Headlines
Loading...
Oleh. Rina Herlina

Hingga hari ini, sampah masih menjadi persoalan di berbagai wilayah Indonesia. Pengelolaannya yang belum tepat, menjadikan sampah  momok yang memprihatinkan terutama bagi kesehatan.

Seperti yang terjadi di kota Payakumbuh,  saat ini dalam kondisi darurat sampah. Hal tersebut disampaikan Jasman Rijal selaku Pejabat Wali Kota Payakumbuh dalam rapat koordinasi (rakor) bersama jajarannya, di Ruang Pertemuan Ngalau Indah Kantor Wali Kota Payakumbuh. Menurut Jasman, karena saat ini kota Payakumbuh masih dalam status darurat sampah, oleh karenanya hal itu harus segera diselesaikan mengingat waktu untuk kontrak dalam pembuangan sampah ke TPA di Kota Padang sudah hampir berakhir (jawapos.com, 05/03/2024).

Sekadar untuk diketahui, menumpuknya sampah di Payakumbuh, adalah akibat ditutup sementara TPA Regional Payakumbuh akibat longsor yang terjadi sejak awal Januari 2024. Yang berakibat penumpukan  sampah tidak terkontrol di sejumlah sudut kota Payakumbuh hingga hari ini. Meskipun sejauh ini, Pj. Wali Kota Payakumbuh, Jasman beserta jajarannya terus berupaya mencarikan jalan keluar,  namun,  belum  mampu menjadi solusi yang menyeluruh karena hanya bersifat sementara.

Peringatan HPSN hanya Seremonial

Padahal hampir di setiap tanggal 21 Februari kita  selalu memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Nyatanya perayaan tersebut hanya  seremonial belaka. Betapa tidak, sampah hingga hari ini masih jadi momok yang sulit dituntaskan oleh pemerintah. Bahkan, menjadi salah satu ancaman yang paling menakutkan bagi setiap daerah terutama untuk  kesehatan.

Sebab sampah bisa menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit, bahkan yang paling buruk adalah bisa mengancam  kelangsungan hidup manusia. Ini terjadi akibat negara yang sampai saat ini belum mampu mengolah sampah dengan benar.  Diperparah dengan kenyataan masih banyaknya masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan. Membuang sampah sembarangan, seperti ke sungai atau meletakan secara sembarangan di tepi jalan, bahkan membuangnya secara diam-diam di sembarang tempat.

Lebih lanjut, meningkatnya jumlah penduduk di dunia khususnya Indonesia otomatis ancaman yang paling menakutkan adalah volume sampah yang meningkat dan sulit terkendali. Sejarah mencatat, pada 2005 silam pernah terjadi gelombang sampah yang mengamuk di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat. Saat itu, sebanyak 157 jiwa melayang akibat longsor dan ledakan sampah yang turut menenggelamkan dua kampung di wilayah tersebut.

Mirisnya, sejak peristiwa itu hingga kini, permasalahan sampah di negeri ini masih menjadi polemik. Seiring pertumbuhan penduduk dan perkembangan teknologi jumlah dan jenis sampah terus bertambah. Namun, laju solusi terkait pengelolaan yang dilakukan negara masih jauh tertinggal dibelakang. Padahal, jika pengelolaan sampah dilakukan dengan baik dan benar, seperti dijadikan pupuk kompos, maka sebenarnya sampah bisa bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Salah satu upaya pemerintah adalah melalui sistem RDF. RDF diperkirakan bisa menjadi salah satu solusi dari masalah persampahan, namun anggaran yang disiapkan juga tak sedikit bahkan fantastis. RDF yang dibuat dari sampah residu atau sampah tercampur akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sebagai bahan bakar alternatif, namun hal itu bisa terjadi jika diproses secara benar. Walaupun demikian, produksi dari RDF yang berbasis biomassa ataupun sampah tercampur tetap membutuhkan offtaker industri yang akan menerima dan menggunakannya.

Sejatinya, apapun upaya yang coba dihadirkan pemerintah dalam mengatasi permasalahan tidak akan pernah bisa menjadi solusi yang menyeluruh. Mengingat pemerintahan yang ada saat ini berbasis kapitalis. Maka apapun yang dilakukan dasarnya pasti materi. Inilah yang membuat persoalan kian kompleks. Sebab, tolok ukur kapitalisme adalah uang, di mana ada uang di situlah setiap kebijakan bisa digoyang. Begitupun dengan anggaran, mereka bisa menyulap angka-angka untuk sebuah anggaran menjaga bernilai fantastis.

Islam Peduli Terhadap Kebersihan

Islam begitu mendorong individu untuk senantiasa peduli terhadap kebersihan dan menjadi  sesuatu yang diatur dalam syariat Islam. Sebagai mana hadis Rasulullah, “Islam itu bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih. Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang bersih.” 
(HR. Baihaqi)

Adanya pemahaman terkait kebersihan yang mendasar, akan menumbuhkan kesadaran individu untuk memilah, mengelola serta mengurangi sampah. Salah satu cara yaitu dengan mengkonsumsi sesuatu secukupnya tidak berlebihan. Upaya ini, tertancap dalam gaya hidup umat Islam, karena umat sangat menyadari bahwa setiap kepemilikan akan ditanya pemanfaatannya, bernilai pahalakah atau berbuah dosa?

Pada kondisi tertentu upaya individu akan terbatas sehingga butuh kerjasama dengan lapisan masyarakat. Untuk itu, diperlukan pengelolaan sampah secara umum atau komunal, yaitu memakai prinsip ta’awun (tolong menolong) dan bekerja sama dalam kebaikan. Sesuai hadis Rasulullah, “Sesungguhnya Allah Swt. itu baik dan meyukai kebaikan, Allah bersih dan menyukai kebersihan, Mulia dan menyukai kemuliaan, Bagus dan menyukai kebagusan. Untuk itu, Bersihkanlah lingkunganmu.” (HR. AT-Turmudzi).

Hal yang tidak kalah penting adalah negara wajib berperan. Sejarah kekhilafahan mencatat pengelolaan sampah pada masa Bani Umayah, jalan-jalan di Cordova bersih dari sampah karena ada mekanisme menyingkirkan sampah yang awalnya dilakukan individu kemudian diambil alih oleh negara. Sejatinya, pengelolaan sampah tidak bertumpu pada kesadaran individu dan kebiasaan masyarakat saja. Namun dibutuhkan juga infrastuktur pengelolaannya, hal ini tentu saja menjadi tanggung jawab negara.

Edukasi kepada masyarakat disampaikan sebagai amal salih yang dicintai Allah. Juga disampaikan pula secara masif bahwa manusia bertanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan. Penguasa sebagai pelayan rakyat, harus memastikan keberadaan sistem dan infrastruktur pengelolaan sampah umum serta mencurahkan segala upaya agar terkelola secara baik. Selain itu, negara juga mendorong para Ilmuwan untuk menciptakan teknologi-teknologi canggih pengelolaan sampah sehingga kehidupan yang bersih, asri dan nyaman benar-benar dapat terwujud. Wallahuallam. [ry]. 

Baca juga:

0 Comments: