Headlines
Loading...
Oleh. Ratty S Leman 

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
وَلِلّٰهِ  مَا  فِى  السَّمٰوٰتِ  وَمَا  فِى  الْاَ رْضِ   ۗ وَلَـقَدْ  وَصَّيْنَا  الَّذِيْنَ  اُوْتُوا  الْكِتٰبَ  مِنْ  قَبْلِكُمْ  وَاِ يَّا كُمْ  اَنِ  اتَّقُوا  اللّٰهَ   ۗ وَاِ نْ  تَكْفُرُوْا  فَاِ نَّ  لِلّٰهِ  مَا  فِى  السَّمٰوٰتِ  وَمَا  فِى  الْاَ رْضِ   ۗ وَكَا نَ  اللّٰهُ  غَنِيًّا  حَمِيْدًا

Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang yang diberi kitab suci sebelum kamu dan (juga) kepadamu agar bertakwa kepada Allah. Tetapi jika kamu ingkar, maka (ketahuilah), milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di Bumi dan Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.” (QS. An-Nisa 131).

Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di Bumi. Puluhan kali pernyataan milik Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, mengingatkan kepada kita bahwa kita kecil, tidak ada apa-apanya, dan tidak perlu merasa hebat atau sombong. Tidak ada yang bisa kita sombongkan, sebab semua hanya titipan Allah semata. 

Palestina dan Gaza adalah pelajaran berharga bagi kita. Rumah dibom hancur lebur, harta tak ada yang tersisa, keluarga sakit bahkan syahid, tak punya apa-apa selain pakaian yang sekedar melekat di badan. Semua hanya titipan Allah. Penduduk Palestina menyakini hal itu sehingga meski musibah yang menimpa, lisan mereka tetap basah mengucap syukur kehadirat Allah. Alhamdulillah alla kulli hal, segala puji bagi Allah atas semua keadaan yang baik dan yang buruk. Mereka tetap berbaik sangka kepada Allah. Jika diambilnya titipan itu artinya Allah akan memberikan yang lebih baik lagi di kemudian  hari. 

Rumah dan harta di dunia cuma sekedar titipan. Jika Sang Pemilik memintanya kembali kita wajib mengikhlaskan. Tak mungkin yang sudah diambil dengan seizin-Nya tak diganti dengan yang lebih baik lagi. Itulah keyakinan iman yang seharusnya tertanam di setiap jiwa kaum muslimin. 
Kita banyak belajar dari Palestina tentang masalah kehilangan dunia. Berapa banyak orangtua yang kehilangan anaknya. Berapa banyak anak yang kehilangan orangtuanya. Berapa banyak keluarga, teman, dan saudara yang syahid akibat perang ini. 

Namun DNA pejuang lekat di dada mereka. Kata mereka, keluarga mereka syahid maka harus ikhlas dengan ketetapan Allah ini. Berbahagialah kita karena seseorang yang syahid akan membawa 70 anggota keluarganya ke surga bersama-sama. Kita saksikan di media sosial, video seorang perawat yang sangat bahagia suaminya syahid. Tidak ada air mata penyesalan justru kegembiraan karena dipilih Allah untuk syahid.

Tidak hanya penduduk Palestina saja yang diuji, kita yang berada di negeri yang jauh dari Palestina pun diuji. Ujian berupa keikhlasan kita berdoa, berdonasi, melakukan aksi, berdakwah baik lisan atau tulisan agar para pemimpin mau melaksanakan aksi nyata terhadap Palestina. Mengingatkan para pemimpin negeri bahwa jabatan, kedudukan, kekayaan yang selama ini diamanahkan kepada kita hanyalah sebuah titipan. Titipan harus dikembalikan kepada pemilik-Nya, jika Sang Pemilik menghendaki harus kembali. Jangan sampai terlena dan lalai dengan dunia. Dunia hanya sarana untuk menggapai akhirat yang kekal abadi. Jangan sampai titipan di dunia ini justru menjadi tujuan dan tak mau melepas titipan itu. Mau tidak mau, suka tidak suka, titipan itu akan diambil baik dengan cara halus maupun cara kasar. Tergantung bagaimana kita menyimpan titipan itu, di hati terdalam atau sekedarnya saja. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: