Headlines
Loading...
Kapitalisme Cetak Generasi Lemah, Islam Wujudkan Generasi Mujahid

Kapitalisme Cetak Generasi Lemah, Islam Wujudkan Generasi Mujahid

Oleh. Mimin Rosmini

Gadis 13 tahun asal Magetan memilih mengurung diri di rumah selama 6 bulan terakhir. Remaja yang seharusnya belajar di kelas VII SMP itu tak mau sekolah. Dia trauma dibully temannya karena tak memiliki HP bagus (beritajatim.com, 31/01/2024).

Generasi muda kini, sudah teracuni kehidupan hedon. Posisi kemuliaan seseorang hanya diukur dari materi yang dimiliki. Hingga gampang merasa rendah diri, daya juang lemah dan akhirnya menyerah. Kapitalisme telah menyeret generasi pada kerendahan berpikir dan tak memahami arti hidup sebenarnya. Jangankan untuk menjadi seorang mujahid, mengokohkan diri sendiri saja tak mampu mereka lakukan.

Berbeda dengan Islam, kemuliaan mujahid di sisi Allah tak diragukan lagi. Kedudukan istimewa ini menjadi hal yang senantiasa dikejar oleh para sahabat dan pejuang Islam.
Namun, di tengah cengkraman ideologi kapitalisme-sekulerisme serta massifnya gempuran moderasi beragama menanamkan jihad adalah bukan perkara yang mudah. Generasi sekarang banyak disibukkan dengan perbuatan sia-sia dan kemaksiatan yang menjerumuskan. Keinginan mereka pun sebatas meraih kenikmatan duniawi semata. Menjadi mujahid bukanlah cita-cita yang ada dalam benak mereka.

Dalam sistem yang rusak ini, umat harus bersusah payah melawan arus kehidupan. Berusaha sendiri menanamkan prinsip hidup seorang muslim. Hidup di dunia hanyalah dalam rangka ibadah kepada Allah Swt. sebagaimana yang termaktub dalam QS Al-An’am[6]:162. Demikian pula perlu menanamkan pemahaman bahwa jihad adalah salah satu ibadah yang diwajibkan (QS. Al-Hajj : 78).

Menanamkan pemahaman bahwa kematian itu pasti juga sangat diperlukan dalam membentuk generasi yang rela berkorban hanya untuk Allah. Sebagaimana yang tercantum dalam QS. Ali-Imron (3) ayat 14, ”Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.” Terlebih jika kematian itu di medan jihad, maka Allah berikan banyak keutamaan pada diri mereka.

Generasi saat ini juga perlu dijelaskan tentang realitas kehidupan yang sedang terjadi. Mereka harus sadar kezaliman terjadi di berbagai lini. Perampasan hak umat semakin lama semakin gencar. Demikian pula dengan penyesatan dan pelecehan terhadap ajaran Islam slam kian nyata. Narasi-narasi busuk yang mendeskriditkan dan memalingkan makna jihad juga harus massif dilawan. Fikih jihad juga penting senantiasa didekatkan pada generasi, setelah mereka dijauhkan dari masalah ini.

Dalam membentuk pribadi kokoh dan rindu jihad, dalam kehidupan berkeluarga, perlu ada contoh nyata dari para orang tua. Orang tua harus memberikan keteladanan bahwa mereka siap untuk memenuhi panggilan suci membela agama Allah Swt. Berani berada di garda terdepan barisan perjuangan. Ini ditunjukkan oleh keluarga seorang sahabat Nabi saw., yaitu Khaitsamah dan putranya, Saad bin Khaitsamah. Pergi ke medan perang menjadi rebutan bagi ayah dan anaknya. Keduanya pun mendapatkan syahid, Saad gugur di medan Badar, adapun Khaitsamah wafat di pertempuran Uhud.

Keluaga muslim juga harus menggelorakan semangat jihad dengan untaian doa. Salah satu doa yang penting adalah permohonan yang dipanjatkan oleh Umar bin Khatab ra, yang artinya, “Ya Allah berikanlah aku anugerah mati syahid di jalan-Mu, dan jadikanlah kematianku di negeri Rasul-Mu Shalallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Al-Bukhari).

Demikian pula kalimat motivasi yang punya daya dorong kuat seperti rangkaian kata indah dari Khansa binti Amru kepada keempat putranya jelang Perang Qadisiyah. “Jika kalian telah melihat perang, singsingkanlah lengan baju dan berangkatlah. Majulah paling depan, niscaya kalian akan mendapatkan pahala di akhirat, negeri keabadian. Sungguh tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Inilah kebenaran sejati. Karena itu berperanglah dan bertempurlah sampai mati. Wahai anakku, carilah maut niscaya kalian dianugerahi hidup.”

Tentu saja upaya ini semua tidak akan sempurna tanpa sistem Islam. Untuk mencetak dan mewujudkan generasi mujahid secara riil, maka satu-satunya hanya bisa diraih atau terwujud dengan sistem Islam yaitu menerapkan syariat Islam secara menyeluruh. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: