Headlines
Loading...
Oleh. Ermawati

Bulan Ramadan merupakan bulan yang mulia, semua kaum muslim berlomba-lomba meraih pahala dengan banyak melakukan amal saleh, namun fakta di tengah masyarakat saat ini yang terhimpit ekonomi, maka ternodai dengan banyaknya kejahatan dimana-mana, iman yang lemah di dada mereka, tidak seharusnya kejahatan di bulan Ramadan meningkat seperti saat ini.

Bahkan polres turun tangan menghimbau warga untuk waspada terhadap kejahatan yang marak terjadi selama Ramadan. Dilansir oleh radarbogor.id, menyatakan bahwa Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Luthfi Olot Gigantara mengatakan, Jajaran Polresta Bogor Kota sebenarnya sudah mengantisipasi terkait dengan kerawanan kejahatan selama Ramadan. Salah satunya, dengan menyiapkan enam pos penjagaan untuk mengantisipasi adanya kerawanan mulai dari pukul 21.00 sampai 06.00 WIB (14/3/2024).

Kasus kejahatana pencurian kian marak terjadi disemua wilayah, di wilayah Bogor Selatan pada 3 maret 2024 telah terjadi pencurian kendaraan bermotor, pelaku berhasil ditangkap, dihari yang sama juga terjadi curanmor masih di daerah bogor.  Miris, di bulan suci Ramadan banyak kejahatan curanmor di daerah-daerah, tidak hanya curanmor, perjudian dan kejahatan lainnya ikut meningkat.

Berbagai alasan meningkatnya kejahatan di bulan ramadhan antara lain adanya peningkatan kebutuhan masyarakat yang meningkat apalagi menjelang lebaran, pengeluaran semakin besar tapi pendapatan tetap tidak ada penambahan sehingga bagi masyarakat yang lemah imannya, mereka akan mengambil jalan pintas dalam rangka memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan menjelang lebaran dengan melakukan kejahatan.

Maka kesucian Bulan Ramadan ternodai dengan maraknya kejahatan di tengah Masyarakat.  Kejahatan di bulan Ramadan terjadi setiap tahun, seharusnya pihak yang berwenang bisa mengantisipasi kejahatan dengan cara yang tepat. Beberpaa faktor lainnya muncul dari internal, yaitu keimanan yang masih lemah pada diri kaum muslim sehingga kemaksiatan mudah dilakukan tanpa berpikir itu hal yang di haramkan dalam Islam, tidak adanya kepribadian Islam dalam berprilaku. Dan faktor lain juga eksternal ini sangat berpengaruh yaitu sistem kehidupan yang diterapkan di negeri ini yakni kapitalisme sekulerisme, sistem ini menolak diatur oleh agama dalam kehidupan, kebebasan dijunjung tinggi dalam sekulerisme dan semua dinilai oleh standar materi.

Maka sistem ini berefek pada pribadi individu yang dengan mudahnya melakukan kemaksiatan, sistem ekonominya pula berlandas pada sistem ekonomi kapitalisme.  Inilah yang menjadi pokok pangkal adanya kemiskinan dan lahirnya kejahatan yang tidak terkontrol, banyaknya rakyat yang menganggur sebab banyak PHK dimana-mana dan naiknya harga bahan pokok dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Berbeda jauh dengan Islam, Islam menjadikan negara sebagai ra’in, yang menjamin kesejahteraan rakyat melalui  pemenuhan kebutuhan pokok rakyat oleh negara, juga adanya jaminan keamananan. Islam membangun kehidupan yang aman dan tentram dengan kekuatan tiga pilar yaitu ketakwaan individu, masyarakat yang peduli dan negara yang menerapkan aturan Islam termasuk sistem sanksi yang tegas dan menjerakan. Negara akan membina individu dengan menjadikan kepribadian yang bertakwa, sistem pendidikan Islam akan menerapkan akidah Islam dan memahami syariat Islam.

Ketika individu sudah dibentengi dengan ketakwaan maka tidak kejahatan tidak akan terjadi. Dalam masyarakat ada anjuran beramar ma’ruf nahi mungkar dan saling menasihati, maka berlomba-lomba dalam kebaikan akan terwujud, dan saling menolong jika ada yang kesulitan secara materi, terakhir negara tentu akan mensejahterakan rakyat dengan memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu sandang, pangan, papan, sehingga tidak ada lagi alasan melakukan kriminalitas dengan alasan ekonomi. 

Bagi pelaku kejahatan akan ada sanksi tegas dan membuat jera dari negara, seperti penebus dosa/jawabir, pencegah orang lain berbuat yang sama/zawajir, maka hanya dengan sistem Islam akan mampu menjamin kesejahteraan masyarakat dan terjamin keamanannya. Wallahualam bishawab. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: