaannya itu.” (HR. Muslim no. 1825).

Perubahan  mustahil diraih lewat demokrasi, mengingat mahalnya biaya politik dalam sistem demokrasi, menjadikan suatu keniscayaan dengan adanya kucuran dana dari berbagai pihak termasuk asing, karena mereka ingin mendapat bagian saat kekuasaan berhasil diraih. Yang menjadikan sistem demokrasi rawan kehilangan idealismenya dan sangat rawan dibajak oleh kepentingan para pemilik modal. Maka, siapapun yang terpilih menjadi pemimpin, oligarkilah sang pemenangnya. Sudah tidak heran jika dalam politik demokrasi korupsi susah teratasi, itu semua sebab dari biaya politik yang tinggi. 

Pemilihan Pemimpin dalam Islam

Sementara dalam Islam, pemilihan umum itu tidak memerlukan biaya mahal seperti dalam sistem demokrasi, karena menjadi pemimpin dalam Islam itu adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak diakhirat, maka kekuasaan bukanlah sesuatu yang menjadi rebutan. Rasulullah saw juga telah mengingatkan bahwa jadi pemimpin bisa mencelakakan kalau dia enggak berbuat adil dan penuh kasih sayang. Adil dan kasih sayang disini maksudnya berusaha keras menegakkan aturan Islam dan memudahkan urusan rakyat. 

Dalam Islam pemilihan pemimpin tidak perlu modal besar gembar gembor dana hingga omong kosong janji ini itu hanya untuk mendapatkan suara rakyat demi sebuah kekuasaan atau jabatan, pemilihan pemimpin dalam Islam dilaksanakan dengan efektif, efisien dan hemat biaya. Dalam Islam semua ada aturannya termasuk aturan dalam berpolitik, tidak ada kebebasan dalam Islam sebagaimana kebebasan dalam sistem kapitalisme-sekuler yang menjunjung tinggi kebebasan dan hak asasi manusia (HAM). 

Dalam sistem pemerintahan Islam untuk menjadi seorang pemimpin (khalifah) yang terpenting terpenuhi tujuh syarat, yaitu harus muslim, laki-laki, baligh, berakal, adil, merdeka dan mampu melaksanakan amanat khil4f4h. Dan tujuan yang hendak dicapai bukan sembarang hanya demi meraih kekuasaan, melainkan mengharapkan rida Allah Swt.. Khalifah dipilih untuk menjalankan amanah sebagai seorang pemimpin yang melaksanakan aturan Islam sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya. 

Maka, amanah kekuasaan harus diberikan pada orang yang benar-benar layak, beriman dan mau menegakkan Islam. Sudah saatnya muslim cerdas dalam memilih penguasa, yaitu yang mampu menerapkan Islam secara keseluruhan, agar perubahan yang diinginkan sesuai dengan rida Allah Swt.. Namun, pemimpin seperti itu hanya akan didapatkan dalam sistem pemerintah Islam yaitu Khil4f4h.

Sudah saatnya kita sama-sama berjuang untuk memperjuangkan tegaknya kembali sistem pemerintahan Islam dalam bingkai Khil4f4h, yang sudah terbukti dapat menyejahterakan rakyatnya dan bertahan selama kurang lebih tiga belas abad lamanya. Wallahualam bisshawab. [Ma]

Baca juga:

0 Comments: