Headlines
Loading...
Oleh. Adinda Khoirunnisa' (Aktifis Muslimah)

Saat ini Indonesia tengah menghadapi masalah kesehatan masyarakat yang cukup mengkhawatirkan, yakni angka pengidap penyakit TB yang terus meningkat. Prof Dr dr Erlina Burhan, SpP(K), M.Sc dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) menyampaikan bahwa penyakit TB merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan data yang dirilis oleh WHO Global TB Report, ada 834.000 insiden (kasus baru) di Indonesia pada 2010 yang meningkat menjadi 842.000 di tahun 2019 dan puncaknya mencapai 1.060.000 kasus pada 2022. (republika.co.id/17/2/2024)

Kepedulian kita terhadap sesama sangatlah penting. Sebagai makhluk sosial, manusia tentu terus melakukan interaksi di tengah-tangah masyarakat. Mereka akan berupaya bersama untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, kondisi bermasyarakat tidak akan nyaman ketika satu di antaranya berpotensi menularkan penyakit. Tentu akan ada   tindakan dan jarak sebagai upaya melindungi diri. Pasien TB seringkali menghadapi stigma, diskriminasi, hingga kehilangan kesempatan untuk belajar, bekerja, dan bermasyarakat. Tentu hal ini merupakan masalah yang harus segera diselesaikan. 

Dalam upaya eliminasi TBC dibutuhkan solusi terbaik. Kita musti jeli melihat akar persoalan yang menjadi penyebab muncul dan menularnya penyakit tersebut. Faktor yang berpengaruh terhadap penularan penyakit TBC, di antaranya adalah kemiskinan dengan segala dampaknya (rumah tidak sehat, gizi buruk), hygiene dan sanitasi termasuk kemampuan pengadaan riset metode pengobatan dan pencegahan yang efektif. 

Tidak bisa dipungkiri bahwa Kemiskinan yang melanda negeri ini menjadikan masyarakat kesulitan untuk memenuhi sandang, pangan dan papan yang layak. Akibatnya penyakit mudah sekali menjangkiti masyarakat. Kemampuan masyarakat untuk memenuhi tempat tinggal yang layak cukup memprihatinkan. Banyak diantara mereka yang tinggal di rumah kumuh.  Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 7,94% rumah tangga di Indonesia yang menempati rumah kumuh pada 2023. Ini artinya 8 dari 100 rumah tangga di Tanah Air yang tinggal di rumah kumuh sepanjang tahun lalu. Dari sini tampak bahwa masalah kesehatan perlu penanganan yang menyeluruh meliputi segala aspek. Sehingga diperlukan peran negara dalam menyelesaikannya. (katadata.co.id/13/2/2024)

Dalam Islam terdapat mekanisme dalam mewujudkan masyarakat yang sehat, termasuk eliminasi TBC. Sistem Pemerintahan Islam akan berfikir serius dalam mengupayakan pencegahan dan eliminasi TBC secara komprehensif dan efektif. Negara menjamin kesejahteraan rakyat termasuk penyediaan rumah sehat bagi rakyat karena merupakan kewajiban dari Allah Swt. Kebutuhan ekonomi yang bersifat pokok bagi umat akan menjadi tanggung jawab negara. Sebagaimana rosulullah pernah contohkan bahwa beliau memberikan kapak kepada seseorang agar ia bekerja hingga bisa memenuhi kebutuhannya. Seorang kepala keluarga sebagai pencari nafkah akan didorong untuk menjalankan kewajibannya dan diberi akses kemudahan dalam mencukupi perekonomian keluarganya. Misalnya,  negara akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya sehingga kebutuhan pokok seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan bisa terpenuhi. 

Adapun yang perlu dilakukan terkait dengan pencegahan penyakit menular, maka Nabi saw bersabda: “Jika suatu wabah penyakit terjadi di suatu wilayah maka janganlah keluar dari wilayah itu, dan jika kalian berada di luar wilayah itu maka janganlah kalian memasukinya.”
Itulah metode yang dianjurkan oleh Islam dalam menjalani pengobatan, perawatan, dan pencegahan dari penyakit menular. Seorang pasien yang terinfeksi TBC dianjurkan agar tidak duduk-duduk dengan orang yang sehat. Dalam riwayat lain diceritakan bahwa ketika seekor unta terkena penyakit kudis, jika bersenggolan dengan unta lainnya akan ikut tertular, maksudnya air yang diminum dalam satu tempat akan berpotensi menularkan unta lainnya secara langsung. Karena itu, Rasulullah pernah melarang orang yang sakit berdekatan dengan orang yang sehat, karena kekhawatiran penularan yang akan terjadi pada yang sehat.

Tentu kondisi ini harus diiringi dengan pelayanan kesehatan yang optimal dari negara. Negara wajib mengupayakan berbagai cara agar mampu mencegah dan memberantas penyakit TBC, termasuk mendukung riset untuk menemukan pencegahan dan pengobatan yang efektif. Masyarakat juga akan diedukasi tentang bahaya penyakit dan upaya mencegahnya. Hanya sistem Islam Pemerintah islam yakni khilafahlah yang mampu mewujudkan jaminan kesehatan dan perekonomian bagi masyarakat. Karena Islam adalah agama yang sempurna diturunkan untuk umat manusia sebagai jawaban bagi persoalan seluruh umat. Syariat islam bersumber dari Al Khalik yang mengetahui baik dan buruk untuk manusia. Wallahu’alam bi showab. 

Baca juga:

0 Comments: