Headlines
Loading...
Oleh. Ratty S Leman 

Penjajahan di Palestina oleh zionis  itu sudah puluhan tahun. Perang besar meledak sejak 7 Oktober hingga hari ini 4 November 2023. Seluruh dunia mengetahuinya. Kita adalah saksi sejarah kelam nasib umat Islam di Palestina dan di belahan bumi lain saat ini. Apakah kita cuma sebagai saksi saja? Tentu tidak, kita juga sebagai pelaku sejarah perang ini.

Di saat saudara-saudara kita sesama muslim dibombardir dengan bom-bom besar setiap saat, ditembaki peluru-peluru panas. Akses bantuan ditutup tak bisa masuk. Sarana dan prasarana diputus sehingga tak ada air, listrik, sinyal internet dan lain sebagainya. Apa yang bisa kita lakukan di sini? Di negeri yang jauh dari Palestina?

Hanya doa, doa dan doa yang terus terucap dan dipanjatkan kepada Allah Illahi Rabbi. Selemah-lemah iman, hanya bisa berdoa. Seharusnya para pemimpin negeri-negeri muslim membantu negeri yang terjajah dengan tangannya dan ucapannya yang berpengaruh. Tapi ternyata tidak, mereka tersandera baik politik maupun ekonominya. Para pemimpin dunia hanya bisa mengecam dan berdoa. Sama seperti kita rakyat kecil.
Ya sudahlah, tak mengapa. Doa adalah senjata kaum muslimin. Semoga dengan doa-doa yang tulus yang terus mengalir kepada negeri Palestina, maka penderitaan mereka segera berakhir. Kejayaan Islam segera tiba.

Sebenarnya doa sudah banyak dilakukan, yang belum adalah actionnya yakni jihad yang dikomandoi pemimpin umat seluruh dunia yakni khilafah ala minhaji nubuwah yang kedua. Namun masyarakat Islam sendiri masih asing dengan hal ini. Bahkan menuduhnya sebagai teroris dan ekstrimis seperti arahan musuh. Seperti halnya Palestina yang menderita dan terjajah malah mereka labeli teroris. Dan sialnya seluruh dunia percaya dengan narasi musuh.

Alhamdulillah informasi kian terbuka hari ini. Media yang selama ini dikuasai penjajah dengan narasi yang sama akhirnya terbuka kebobrokannya dan kebohongannya. Ayo selain berdoa kita juga ambil bagian jihad media. Peluru-peluru doa dan peluru-peluru media semoga bisa membebaskan Palestina.

Allah berfirman, “(Dan) Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu.” (QS Al Mukmin 60)

“(Dan) apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.” (QS Al Baqarah 186).

Maka tak ada alasan bagi kita untuk tetap istikamah mendoakan saudara-saudara kita di Palestina dengan sebanyak-banyak doa dan sebaik-baik doa. Doa penjagaan, doa perlindungan, doa kesehatan, doa keselamatan, doa kemenangan, dan doa agar segera tegaknya Khilafah Ala Minhajin Nubuwah yang ke-2 sebagai perisai yang akan melindungi umat Islam dari penjajahan asing.  Tak sempurna semua ikhtiar kita, penyempurnanya adalah doa-doa yang senantiasa kita panjatkan kepada Allah Ta’ala.

Kita ini lemah, Allah yang menguatkan. Kita tak mampu, Allah yang memampukan. Kemenangan ini serasa jauh dari kacamata kita, Allah yang mendekatkan. Sesuatu yang mustahil bagi Allah itu mudah saja jika Rahmat-Nya telah turun. Maka kita seharusnya terus memohon rahmatnya dengan banyak-banyak bertaubat nasuha. Taubat atas kesalahan kita yang membiarkan Daulah Islam runtuh melebihi batas 3 hari. Sekarang kepemimpinan Islam itu telah lepas 100 tahun, maka tak heran bencana dan musibah yang menimpa kaum muslimin seolah tiada henti-hentinya.

Hal yang paling ditakuti musuh adalah doanya kaum muslimin. Doa kaum muslimin menggetarkan Arasy, maka musuh Allah senantiasa berusaha agar doa-doa kaum muslimin tertolak. Bagaimana caranya? Jika kaum muslimin disuruh makan babi maka otomatis akan menolak. Tapi jika unsur babi itu dimasukkan diam-diam dalam proses pengolahan makanan maka kaum muslimin tidak tahu. Dicampurlah dzat yang halal dengan yang haram melalui minyak, gelatin, dan unsur lain yang mengandung babi. Demikian juga dengan alkohol dicampur dalam makanan, minuman, dan obat-obatan hingga kaum muslimin terperangkap dalam keharaman dan subhat. 

Doa adalah senjata seorang muslim. Siapa tahu berkat doa-doa kita, peluru-peluru yang ditembakkan mengenai musuh. Doa kita menguatkan mental para pejuang dan menggetarkan lawan. Doa kita yang mampu mengusir setan-setan yang membantu musuh dan mengundang malaikat-malaikat Allah untuk datang menolong para pejuang. Maka teruslah berdoa jangan sampai bosan atau bahkan meremehkan kekuatan doa. Namun kita tak boleh mencukupkan diri hanya dengan ikhtiar doa. Jika hanya mengandalkan doa saja, maka Rasulullah tak akan pernah pergi ke medan perang. Bukankah doa Rasulullah pasti dikabulkan Allah? 

Baca juga:

0 Comments: