Headlines
Loading...
Oleh. Mega Rahayu

Pelajar SMK menjadi pelaku pembunuhan satu keluarga di desa Babulu, Kabupaten Penajam, Paser Utara, Kalimantan Timur. 
Korban satu keluarga berjumlah 5 orang ditemukan meninggal pada Selasa (06/02/2024) pukul 00.30 WITA. Motif pelaku melakukan ini diduga karena sakit hati cintanya ditolak dengan alasan sudah memiliki kekasih lain. Selain itu cekcok dengan tetangganya karena masalah ayam, dan ditambah helm yang dipinjam selama 3 hari belum dikembalikan (detik.com, 6/2/2024).

Tidak dapat dimungkiri, pikiran kriminal hinggap di masa-masa muda. Masa yang seharusnya masih memiliki pemikiran yang jernih, karena belum memikirkan banyak persoalan. Mereka hanya memiliki kewajiban belajar, belajar, dan belajar. Lantas, hanya karena sakit hati cintanya tertolak, akhirnya parang bertindak. Tentu ini sangat miris. Banyak angan orang tua yang diselipkan kepada anak-anaknya. Namun sayang, sang anak tak melihat banyak pengorbanan orang tua. 

Alcohol Rehab Guide, Kamis (8/2/2024), menyatakan bahwa alkohol memiliki peran besar dalam tindakan kriminal dan kekerasan. Minum berlebihan mempunyai kemampuan untuk menurunkan hambatan, mengganggu penilaian seseorang, dan meningkatkan risiko perilaku-perilaku agresif. Oleh karenanya, tingkat kejahatan yang melibatkan alkohol sangat berpengaruh tinggi di negeri ini.
Beberapa kejahatan yang terjadi karena pengaruh alkohol adalah perampokan, pelecehan seksual, mood swing, pelecehan anak, dan pembunuhan.

Ini beberapa hal yang bisa kita lihat, tapi di balik itu pasti banyak kerusakan yang terjadi. Baik dari sisi individu ataupun kerusakan dari sisi sosial. Lantas berakhir pada dikucilkan oleh lingkungan. Padahal, manusia hidup tidak bisa sendiri karena manusia adalah makhluk sosial.

Hukuman yang diberikan nyatanya tidak menjadikan orang mengambil pelajaran, tetapi hanya menjadikan mereka mengerti akan konsekuensi kemudian mencari jalan agar tidak diketahui kejahatannya. Seharusnya hukuman memberikan efek jera, bukan sebaliknya. Lantas apa yang salah?

Tentu, pemahaman agama yang minim. Menjadikan anak tidak berpikir dua kali. Mereka tidak memikirkan bahwa balasannya tidak hanya di dunia saja. Tapi, nanti Allah Swt. akan memberikan balasan juga di akhirat. 
Penanaman iman dan akidah yang kuat tentu tidak akan menghasilkan anak-anak yang brutal, mereka sadar hidupnya selalu berada dalam aturan sang pemilik kehidupan. Menyerahkan segala sesuatu yang terjadi hanya kepada Allah Swt. Percaya bahwa Allah akan memberikan jodoh terbaik, bukan yang menjemput jodoh dengan cara pacaran. Terlebih ini masih dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Yang notabene mereka harusnya sedang semangat menimba ilmu.

Lingkungan yang mendukung akan terciptanya keimanan yang kuat juga sangat mempengaruhi kebiasaan baik ataupun buruk anak sedari kecil. Hal ini akan mempengaruhi kehidupannya di kemudian hari. Keimanan dan akidah yang kuat akan menjadikan sosok yang penuh tanggung jawab, menjalankan setiap aktivitas dengan memperhatikan konsekuensinya. 

Selain itu, juga menjadikan negara sebagai pemegang hukum Islam tertinggi. Sehingga, aturan-aturan yang dibuat adalah aturan yang paripurna, aturan yang menjerakan dan aturan yang terbaik dari Allah Swt. Sehingga setiap orang memiliki kewajiban untuk taat dan patuh. Adapun orang yang melanggar akan dimintai pertanggungjawaban dengan pertanggungjawaban yang adil sesuai dengan kesalahan. Sehingga orang enggan untuk berbuat salah. Karena aturan yang digunakan adalah aturan Allah, dimana ketika kita melakukan aturan itu tentu kita akan mendapatkan pahala luar biasa.

Wallahualam bissawab. [An]

Baca juga:

0 Comments: