Headlines
Loading...
Oleh. Noviana Irawaty 

“Ya ampun Entong, bangun napaa! Elu bagaimana sih, udah emak bangunin bolak-balik, molor lagi ... molor lagi. Banguun ... salat dulu.” teriak Emak memecah keheningan di pagi hari.

“Elu tu ye, bener-bener persis Babelu, doyan banget ngorok. Ntar rezekilu dipatok ayam, baru nyaho.”

Subhanallah, sekilas fragmen keluarga muslim abangan di tengah hiruk pikuk dunia. Nyata terjadi di tengah masyarakat. Orang tua berharap punya anak saleh, baik, dan penurut. Namun gagal di prosesnya. Ketiadaan visi misi, target dan langkah menjadi faktor penyebab. 

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Sebelas dua belas. Ibarat menatap diri di cermin, anak refleksi sempurna kedua orang tua. Kiranya pepatah ini benar adanya. Artinya, anak akan menyerap dan menduplikasi sifat, karakter, kepribadian, dan perilaku orang tuanya. Bagai cermin yang memantulkan bayangan, walau ini tak mutlak terjadi, namun sedikit atau banyak orang tua akan mewariskan kebaikan atau keburukannya kepada anak. Jadi, Kamu pilih yang mana?

Ingin punya anak salih dan salihah? Jadilah orang tua salih dan salihah. Ingin punya anak penurut dan berakhlak mulia? Ajari anak-anak ilmu agama. Beri contoh dan jadilah teladan yang baik. Jadikan Rasulullah uswatun hasanah bagi keluarga. Bacakan kisah hidup Beliau saw. beserta keluarga dan para sahabatnya.

Mari kita simak doa orang tua salih untuk anak cucunya di dalam QS. Ibrahim ayat 41 yang artinya:
Ya Tuhanku, jadikankanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”

Dan doa anak salih untuk kedua orang tuanya pada QS. Ibrahim ayat 42:
Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu-bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat).”

Indah bukan?
Orang tua dan anak yang sama-sama salih saling mendoakan. Insyaallah kelak berkumpul juga di dalam surga. Tetapi, tentunya hal ini tidak serta-merta terjadi, bimsalabim ... abrakadabra. Persiapan matang sudah harus dilakukan sejak sebelum kedua orang tua naik pelaminan. Mau dibawa ke mana bahtera rumah tangga. Apa yang harus dilakukan saat menyiapkan kehamilan, semasa hamil, dan pascamelahirkan. 

Lantas bagaimana yang sudah kadung ada ‘permasalahan’ seperti keluarga di atas? Jangan takut, jangan risau. Selalu ada tempat kembali. Jemput hidayah Allah selagi napas di kandung badan. 

Mengawali sesuatu yang berbeda, baru, bertolak belakang itu pasti menyakitkan dan sangat berat. Namun yakinlah akan pertolongan Allah. Jika kebaikan telah dimulai, bismillah Allah mudahkan proses berikutnya. Carilah komunitas yang menjadikan akidah Islam sebagai asasnya, niscaya dia akan membantumu melewati masa sulit penuh kerikil dunia. Hingga anak sebagai cerminmu adalah buah iman dan takwa, aamiin

Baca juga:

0 Comments: