Headlines
Loading...
Oleh. Ratty S. Leman 

‘Influencer’ adalah sebutan yang sering digunakan untuk orang yang memiliki banyak pengikut, khususnya di media sosial. Sekarang ini ‘influencer’ sudah menjadi sebuah pekerjaan apalagi dengan berbagai tren dan fenomena baru di dunia digital.

‘Influencer’ nomor wahid di dunia ini adalah Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Beliau tidak punya sosial media berupa Facebook, Instagram, Twiter, Youtube, Blog, Website seperti kita-kita saat ini. Namun pengikutnya jika dihitung begitu banyaknya. Dari sejak beliau berdakwah hingga hari ini.

Di antara seluruh Nabi, beliaulah umatnya yang paling banyak karena beliau Nabi terakhir yang diamanahi tugas untuk seluruh manusia sejak diberi wahyu hingga akhir zaman. Tugas beliau tidak dibatasi tempat, waktu, dan kaum tertentu 
Jika Nabi Daud diutus khusus untuk kaum Bani Israil di waktu tertentu dan tempat tertentu dengan kitab Zaburnya. Nabi Musa diutus khusus untuk kaum Bani Israil di waktu tertentu dan tempat tertentu dengan kitab Tauratnya. Nabi. Nabi Isa diutus untuk kaum Nasrani di waktu tertentu dan tempat tertentu. Maka Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam diberi keistimewaan. Ajarannya untuk seluruh umat hingga akhir zaman. Maka wajar bila beliau mempunyai pengikut yang paling banyak. Rasulullah akan berbangga di hadapan Nabi yang lain karena umatnya yang banyak. 

Rasulullah adalah seorang ‘influencer’. Maka sebagai umatnya kita juga seharusnya mengikuti suri teladan beliau. Jadilah ‘influencer’ yang mempunyai pengaruh dan pengikut yang banyak. Untuk apa? Untuk berdakwah, menyebarkan ide Islam yang sangat indah yang telah Allah tugaskan kepada kita semua. 

Tugas dakwah adalah tugas setiap individu muslim tanpa terkecuali. Jika kita meninggalkan tugas dakwah ini maka kita berdosa. Dalilnya ada di dalam Al-Qur'an di antaranya sebagai berikut :

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung." (QS Al-Imran 104).

ادْعُ إِلَىٰ رَبِّكَ ۖ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

"Dan serulah mereka ke (jalan) Rabbmu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Rabb.” (QS Al-Qashash 87).

Tak maukah kita menjadi orang-orang yang beruntung? Orang yang menyeru kepada Allah? Tentu saja kita mau. Maka dari itu maka marilah kita ikut berdakwah. Dakwah bukan pekerjaan Nabi, Sahabat, Tabi'in, Tabiut Tabi'in, ulama, ustaz, kyai saja. Tapi kewajiban dakwah ini melekat kepada setiap individu meskipun cuma bisa menyampaikan walau 1 ayat seperti pesan Nabi, "Sampaikanlah dariku meskipun hanya satu ayat.” (HR. Tirmidzi)

Tak usah takut dan ragu. Anak-anak di Palestina telah berani berdakwah kepada kita, seperti terlihat dalam video-video mereka. Ibu-ibunya pun tak kalah giat berdakwah. Apalagi bapak-bapaknya sebagai garda terdepan penjaga Baitul Maqdis. 

Bang Onim dan Bang Muhammad Husein juga telah memberikan contoh kepada kita untuk menjadi ‘influencer’ yang baik dan benar saat ini. Beliau-beliau ini mengajak kita untuk memahami kondisi yang sesungguhnya di Gaza, memberikan informasi yang benar, dan meluruskan berita-berita bohong. 

Lalu bagaimana dengan kita? Tak mau berdakwah? Tak mau menjadi ‘influencer’ yang pahalanya akan terus mengalir meskipun kita sudah tidak ada di dunia ini? Semua pilihan ada pada kita. Mau berdakwah atau tidak. Mau menjalankan kewajiban atau mengingkari. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: