Headlines
Loading...
Oleh. Ratty S Leman 

Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ُ الْÙ‚ِتَالُ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ ÙƒُرْÙ‡ٌ Ù„َّÙƒُÙ…ْ ۚ ÙˆَعَسٰٓÙ‰ اَÙ†ْ تَÙƒْرَÙ‡ُÙˆْا Ø´َÙŠْÙ€ًٔا ÙˆَّÙ‡ُÙˆَ Ø®َÙŠْرٌ Ù„َّÙƒُÙ…ْ ۚ ÙˆَعَسٰٓÙ‰ اَÙ†ْ تُØ­ِبُّÙˆْا Ø´َÙŠْÙ€ًٔا ÙˆَّÙ‡ُÙˆَ Ø´َرٌّ Ù„َّÙƒُÙ…ْ ۗ ÙˆَاللّٰÙ‡ُ ÙŠَعْÙ„َÙ…ُ ÙˆَاَÙ†ْتُÙ…ْ Ù„َا تَعْÙ„َÙ…ُÙˆْÙ†َ ࣖ

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS Al Baqarah 218).

Perhatikan ayat tersebut di atas, seruannya "kutiba alaikum qital" (berperang) kalimat perintahnya sama dengan seruan "kutiba alaikumus shiyam" (shaum). Tapi kita masih berat untuk berjihad, sedangkan untuk shaum Insya Allah sudah bisa dan biasa. 
Bagi saudara-saudara kita di Palestina, Alhamdulillah perintah ini sudah sama-sama ringannya. Bahkan mereka sudah terbiasa berjihad di saat sedang shaum baik shaum Ramadan maupun shaum sunnah. Seperti Rasulullah dan para sahabat dahulu yang beberapa kali perang dalam keadaan shaum. Jika dihitung, selama 75 tahun berarti sudah 75 tahun lebih mereka berjihad dalam keadaan shaum.

Kita dapati fakta bahwa para pejuang Palestina pun memiliki kebiasaan melaksanakan tahajud, shaum sunnah, hafiz Qur'an 30 juz dan kebiasaan sunnah lainnya yang menguatkan hati mereka agar bisa beramal yang ikhlas. Syarat diterimanya amal ada 2 yakni niat yang ikhlas dan cara yang benar sesuai Al-Qur'an, Sunnah, Ijma, dan Qiyas. Tanpa keikhlasan maka amal kita akan percuma.

Keikhlasan penuh seluruh telah dicontohkan oleh saudara-saudara kita di Palestina. Syahidnya keluarga mereka, hancurnya rumah mereka, rasa sakit yang mereka alami, rasa tak nyaman yang mereka dapati, rasa tak aman yang menyelimuti kehidupan sehari-hari. Jika tidak dibarengi dengan niat ikhlas, pasrah, dan tawakal mungkin mereka sudah putus asa dengan semua keadaan ini. 
Mereka berjuang sendiri dengan bersandar kepada kekuatan Allah semata. Mereka ikhlas menerima takdir sebagai penjaga Baitul Maqdis yang harus terus-menerus berjihad, mengorbankan jiwa dan raga. Sungguh manusia-manusia ikhlas ditunjukkan kepada kita sebulan lebih terakhir ini. Semoga kita bisa menteladani keikhlasan mereka yang bercahaya.

Keikhlasan yang bercahaya, tak meratapi takdir mereka. Ikhlas menerima semua takdir Allah mereka contohkan dengan sempurna. Jika kita bandingkan dengan kondisi kita, mereka jauh lebih menderita, sedih, takut, dan marah bercampur menjadi satu. Tapi keikhlasan mereka menyebabkan mereka tetap tersenyum. Ada Allah kata mereka. Alhamdulillah cobaan ini justru semakin mendekatkan mereka kepada Allah Ta’ala. Keimanan dan keikhlasan yang sempurna sehingga memukau orang-orang kafir Barat untuk berbondong-bondong masuk Islam. Jika yang sedikit dari Islam bisa memukau mereka, apalagi jika seluruh ajaran Islam diterapkan secara sempurna (kaffah). Bisa jadi seluruh dunia akan memeluk Islam kecuali pembencinya. 

Baca juga:

0 Comments: