Headlines
Loading...
Oleh. Ratty S Leman 

Tulisan "Dunia Sementara Akhirat Selamanya" ini saya temukan di lampu box sepanjang pinggiran jalan trotoar di Jl. Pajajaran Kota Bogor dekat RS PMI Bogor sampai kampus IPB Baranangsiang Bogor. Memang betul, kehidupan dunia ini cuma sementara. Semua orang paham. Kita hidup di dunia ini paling lama 100 tahun. Usia wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam sekitar 63 tahun. Namun kehidupan yang beliau jalani sangat bermanfaat sehingga usia ideologinya melebihi usia fisiologinya. Hingga saat ini ideologi Islam tetap ada dan berkembang sangat pesat. Islam akan tetap ada sampai menjelang hari kiamat tiba. 

Saat hari kiamat, orang-orang Islam diwafatkan sehingga tidak mengalami peristiwa hari kiamat yang siksanya amat dahsyat itu. Kehancuran alam semesta. Menanggung bencana banjir, gempa, longsor, tsunami, angin badai saja kita kewalahan. Bagaimana menghadapi ledakan planet-planet di alam semesta ini, pasti kita tak akan sanggup.
ÙŠٰÙ‚َÙˆۡÙ…ِ اِÙ†َّÙ…َا Ù‡ٰØ°ِÙ‡ِ الۡØ­َÙŠٰوةُ الدُّÙ†ۡÙŠَا Ù…َتَاعٌ ÙˆَّاِÙ†َّ الۡاٰØ®ِرَØ©َ Ù‡ِÙ‰َ دَارُ الۡÙ‚َرَارِ

"Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal." (QS Al Ghafir 39).

Kehidupan dunia yang sementara ini sudah banyak dipahami orang, namun bagaimana mengisinya untuk bekal kembali ke kampung akhirat itu yang belum banyak dipahami. Banyak di antara kita yang lalai sibuk mengejar kehidupan dunia yang fana ini. Waktu, tenaga dan dana banyak dihabiskan untuk yang sementara ini. Sedang persiapan bekal kehidupan akhirat yang selamanya malah seadanya mempersiapkannya.

Bekal kehidupan akhirat itu diantaranya adalah ilmu yang bermanfaat, anak yang sholih yang senantiasa mendoakan kedua orangtuanya, dan sedekah jariyah. Banyak amal yang bisa kita lakukan untuk mencari ilmu yang bermanfaat, banyak yang harus kita ikhtiarkan dan doakan agar mempunyai anak yang sholih, banyak usaha yang harus dilakukan agar bisa bersedekah jariyah. Maka seharusnya kita fokus pada amal sholih yang bisa menjadi bekal kita pulang ke negri akhirat. Bukan malah bermaksiat dengan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.

Kehidupan dunia ini memang melalaikan. Dunia yang seharusnya cuma alat untuk menggapai akhirat malah dijadikan tujuan. Kita adalah musafir, singgah di dunia ini sebentar saja untuk mampir mengumpulkan bekal perjalanan berikutnya.

Semoga kita tidak lalai dengan anugerah kehidupan ini yang Allah rancang untuk kelak memasuki surga-Nya. Pegang erat-erat Al-Qur'an dan As-Sunnah meskipun bagai bara api. Gigit dengan gigitan geraham yang kuat jangan sampai lepas. Jika lepas maka kita tidak akan pernah sampai pada tujuan penciptaan manusia di muka bumi ini.

Baca juga:

0 Comments: