Headlines
Loading...
Oleh. Bunda Karti

Tak terasa kita sudah berada diawal tahun 2024. Pergantian tahun beberapa hari yang lalu dengan membawa beban dan tanggung jawab yang begitu besar dan segudang masalah yang terbengkalai pada tahun sebelumnya. 
Buah dari sekulerisme, kapitalisme  yang menyebabkan kerusakan demi kerusakan yang sampai saat ini masih menunggu penyelesaiannya.

Melihat malam pergantian tahun baru di seluruh pelosok negeri terlihat begitu meriah seakan tanpa beban dan masalah. Mulai dari orang tua, remaja bahkan sampai usia anak-anak terlibat langsung dalam acara malam pergantian tahun dan seakan-akan mengajarkan pada generasi penerus bahwa malam pergantian tahun tidak boleh terlewatkan tanpa adanya pesta. 

Kembang api, terompet, acara barbeqiue, nongkrong pada spot-spot tertentu serta kegiatan lainya. Yang didukung fasilitas dari para kapitalis dengan dibangunnya tempat tempat kuliner, pariwisata, penginapan dan wahana lainya untuk menarik minat masyarakat sehingga mengunjungi tempat tempat tersebut menjadi suatu kebutuhan.

Hedonisme membuat mereka rela berfoya-foya mengucurkan banyak dana untuk merayakan serta banyak kemungkaran yang terjadi didalamnya. Melanggar syariat untuk sekedar ikut merayakan dan menyambut tahun baru. Mereka begitu gembira melupakan berbagai masalah yang sedang terjadi saat itu, rasa nasionalisme membuat rasa simpati dan empati pada saudara-saudara yang saat ini mengalami penderitaan pada saudara- saudara seiman  hanya bersifat sementara. Seperti empati kepada keadaan saudara di palestina yang masih dalam keadaan tezalimi dan melewati pergantian tahun dengan pembantaian dan dan genosida seakan sudah tiada.

Pergantian tahun  yang seharusnya dijadikan suatu moment untuk mengoreksi kesalahan dan kekurangan tahun sebelumnya dan memperbaiki serta berusaha menjadikan tahun kedepannya lebih baik lagi, malah diawali dengan pelanggaran dan kemungkaran lainnya.

Sementara penguasa sibuk dengan acara kampanye mencari simpati untuk mendapat kedudukan dan jabatan yang mereka inginkan dengan membuat berbagai program yang nyatanya tak satupun yang mampu mengeluarkan rakyat dari berbagai permasalahan, alih-alih menyelesaikan masalah bahkan semakin menambah masalah baru.

Ekonomi yang lemah kian melebar yang menyebabkan bertambahnya hutang serta banyak kasus PHK yang membuat ketahanan rumah tangga makin rapuh dan berdampak pada peceraian yang menimbulkan banyak masalah seperti semakin bertambahnya ODGJ di panti rehabilitas yang terjadi saat ini, banyaknya kasus bunuh diri . Ruang yang memberi  tempat "Asal kamu mau, asal kamu suka" atas dasar HAM menghasilkan individu yang jauh dari agama sehingga lahirlah generasi yang abai dan egois. Masalah penguasaan lahan lainya yang tak kunjung usai yang membuat rakyat merasa tidak ada tempat. Masalah impor beras sebagai bahan pangan yang melonjak yang membuat harga semakin naik serta berbagai masalah lainya. 

Masalah tersebut adalah masalah bersama masyarakat dan negara. Semua itu tidak akan mendapatkan solusi yang tepat selama mindset masih sekuler yang masih mementingkan kepentingan para pemodal kapitalis dan penguasa kapitalis yang hanya mementingkan keuntungan pribadi dan golongannya.

Hanya satu solusi yang bisa menyelesaikan masalah dalam sebuah negara, masyarakat dan keluarga yaitu mengganti sistemnya. Sistem lslam yang bersumber dari Allah Swt. yang membuat semua masalah bisa teratasi.
Saatnya kita kembali kepada syariat  Allah agar masalah kehidupan bisa teratasi dan bisa terselesaikan. Aamiin. [Ma]

Baca juga:

0 Comments: