Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Irul

اِÙ†َّÙ…َا الْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ُÙˆْÙ†َ اِØ®ْÙˆَØ©ٌ ...

"Sesungguhnya kaum mukmin itu bersaudara ....” (TQS. Al-Hujurat: 10)

Ayat ini begitu menghentak dada dan mengguncang jiwa. Rasa persaudaraan itu kini telah tercabik-cabik. Buktinya? Tatkala saudara-saudara kita, muslim masih tertindas, teraniaya, terusir, dan terbunuh. Mereka juga kehilangan harta benda, rumah, keluarga, dan bahkan nyawa. Namun kaum muslim kebanyakan tak mau peduli. Mereka merasa, bukan urusannya, sebab tempatnya yang jauh di sana.

Contohnya saudara kita yang hingga kini masih terusir, tertindas, teraniaya, dan terus dibombardir serta terjajah adalah Palestina.
Korban syahid telah mencapai kurang lebih 28.000 jiwa, innalillahi.

Sebagai bagian dari kaum muslim, yang  menyaksikan hal itu, harusnya tidak tinggal diam, kita harus melakukan sesuatu, untuk menolong saudara kita tersebut. Pasalnya
Rasulullah saw. bersabda, “Orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuhnya ikut merasakan tidak bisa tidur dan panas (turut merasakan sakitnya).” (Shahih Muslim 4685)

Oleh sebab itu, tidak ada kata lain selain kita harus membela saudara-saudara kita, kaum muslim. Dengan cara apa kita membelanya?

Tentu cara yang paling efektif adalah mengusir penjajah atau mengalahkan mereka. Misalnya yang terjadi di Palestina. Untuk bisa menyelamatkan saudara kita ini, tentu dengan cara mengalahkan zi0nis Isr4el. Lantas dengan cara apa kita mengalahkan zi0nis laknatullah tersebut?

Caranya hanya satu, yakni umat Islam harus bersatu. Bersatu dalam satu kepemimpinan di seluruh dunia. Pemimpin inilah yang nanti akan mengerahkan kekuatan militer kaum muslim seluruh dunia untuk mengusir zi0nis Isr4el laknatullah. Dengan hadirnya pemimpin yang menyatukan seluruh umat ini, maka ‘nation state’ yang menyekat dan memecah negeri-negeri muslim sedunia ini akan terhapus. 

‘Nation state’ tersebut dimunculkan secara masif di dunia Islam oleh Mustofa Kemal Attarturk laknatullah, sejak tahun 1924 M. Pada saat itu, tepatnya pada tanggal 28 Rajab 1342 H, laknatullah tersebut memporak-porandakan persatuan kaum muslim di seluruh dunia dengan meluluh-lantakkan institusi negara Khil4fah, Turki Utsmani.

Sejak saat itu umat Islam tak lagi memiliki perasaan saling membela dan menolong apalagi ikut merasakan penderitaan saudaranya sebagaimana yang telah diajarkan Allah dan Rasul-Nya. Mereka sibuk mengurusi negerinya masing-masing, tak sempat lagi menolong saudara lainnya.

Sabda Rasulullah saw. tak lagi diindahkan oleh kebanyakan kaum muslim. Mereka lebih menggenggam doktrinnya laknatullah, Mustafa Kemal Attarturk. Miris!

‘Nation state’ berhasil memporak-porandakan kesatuan kaum muslim seluruh dunia saat ini. Inilah PR kita semua! Menyadarkan kembali akan pentingnya persatuan umat. Agar kaum muslim kembali berjaya sebagaimana dulu pernah memimpin hampir 2/3 dunia dalam kurun waktu yang tidak sebentar, yakni selama 1.300 tahun. Masyaallah.

Saat ini kaum muslim telah mengalami hidup tanpa pemimpin sedunia/Kh4lifah, selama kurang lebih 102 tahun, waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, kini saatnya kita mesti mengajak umat Islam agar kembali mewujudkannya. Kita harus punya asa untuk membangun kembali peradaban dunia dengan metode dari sang Nabi Mulia, Muhammad saw.. Hanya dengan cara inilah, maka saudara kita yang terjajah dan terzalimi akan terbebas.

Kaum muslim juga harus memiliki keyakinan bahwa Allah akan mewujudkan janji-Nya, sebagaimana firman-Nya:
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai.” (QS. An-Nur: 55)

Dari janji tersebut, masihkah umat Islam tidak percaya? Siapakah yang lebih bisa dipercaya, selain Allah?
Masihkah terbius dan berharap pada janji manusia yang lemah dan terbatas?

Rasulullah saw. juga telah memberikan kabar gembiranya melalui sabda beliau, "Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Dia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa kekhilafahan ‘ala Minhaajin Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Dan Allah menghapusnya jika Dia berkehendak menghapusnya.
Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang zalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Dia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khil4fah ‘ala Minhaajin Nubuwwah (Khil4fah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, Beliau diam." (HR. Imam Ahmad)

Ketika Allah dan Rasul-Nya telah memberikan janji-janji seperti di atas, pantaskah jika kaum muslim itu tidak percaya dengan itu semua? Tak ada pilihan bagi kita kaum muslim selain percaya secara sempurna tanpa syarat. Percaya janji-Nya tanpa tapi. Allahu Akbar!

Wallahualam bissawab. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: