Headlines
Loading...
Oleh. D’Safira

Serem. Di China banyak perampokan mayat. Buat apa ya? ternyata di sana ada tradisi perjodohan arwah. Jika ada orang meninggal dalam keadaan jomblo bakal dicarikan pasangan sama keluarganya di dunia. Pasangannya bisa jomblo hidup atau yang sudah mati.

Aneh memang, terus apa hubungannya dengan perampokan mayat? Nah, dari sinilah muncul ide perampokan mayat untuk dijual ke keluarga yang mencari calon buat pernikahan arwah. Mereka pun mematok harga yang beragam. Jasad dan tulang belulang ini ditaksir bisa mencapai Rp60 juta-Rp200 juta (Padangkita.com, 07/05/2020). Mahalnya bukan main. Lebih mahal lagi jika mayat yang dijual masih fresh.

Memang, meski zaman sudah modern namun masih banyak orang yang percaya pada hal-hal khurafat, diliputi kesyirikan dan kebodohan. Beginilah hidup di zaman kapitalis, kebebasan bergentayangan di tengah-tengah masyarakat. Kebebasan diagung-agungkan baik dalam berakidah maupun dalam bertingkah laku. Terkadang orang juga beragama, namun tidak boleh campur tangan urusan dunia termasuk dalam hal adat istiadat. Jadi adat istiadat melanggar hukum syariat ataupun tidak, tetap dilestarikan dalam sistem ini.

Bak gayung bersambut dalam urusan perampokkan mayat ini. Orang bodoh yang percaya mistis bertemu dengan orang kapitalis yang mata duitan. Semua dijadikan bisnis selama ada yang berminat. Benar-benar bagaikan kunci dengan gembok. Klop banget.

Negara dengan watak kapitalisme pun tidak akan memberantasnya. Karena pemerintah tidak bersifat sebagai ra’in (pengurus) dan junnah (perisai) bagi rakyatnya. Tidak mau tahu jika rakyatnya terselimuti pemikiran-pemikiran sesat.

Hal ini tidak akan terjadi dalam sistem Islam. Dalam sistem Islam setiap muslim paham betul tentang darimana dia berasal? Untuk apa hidup di dunia? Dan akan kemana setelah mati?  Makanya, manusia akan mampu menjalani hidupnya di dunia sesuai dengan apa yang diperintahkan Rabnya. Mereka hidup sesuai dengan misi penciptaan, yaitu untuk beribadah kepada-Nya.

Orang yang meninggal, sudah diambil ruhnya oleh Allah dan sudah lenyap potensi kehidupannya. Mereka akan dibangkitkan dari kubur saat kiamat kelak. Dalam Islam orang yang meninggal memiliki hak untuk dikuburkan dengan layak agar tenang. Digali kuburnya tanpa alasan yang dibenarkan atau disakiti mayatnya saja tidak boleh, apalagi diperjualbelikan.

Masyarakat di dalam Islam pun akan saling amar ma’ruf nahi munkar. Sehingga adat yang aneh tidak akan dilestarikan secara turun temurun. Masyarakat kompak dalam ketaatan. Masyarakat Islam bisa tertata dengan baik karena penguasa benar-benar menjalankan fungsinya sebagai ra’in dan junnah. Negara akan menjaga akidah rakyatnya dengan sempurna. Khilafah Islam akan membentuk rakyatnya berkepribadian Islam dengan sistem pendidikan sejak dini. Wajar jika mereka memiliki benteng kokoh yang menjaga dari perbuatan maksiat.

Khilafah pun akan memberantas praktik-praktik sesat yang ada di masyarakat dan mengajak mereka bertaubat kepada Allah. Ini mirip dengan penghapusan kebiasaan orang Mesir yang menjadikan anak gadis mereka sebagai tumbal ke Sungai Nil pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Bahkan khalifah bakal mewujudkan tujuan menjadi negara adi daya yang tinggi taraf pemikirannya dan terdepan dalam segala hal.

Baca juga:

0 Comments: