Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Khoirul 

"Muda hura-hura, tua kaya raya, mati masuk surga." 

Slogan andalan yang menjerat hidup remaja untuk berfikir pendek atau selalu mengambil jalan pintas dalam setiap tindakan.
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh JMS (18), remaja asal kelurahan Banaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri ini nekat melakukan pembobolan mesin ATM Bank Jatim dengan mencongkel pintu brangkas serta merusaknya, dan menarik keluar, namun tidak berhasil. Dihari yang sama juga JMS melakukan pencurian ditoko yang menjual vapor/ rokok elektrik dengan cara mencongkel pintu toko dan berhasil membawa kabur barang dagangan (vapor) pada rabu 22-2-2024 (suarasurabaya.com).

Seperti tak habis pikir kita saksikan tingkah laku remaja saat ini. Demi memenuhi hasrat ingin kaya mereka berani melakukan tindak kriminal yang terhitung berat.
Bagaimana sampai mereka bisa berbuat demikian, tidakkah ada yang berusaha mencegah perbuatannya? Tidakkah ada rasa takut sedikitpun akan akibat yang ditimbulkannya? 
Mungkin itu sederet pertanyaan yang muncul dibenak kita ketika mendapat kabar tersebut.

Tidak dipungkiri kondisi remaja hari ini sangat jauh dari ketakwaan kepada Sang pencipta hidup yaitu Allah Swt, sementara setiap hari mereka disuguhkan oleh tayangan-tayangan  media yang menjanjikan kenikmatan dunia, dari mulai makanan, pakaian, permainan/game, kendaraan sampai tempat tinggal, dengan tampilan yang sangat menggiurkan.

Bagi mereka-mereka yang tak kuat iman, pasti akan mudah tergiur dengan iming-iming demikian. Nah jika keinginan tidak sebanding dengan kemampuan, maka mereka akan menempuh jalan pintas dengan berbagai cara asal uang didapat kenikmatan bisa dirasakan begitulah kira-kira cara berfikirnya. Remaja semacam ini yang mudah dipengaruhi oleh tipu daya setan. Kondisi tersebut terjadi karena imbas diterapkannya sistem sekuler-kapitalis, dimana sistem tersebut memberikan ruang kebebasan pada setiap individu dalam menentukan sikapnya maupun menentukan aqidahnya, sehingga tak hayal jika sepanjang satu abad sistem kapitalis ini diterapkan banyak remaja yang terjebak dalam memperturutkan hawa nafsu semata maka dengan mudahnya setan menjerumuskan mereka dalam perbuatan maksiat.

Sebagaimana disebutkan dalam surah al-A’raf ayat 16-17 Allah Swt berfirman:

قَالَ فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَۙ (١٦) ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ (١٧)

Artinya: (Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.

Dari secuil fakta ini menunjukkan bahwa sistem sekuler-kapitalis telah gagal membentuk remaja menjadi sosok yang memiliki kepribadian tangguh dan unggul.

Akan berbeda hasilnya jika sistem yang diterapkan dinegeri ini adalah sistem dari sang maha pencipta yaitu sistem Islam.
Dimana akidah Islam menjadi landasan bagi ketakwaan individu, masyarakat dan negara.
Bagi remaja yang bertakwa dia akan mengisi hari-harinya dengan sesuatu yang bermanfaat, seperti bersungguh-sungguh mendalami tsaqofah Islam maupun ilmu-ilmu  keduniaan seperti, ilmu kedokteran, ilmu pertanian dan lain sebagainya. Remaja yang bertakwa pasti akan menggunakan tenaganya yang masih prima, pikirannya yang masih encer pasti akan digunakan secara maksimal demi ketaatannya pada Allah Swt.

Jika para remaja melakukan tindakan yang tidak dibenarkan oleh Islam, maka ada masyarakat yang saling mengingatkan, sementara jika pelanggaran tetap terjadi maka ada negara yamg menerapkan sanksi.
Dan sanksi dalam sistem Islam memiliki dua fungsi yakni sebagai penebus dosa dan memberikan efek jera bagi pelaku pelanggaran.

Negara akan membatasi tayangan-tayangan media yang beredar, tayangan yang bisa merangsang para remaja berbuat maksiat akan diblokir dan diberikan sanksi bagi para pembuat dan pengedar tayangan maksiat tersebut.

Insyaallah jika ketiga komponen tersebut yakni individu yang bertakwa, masyarakat yang melakukan amar makruf nahi mungkar serta negara yang menerapkan aturan Islam secara keseluruhan maka akan dengan mudah generasi terjaga keimananya dan terjaga dari melakukan tindak maksiat.

Wallahualam bissawwab

Baca juga:

0 Comments: