Headlines
Loading...
Mengapa Kejahatan Meningkat Saat Ramadan?

Mengapa Kejahatan Meningkat Saat Ramadan?

 

Oleh. Isturia

Ramadan seharusnya menjadi momen meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt., bukan kejahatan yang meningkat. Menurut Bambang Rukminto ketika dihubungi pada Kamis (27/3), peningkatan kejahatan di bulan Ramadan disebabkan kebutuhan di masyarakat meningkat tinggi. Kebutuhan sehari-hari meningkat, pengeluaran bertambah, tetapi penghasilan tidak meningkat, sehingga masyarakat mencari jalan ninja untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan jelang lebaran dengan aksi kejahatan (Media Indonesia, 27/3/2024).

Polresta Bogor menyatakan bahwa selama tiga pekan terakhir berhasil mengungkap tiga kasus kejahatan pencurian yang terjadi di wilayahnya. Pertama, kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Jalan Warung Bandrek, Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, pada Jumat (23/2) lalu. Kedua, di hari yang sama kejadian pencurian terjadi di halaman parkir kosan Dadeng Jalan Malabar Ujung, Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Ketiga, kasus pencurian yang berhasil diungkap yakni pencurian bermotor di Jalan Cibadak, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, pada Sabtu, 24/2/2024 (Radar Bogor, 14/3/2024).

Begitulah fakta Ramadan saat ini. Hari-hari yang harusnya diisi dengan ketaatan, tetapi ini dipenuhi dengan kejahatan. 

Apa Penyebabnya? 

Tidak ada asap kalau tidak ada api. Faktor ekonomilah penyebab angka kejahatan naik di bulan Ramadan. Harga kebutuhan meningkat di bulan Ramadan dibanding bulan-bulan sebelumnya, sedangkan penghasilan tetap. Belum lagi biaya yang lain juga ikut naik, termasuk biaya mudik. Kebanyakan penghasilan warga di bawah UMR. Untuk keseharian saja tidak cukup. Apalagi banyak pabrik yang melakukan PHK agar tidak memberi THR kepada pekerjanya. Kondisi inilah yang memicu orang-orang melakukan kejahatan. 

Sudah menjadi kebiasaan jika mendekati dan saat Ramadan harga-harga kebutuhan pokok naik. Salah satu faktor terbesarnya adalah para pedagang besar yang curang dengan permainan harga dan penimbunan. Praktik kartel, monopoli, maupun oligopoli, menjadikan harga bisa dipermainkan sesuai kehendak mereka. Akibatnya keuntungan mereka melimpah, sedangkan petani dan konsumen harus menelan kerugian yang sangat besar.

Pemerintah lemah menghadapi para pengusaha besar yang mempermainkan harga pasar. Ada juga pejabat yang terlibat demi keuntungan sehingga kecurangan ini sulit diberantas. Sistem pemerintahan kapitalistik memang menyerahkan seluruh urusan rakyat pada individu/swasta. Meningkatnya kriminalitas dipicu oleh  kemiskinan dan ketimpangan makin tinggi. Sanksi peradilan hari ini tidak menakutkan dan membuat jera, sehingga pelaku kejahatan terus bertambah. Iman yang lemah membuat mudah berbuat kejahatan. Jika iman kuat, bagaimanapun kondisi ekonominya, kita tetap berada pada syariat dengan sabar dan terus berikhtiar. 

Saat ini kita hidup pada sistem sekuler, sistem yang menjauhkan dan memisahkan agama dari kehidupan. Agama hanya mengatur ibadah ‘mahdhah’, sedangkan urusan dunia diserahkan kepada aturan manusia. Alhasil mereka tidak memahami posisinya sebagai hamba yang wajib tunduk dan patuh pada Penciptanya yaitu Allah Swt. dalam segala kondisi. Dalam kehidupan sehari-hari mereka mengejar materi sebagai standar kebahagiaan tanpa melihat halal atau haram, sehingga hal ini memicu tingginya kejahatan. Meski bulan Ramadan mereka tidak peduli, tetap melakukan kejahatan demi memperoleh materi. 

Solusi Islam

Sistem pemerintahan Islam fokus pada pemenuhan kebutuhan umat. 
Pertama, sistem kehidupan berlandaskan akidah Islam. Umat dipahamkan bahwa tujuan penciptaan mereka adalah untuk beribadah kepada Allah Swt., sehingga standar perbuatannya adalah rida Allah dan tolak ukur perbuatannya halal haram. Ini menjadi kontrol internal pada diri umat. Pada bulan Ramadan umat sibuk dengan amal saleh dan meninggalkan perbuatan yang sia-sia. Tidak terpikir melakukan kejahatan meski kondisi ekonomi sulit. 

Kedua, sistem pemerintahan Islam fokus mengurusi umat. Pemimpin sebagai pengurus dan pelindung umat akan memastikan dan menjamin kebutuhan mereka mulai sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, keamanan, dan infrastruktur. Juga akan melakukan operasi pasar, jangan sampai ada kecurangan.

Ketiga, sistem peradilan Islam juga sangat terkenal dengan sanksinya yang menjerakan. Pelaku pencuri, misalnya, jika mencapai nisab dan bukan karena kelaparan, maka dihukum potong tangan. Sanksi ini akan dapat menurunkan angka kriminalitas sehingga keamanan umat dipastikan terjamin. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: