Headlines
Loading...
Buruh Sejahtera, Nyata atau Ilusi Belaka?

Buruh Sejahtera, Nyata atau Ilusi Belaka?

Opini

Oleh. Asma Al Husna

1 Mei adalah hari bersejarah bagi para buruh. Tanggal ini jadi momentum bagi mereka, bersama meneriakkan tuntutan kesejahteraan. Sehingga sejahtera jadi sesuatu yang nyata tak hanya ilusi belaka.

Tahun ini, termasuk di Indonesia masa buruh akan menggelar peringatan My Day atau Hari Buruh Internasional dengan tema  _“Social Justice and Decent Work for All."_  Ini terjadi di tengah berbagai problem buruh, mulai dari upah yang rendah, kerja yang tidak layak, hingga maraknya PHK dan sempitnya lapangan pekerjaan yang membuat nasib buruh semakin terpuruk. 

Diperkirakan jumlah peserta aksi May Day sebanyak 50 ribu orang yang berasal dari Jabodetabek. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan, anggota KSPI akan memusatkan peringatan Hari Buruh kali ini di lapangan tenis indoor Senayan. Acara rencana dihadiri oleh calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk memberi sambutan. Perhelatan tersebut akan mulai pukul 10.00 wib. Dan tidak ada long march. Demikian dijelaskan oleh Presiden KSPI dalam konferensi pers di Bilangan Menteng, Senin (29/4/2024) lalu.

Iqbal juga menjelaskan bahwa isu yang akan diperjuangkan kali ini adalah kesejahteraan buruh sebagai isu tradisional, serta demokrasi yang jujur dan damai karena bertepatan dengan pemilu. Terlebih banyak caleg dari buruh ikut dalam kontestasi pemilihan legislatif. Selain itu KSPI juga sudah menandatangani kontrak politik dengan Prabowo setahun lalu. Sehingga pihaknya berkepentingan mengawal suara-suara, termasuk Pak Prabowo dalam rekapitulasi manual KPU nanti.

Setidaknya ada lima isu kesejahteraan buruh yang akan diangkat dalam May Day tahun ini, yakni : Tolak upah murah dan cabut PP 78/2015 tentang pengupahan serta menaikan daftar Kebutuhan Hidup Layak (KHL) menjadi 84 item, peningkatan manfaat (benefit) jaminan kesehatan dan jaminan pensiun, menghapus sistem _outsourching_ dan pemagangan yang berkedok _outsourching_, peningkatan kesejahteraan pengemudi ojek online dan guru honorer, melawan tindakan _union-busting_ (pemberangusan serikat pekerja/serikat buruh) (cnbc indonesia news, 26/4/2024).

Kegagalan Kapitalisme

Tuntutan buruh dari tahun ke tahun tetap sama, mereka berjuang agar buruh mendapatkan kesetaraan. Namun perjuangan mereka tidak membuahkan hasil yang signifikan. Berbagai aturan yang lahir lebih berpihak kepada pengusaha, seperti UU Cipta Kerja, RUU Kesehatan, dsb. Dan mereka meminta adanya aturan yang akan berpihak dan dapat melindungi mereka.

Fakta ini menunjukkan bahwa kapitalisme adalah biang dari kerusakan dan ketidakadilan. Kapitalisme, ideologi yang menguasai dunia saat ini gagal menyejahterakan kaum buruh. Kapitalisme berhasil melahirkan para kapitalis yang menginginkan keuntungan besar dengan pengeluaran yang sangat minim. Mereka menekan biaya produksi sekecil mungkin. Salah satunya dengan memberikan gaji yang sangat rendah, dan memperlama waktu kerja demi mendapatkan keuntungan yang besar. Seperti inilah prinsip bisnis atau usaha dalam sistem kapitalisme. Kapitalisme memandang uang/materi adalah sumber kebahagiaan hidup. Mereka akan melakukan apa pun untuk mendapatkan semua itu tanpa peduli kesejahteraan orang lain.

Banyak aturan yang dibuat untuk mengimbangi nasib buruh, namun ternyata negara hanyalah sebagai regulator. Negara membuat regulasi untuk memuluskan kepentingan para kapitalis, seperti UU Cipta Kerja misalnya. Undang-undang tersebut memperlihatkan bahwa negara berada dalam kendali korporasi. Korporasi dengan kekuatan uangnya mampu membeli penguasa dan mengatur kepentingan mereka. Jadi selama kapitalisme masih diterapkan di muka bumi ini, maka nasib buruh tidak akan pernah sejahtera. 

Sejahtera dengan Islam

Di dalam sistem Islam, kondisi buruh semacam ini tidak akan kita temui. Islam mengatur kehidupan ini dengan sempurna. Semua aturan dibangun berasaskan akidah Islam. Berasaskan keimanan kepada Allah Swt. yaitu dengan menerapkan mekanisme ideal dalam menyejahterakan buruh. Ya, dengan menerapkan Islam secara kaffah dalam semua bidang kehidupan. Semuanya dibangun untuk menyejahterakan dan memuliakan manusia apa pun golongannya. 

Allah Swt. telah berjanji dalam firman-Nya
_"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa. Pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi."_ (QS. Al Araf :96)

Perburuhan di dalam Islam tidak seperti perbudakan. Islam memandang masalah ini sebagai akad ijarah (bekerja) yang adil, dan bersifat saling rida. Rida di antara keduanya (pekerja dan yang mempekerjakan). Rida itu meliputi upah, jam kerja, jenis pekerjaan, dll. Ketika keduanya sepakat dan saling rida, barulah pekerjaan dilakukan. Dengan demikian tidak ada pihak yang terpaksa dan terzalimi. 

Sistem upah yang adil juga akan terwujud dalam sistem Islam. Seorang pekerja mendapat upah sesuai manfaat yang ia berikan bukan disesuaikan dengan kebutuhan minimumnya. Upah adalah hak pekerja, dan wajib ditunaikan oleh pengusaha pada tanggal yang telah disepakati. 

Negara memiliki peran yang sangat penting. Ketika upah para pekerja belum tercukupi kebutuhan hidupnya dan pekerja telah bekerja maksimal, negara akan turun tangan untuk membantu. Bantuan seorang khalifah bisa berupa pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, modal untuk wirausaha, atau santunan jika terkategori lemah.

Abdullah bin Umar ia berkata bahwa Rasulullah bersabda
_“Berikanlah upah kepada  pekerja sebelum kering keringatnya."_(HR Ibnu Majah dan Ath-Thabrani).

Demikianlah sistem Islam mewujudkan kesejahteraan bagi kaum pekerja. Kesejahteraan ini telah terwujud sepanjang masa peradaban Islam dan akan terwujud lagi dengan tegaknya kepemimpinan Islam. 
_Wallahualam bissawab_ *[Hz]*

Baca juga:

0 Comments: