Headlines
Loading...
Kasus DBD Ancam Keselamatan Generasi, Islam Solusi

Kasus DBD Ancam Keselamatan Generasi, Islam Solusi

Oleh. Hanif Eka Meiana

Kasus Demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Cianjur mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan, pada awal 2024 terdapat ratusan warga yang terjangkit DBD. Laporan kasus tersebut berdasarkan data dari beberapa rumah sakit di Kabupaten Cianjur. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur dr Yusman Faizal mengatakan bahwa kasus DBD pada Januari 2024 mengalami peningkatan yang signifikan. (pikiran-rakyat.com, 4/2/2024)

"Dalam sebulan terdapat 219 kasus yang diperoleh oleh Dinkes Cianjur, dari jumlah tersebut dua anak dengan rentang usia 6 sampai 14 tahun meninggal," kata Yusman saat ditemui pada Kamis 1 Februari 2024. Yusman menuturkan peningkatan kasus disebabkan oleh musim hujan, yang menyebabkan banyak genangan air. Dinas Kesehatan mengalami kendala untuk melakukan fogging, karena keterbatasan pembiayaan, alat, dan SDM. Sehingga fogging pun tidak dapat dilakukan secara masif (pikiran-rakyat.com, 4/2/2024)

Peningkatan kasus DBD menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat. Upaya lanjutan kerap dilakukan demi menghadang bertambahnya jumlah penderita. Baik dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, melakukan fogging, melakukan pemberantasan nyamuk secara mandiri seperti menutup saluran air dan menguras genangan air. Namun masih saja ditemukan kasus-kasus DBD hingga menimbulkan korban jiwa. 

Ditengah kecanggihan teknologi abad ini, masih kita jumpai masyarakat yang apatis pada lingkungan dan kebersihan diri. Banyaknya himbauan dan ajakan untuk lebih peduli pada lingkungan dan kesehatan diri kerap kali diacuhkan oleh sebagian masyarakat. Dampaknya muncul berbagai penyakit yang menyerang, salah satunya yakni DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Disamping kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan, kita temukan banyak diantara masyarakat yang tinggal di kawasan kumuh, dekat tempat pembuangan sampah hingga terlantar di jalanan. Apa yang terjadi pada mereka adalah akibat abainya negara dalam mengurusi masyarakatnya. Mahalnya fasilitas kesehatan dan pendidikan turut menjadi faktor minimnya pengetahuan serta taraf berfikir umat terhadap penyakit dan penanganannya.

Dan semua ini bermula dari penerapan sistem yang buruk di masyarakat yang diadopsi oleh negara. Kapitalisme sekuler menjadi sebab abainya negara dalam meriayah umat, rendahnya taraf berfikir baik individu maupun masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya, dan gaya hidup individualis, materialistis, hedonis dan pragmatis yang berkembang merusak pribadi dan jati diri muslim.

Islam Solusi

Dalam Islam, kita diajarkan untuk senantiasa hidup sehat dan bersih. Seperti dalam sebuah hadits, "Kesucian itu adalah setengah dari iman." (HR Muslim). 
Didalamnya kita diajarkan untuk bersuci, membersihkan diri dari segala najis dan hadas. Hal ini betul-betul ditanamkan pada diri setiap muslim sejak dini. 

Penjagaan dari sisi kesehatan dan kebersihan juga dilakukan oleh negara. Pemberian fasilitas kesehatan dan pendidikan yang gratis akan menunjang kepedulian masyarakat terhadap kebersihan dan penghindaran terhadap penyakit. Negara melalui penerapan sistem pendidikan Islam mengajarkan generasi tentang pentingnya pola hidup bersih. Sementara ekonomi Islam yang diterapkan juga akan menjamin kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi. Negara juga tidak luput dari penyediaan rumah yang layak huni serta mengontrol agar lingkungan di masyarakat selalu bersih dan sehat.

Mengutip dari tulisan Yeni Purnamasari, S.T, jika melihat sejarah peradaban Islam, maka terbukti bahwa Islam mampu menjamin kesejahteraan rakyatnya dalam segala bidang, termasuk kesehatan. Pada kurun abad ke 9-10 M, Qusta ibn Luqa, Ar-Razi, Ibn Al-Jazzar dan Al-Masihi membangun sistem pengelolaan sampah perkotaan. Sebelumnya hanya diserahkan pada kesadaran masing-masing individu. Kebersihan kota menjadi salah satu modal sehat selain kesadaran sehat melalui pendidikan.

Selain itu tenaga kesehatan telah teruji kompetensinya. Dokter kekhalifahan menyeleksi setiap tabib agar mereka hanya mengobati sesuai dengan pendidikan atau keahliannya. Mereka harus berperan sebagai konsultan kesehatan. Ini adalah bentuk upaya mencegah penyakit sehingga dalam pengobatan atau penyembuhan lebih mudah ditangani. (Yeni Purnamasari, 'Refleksi Aturan Islam Kaffah: Langkah Terarah Atasi Demam Berdarah', Muslimah Cinta Islam Lampung)

Negara juga membangun rumah sakit di hampir semua kota di seantero Khilafah Islam. Rumah-rumah sakit ini bahkan menjadi favorit orang-orang asing yang ingin mencicipi sedikit kemewahan tanpa biaya, karena seluruh rumah sakit di dalam Khilafah Islam ini bebas biaya (Mediaumat.com, Bukti-bukti Kesejahteraan di Era Khilafah, Lutfi Sarif Hidayat). 

Masya Allah, indahnya bila sistem Islam diterapkan. Akan mampu menjamin kesejahteraan bagi umat. Negara betul-betul berperan menjadi perisai dan pelayan umat. Tak akan ditemukan rumah yang tak layak huni, peningkatan kasus DBD maupun penelantaran terhadap mereka yang sakit. Pemeliharaan kesehatan dan kebersihan menjadi tanggung jawab dan kewajiban bagi negara. 

Oleh karena itu, sudah saatnya kita beralih dari sistem kufur kapitalisme kepada penerapan sistem Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Insyaa Allah kemuliaan umat akan kembali kita raih, dan kejayaan peradaban Islam akan terwujud kembali. Maka, penting bagi kita untuk ngaji Islam kaffah, berjamaah, muhasabah diri dan Istikamah di jalan kebenaran. Mudah-mudahan Allah SWT meridhoi upaya yang kita lakukan hingga tegak hukum Islam di muka bumi. Allahu Akbar.

Waullahualam. 

Baca juga:

0 Comments: