Headlines
Loading...
Oleh. D’ Safira

Gila alias nggak waras, banyak diidap manusia saat ini. Fisiknya sehat tapi pikirannya nyeleneh. Dalam dunia pernikahan, keanehan ini pun terjadi, di antaranya menikah dengan boneka. Di tahun 2019 lalu ada seorang Yuri Tolochko yang menikahi Margo, sebuah boneka, di negara Kazakhstan. Demikian pula seorang perempuan asal AS, Fellicity Kadlec, menikah dengan boneka zombie yang dihadiahkan ayahnya kepadanya (suara.com, 14/02/2019).
Di Jepang pun ada seorang laki-laki bernama Akihito Kondo menikahi boneka bintang pop virtual Hatsune Miku. Pernikahan ini menghabiskan dana sebesar Rp 244 juta. Wow, dana sebesar itu hanya untuk sebuah pernikahan palsu. Sontak kejadian ini sempat membuat geger (detikjabar, 4/01/2023).

Di tahun ini pun, berita tentang keluarga boneka muncul kembali. Viral seorang wanita asal Brazil yang menikah dengan boneka kain serta memiliki 3 anak yang juga mainan. Wanita ini bernama Merivone Rocha Moraes dan suaminya Bernama Marcelo (prambors. 31/01/2024). Merivone mengaku pernikahannya itu tidak mudah setelah kedatangan bayi kembarnya. Suaminya pun support ikut memandikan, menyuapi dan menidurkan. Bahkan dia mengadakan gender reveal untuk anak kembarnya. Pesta ini dihadiri oleh 40 orang keluarga dan temannya.

Inilah sekelumit kisah tentang manusia gila boneka. Masih banyak lagi kejadian-kejadian yang tak jauh berbeda di setiap belahan bumi ini. Kenyataan hidup dalam sistem kapitalis memang pahit. Banyak orang tak waras karena sistem ini menjunjung tinggi kebebasan individu. Dan saking bebasnya tidak boleh ada aturan yang mengatur dan melarang tindakan manusia seaneh apapun.

Pada dasarnya, cinta dan nafsu seksual ada pada setiap orang. Dalam Islam dikenal dengan istilah gharizah nau’ yakni naluri seksual. Jadi wajar jika manusia membutuhkan pasangan hidup dan membentuk keluarga. Namun, terkadang manusia tidak memakai aturan yang sudah disediakan oleh Sang Pencipta.

Sebenarnya, paham kebebasan ini bersumber dari sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Mereka mengatakan bahwa urusan cinta tidak boleh bawa-bawa agama untuk mengaturnya. Orang sekuler memang tidak paham tujuan hidup sebenarnya. Mereka memiliki mindset bahwa tujuan di dunia untuk mencari kesenangan sebesar-besarnya. Jadi, mereka selalu mengikuti hawa nafsunya dan tidak bisa menempatkan diri atau bersikap benar.

Demikian pula orang-orang yang ada di dekat mereka, mayoritas mendukung apa yang dilakukan. Ini sebagai akibat kapitalisme yang mengedepankan permisivisme . Yang penting orang bahagia dan tidak merugikan dirinya.

Padahal seharusnya sudah jelas, kita sebagai seorang makhluk mengikuti aturan Sang Khalik.  Allah menciptakan manusia bukan hanya untuk bersenang-senang sesuai hawa nafsu. Manusia hidup memiliki tujuan yaitu untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana yang telah difirmankan-Nya dalam QS. Adz-dzariyat ayat 56. Dan setiap amal yang dilakukan manusia akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah kelak.

Untuk itu, setiap muslim yang paham akan posisi dirinya tidak akan sembarangan beramal di dunia ini. Mereka akan menjadi insan yang taat dan produktif. Hidupnya tidak akan sia-sia dan memiliki tujuan yang mantab. 
Allah menciptakan manusia beserta gharizah nau’-nya adalah untuk melestarikan jenis keturunan. Agar manusia tidak punah dan terus memiliki penerus hidupnya. Pemenuhan gharizah nau’ haruslah melalui pernikahan yang sah sesuai syariat. Bukan pernikahan dengan boneka yang melanggar syariat dan jauh dari tujuan adanya gharizah nau’ itu sendiri.

Jadi, perlu ada gerakan memahamkan masyarakat dengan Islam. Sehingga, masyarakat tahu pentingnya hidup dengan aturan Islam. Demikian pula paham terhadap urgensitas amar ma’ruf nahi munkar kepada sesama. Dengan ini, orang-orang aneh tidak akan muncul.

Semua ini akan benar-benar sempurna jika ada penerapan aturan Islam oleh negara. Negara ini bernama Khilafah yang akan mengedukasi rakyatnya dengan pendidikan Islam sehingga manusia paham akan tujuan hidup sebenarnya. Jika Islam diterapkan secara menyeluruh oleh individu, masyarakat dan negara maka akan lahir generasi beriman dan produktif berkarya untuk Islam dan kaum muslimin. [My]

Baca juga:

0 Comments: