Headlines
Loading...
Oleh. Rina Herlina 

Penanganan sampah di Payakumbuh semakin rumit. Jasman selaku Pejabat (Pj) Wali Kota Payakumbuh menggelar rapat dadakan di TPA Regional Payakumbuh bersama Operasi Oerangkat Daerah (OPD). Dalam rapat tersebut, dibahas permasalahan sampah di Payakumbuh yang semakin meresahkan. Sebelumnya, sweeping ke tempat-tempat pembuangan sampah ilegal yang tersebar di beberapa titik kota Payakumbuh sudah dilakukan oleh Pj Walikota (padek.jawapos.com, 18/03/2024).

Penutupan sementara TPA Regional Payakumbuh, sejak awal Januari 2024 akibat longsor, membuat tumpukan sampah di Payakumbuh semakin tidak terkontrol. Budaya konsumsi berlebihan di masyarakat modern juga menjadi salah satu penyebab utama menumpuknya sampah. Seringnya masyarakat membuang barang-barang yang masih bisa digunakan karena tren konsumtif, menjadi satu hal yang menghantui. Barang-barang sekali pakai, seperti kemasan plastik, sangat berkontribusi pada penumpukan sampah yang tak terkendali. Sudah saatnya masyarakat mengubah budaya konsumtif, berfokus pada pembelian yang lebih bijak dan penggunaan barang yang lebih tahan lama.

Sampah, Salah Satu Masalah Serius yang Dihadapi

Saat ini, sampah sudah menjadi salah satu permasalahan paling serius yang dihadapi dunia khususnya Indonesia. Dari timbunan sampah plastik di lautan sampai tumpukan limbah elektronik beracun di daratan, sampah-sampah tersebut telah menjadi ancaman global yang harus segera diatasi.

Salah satu dampak buruk dari masalah sampah adalah kerusakan lingkungan. Sampah-sampah plastik yang mencemari laut telah mengakibatkan bencana lingkungan yang serius. Hewan laut sering kali memakan sampah plastik ini, yang akhirnya mengakibatkan ikan-ikan tersebut mati. Plastik yang terbawa arus laut juga bisa merusak terumbu karang dan ekosistem laut yang lain. Begitu juga tumpukan sampah yang berada di daratan, dapat mencemari tanah dan air, mengganggu kehidupan hewan dan tumbuhan serta mengancam kualitas air minum.

Persoalan sampah juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Banyak komunitas yang harus hidup terpinggirkan di sekitar tumpukan sampah, yang jelas-jelas mengancam kesehatan mereka. Para pekerja yang bekerja di tempat pembuangan sampah, sering kali bekerja dalam kondisi yang tidak aman, terpapar bahan berbahaya, bahkan menderita penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. Sampah juga menciptakan ketidaksetaraan, karena komunitas yang lebih mampu mempunyai akses yang lebih baik untuk mengelola sampahnya, sementara yang lain terlantar.

Untuk mengatasi masalah sampah, diperlukan kerja sama dan peran aktif seluruh lapisan masyarakat. Dimulai dari pemerintah, perusahaan, dan individu harus bekerja sama dalam upaya mengurangi, mendaur ulang, dan mengelola sampah dengan bijak. Persoalan sampah tidak bisa diabaikan begitu saja. Hal ini merupakan sebuah ancaman serius terhadap lingkungan, kesehatan, dan keberlanjutan masa depan. Masyarakat, dan terutama negara memiliki tanggung jawab untuk mengambil tindakan guna mengurangi dampak sampah dan mewariskan planet yang lebih bersih dan sehat kepada generasi mendatang.

Mekanisme Pengelolaan Sampah dalam Islam

Islam mempunyai mekanisme tersendiri dalam menanggulangi permasalahan sampah. Dalam pandangan Islam, semua pihak baik individu, masyarakat, maupun negara punya tanggung jawab yang sama guna menjaga kebersihan lingkungan, terutama dari pencemaran sampah. Sebagai pelayan masyarakat, penguasa akan memastikan keberadaan sistem dan infrastruktur pengelolaan sampah umum dan  mengerahkan segala upaya agar terkelola secara baik.

Negara akan memberikan pemahaman kepada individu dan masyarakat perihal pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, juga memahamkan bahwa menjaga kebersihan merupakan bentuk keimanan kepada Allah Swt. Terciptanya sebuah kesadaran pada diri individu akan menumbuhkan kesadaran masyarakat, sehingga dapat tercipta rasa saling tolong-menolong (ta'awun) di antara anggota masyarakat, untuk menjaga kebersihan lingkungan dari polusi sampah. Gotong royong akan dilakukan masyarakat dalam mengelola sampah, seperti memilah, membakar, ataupun mendaur ulang secara bergantian.

Negara adalah pihak yang memiliki peranan paling penting dalam mengelola sampah. Pengelolaan tersebut adalah sebagai upaya preventif (pencegahan) agar terwujud kesehatan di tengah-tengah masyarakat. Negara akan menetapkan sanksi tegas yang bertujuan untuk memberikan efek jera. Sanksi tersebut berupa ta’zir (hukuman) yang bentuk hukumannya ditentukan berdasarkan ijtihad khalifah atau qadhi bagi setiap individu atau masyarakat yang melakukan perusakan terhadap lingkungan. Salah satunya adalah membuang sampah sembarangan.

Sejarah pernah mencatat tentang pengelolaan sampah pada masa kekhilafahan Bani Umayah. Pada masa itu, jalan-jalan di Cordova bersih dari sampah karena ada mekanisme pembuangan sampah yang awalnya dilakukan individu diambil alih oleh negara. Hakikatnya, pengelolaan sampah tidak bertumpu pada kesadaran individu dan kebiasaan masyarakat saja. Namun dibutuhkan juga infrastruktur pengelolaannya, dan hal ini adalah mutlak menjadi tanggung jawab negara. 

Wallahuallam bissawab. [An]

Baca juga:

0 Comments: