Headlines
Loading...
Oleh. Hanif Eka Meiana 

Rohwana alias Wana (38 tahun), seorang ibu di Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, ditangkap polisi karena terlibat pembunuhan. Perempuan yang kesehariannya bekerja sebagai buruh itu membunuh bayinya sendiri dengan cara menenggelamkan ke ember berisi air setelah dilahirkan. Bayi itu kemudian dibuang ke semak-semak dalam kebun milik warga sekitar. (kumparannews, 24/01/2024).

Kepada polisi, Rohwana mengaku tega membunuh bayinya itu karena tidak menginginkan kelahirannya. Alasannya, karena tidak cukup biaya untuk membesarkan. Rohwana memiliki suami yang bekerja sebagai buruh. "Ibu ini ada dua anaknya, semua sudah besar. Dan anak ketiga ini (korban) dibunuh karena alasannya faktor ekonomi. Dia tidak kehendaki anak itu," ujar Deki. (kumparannews, 24/01/2024).

Astaghfirullahal 'adziim. Betapa tega seorang ibu yang membunuh buah hatinya sendiri. Kian hari kian marak pembunuhan anak yang dilakukan baik itu salah satu dari orangtua si anak atau bahkan keduanya hanya karena alasan ekonomi. Sungguh telah hilang nalar keibuan yang ada pada muslimah kini.

Tingginya beban kebutuhan hidup yang harus dihadapi berdampak pada matinya fitrah keibuan. Gaya hidup yang serba bebas, mewah dan mahal mendorong seseorang menjadi gelap mata hingga mengorbankan anak kandungnya sendiri. Sungguh ironi disaat negeri ini mayoritas penduduknya muslim tetapi tidak mengindahkan aturan agama dan kemuliaan Islam dalam menjaga generasi. 

Padahal Rasulullah saw bangga pada banyaknya umatnya. Rasulullah SAW bersabda, “Nikahilah wanita yang pengasih dan punya banyak keturunan karena aku sangat berbangga karena sebab kalian dengan banyaknya pengikutku.” (HR. Abu Daud, no. 2050; An-Nasa’i, no. 3229). Kita pun telah mengetahui bahwa setiap anak yang dilahirkan ke dunia sudah Allah Swt jamin rizqinya. Belum lagi pembunuhan didalam Islam merupakan perbuatan keji yang mendatangkan dosa.

Apa yang mendorong seorang ibu hingga tega membunuh darah dagingnya sendiri? Tentu ada banyak faktor, diantaranya yakni lemahnya iman dalam diri setiap individu muslim, ketahanan keluarga yang rapuh, masyarakat yang apatis dan tidak tanggap terhadap kondisi di sekelilingnya, lapangan pekerjaan yang kurang, pemikiran sekuler yang berkembang di masyarakat, negara yang berlepas tangan dari mengurusi umat, ekonomi liberal yang menjadikan masyarakat terpuruk dari segi ekonomi, dan aturan hukum buatan manusia yang penerapannya menimbulkan berbagai kerusakan pada setiap sendi kehidupan.

Semua ini akibat diterapkannya sistem kapitalisme sekuler. Sistem ini secara faktanya mampu menghancurkan kehidupan di masyarakat. Dapat kita lihat saat ini kerusakan pada umat kian parah, baik dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, hukum, politik maupun sosial. Pemikiran sekuler liberal membawa masyarakat pada pandangan yang salah tentang kebahagiaan dan kesuksesan. Semua hanya dilihat dari materi, juga membentuk manusia menjadi individu yang cinta dunia dan takut mati.

Apa yang terjadi pada Rohmawa, adalah satu diantara banyaknya ibu yang depresi akibat tuntutan kehidupan yang sulit dalam sistem kapitalisme. Maka masihkah kita betah hidup dalam kubangan sistem kapitalisme sekuler? Masihkah kita sanggup melihat rohwana-rohwana lainnya yang tega membunuh anaknya sendiri? Lalu adakah sistem lain yang mampu menjauhkan kita dari kehidupan yang pelik?

Islam rahmatan lil alamin

Jauh sebelum kapitalisme diterapkan, pernah ada sistem gemilang yang mampu bertahan hingga 13 abad lamanya. Sistem tersebut mampu membawa umat pada peradaban emas, pembentukan generasi cemerlang, kualitas kehidupan yang terbaik dan ketakwaan yang tinggi pada seluruh elemen masyarakatnya. Sistem itu tidak lain adalah sistem Islam. 

Penerapan sistem Islam mengharuskan adanya penegakan hukum-hukum Islam pada seluruh aspek kehidupan oleh negara. Dari penegakan aturan ini yang akan mampu membentuk individu-individu yang bertakwa, juga masyarakat yang Islami. Penerapan sistem ekonomi Islam menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar dari masing-masing individu, sehingga tidak akan banyak ditemukan orang-orang yang mendzalimi dirinya maupun keluarganya.

Islam mewajibkan negara menjamin kesejahteraan ibu dan anak melalui berbagai mekanisme, baik jalur nafkah, dukungan masyarakat dan santunan negara. Negara juga akan mendorong kepala keluarga untuk mampu menafkahi keluarganya, baik dengan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, pemberian modal dari baitul mal, maupun pemberian pelatihan-pelatihan kerja. Islam memiliki sistem ekonomi dan politik yang mampu mewujudkan kesejahteraan individu per individu, yang meniscayakan ketersediaan dana untuk mewujudkannya.

Masya Allah, kesempurnaan aturan Islam mampu mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan kebahagiaan pada seluruh elemen masyarakat di dalamnya. Para ibu tidak perlu khawatir akan kesulitan ekonomi, sebab negara akan menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar sehingga ia akan mampu menjalankan perannya mendidik generasi menjadi pribadi yang unggul dan berkontribusi untuk umat dan Islam. Sudah saatnya kita membuang sistem kufur kapitalisme dan mengambil Islam sebagai pedoman kehidupan. In syaa Allah tidak kita temukan lagi kasus-kasus pembunuhan anak oleh ibunya.

Wallahualam.

Baca juga:

0 Comments: