Headlines
Loading...
Cegah Perselingkuhan Dengan Pasang Foto, Bukan Solusi Komprehensif

Cegah Perselingkuhan Dengan Pasang Foto, Bukan Solusi Komprehensif


Oleh. Hanif Eka Meiana

Persoalan kekerasan perempuan juga tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat biasa. Namun juga di kalangan aparatur sipil negara (ASN). Hal itu diungkapkan perwakilan Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Kaltim, Marliana. Di mana dari sejumlah kasus, banyak dari korban perempuan yang merupakan istri dari ASN cenderung tidak berani melapor. Karena khawatir akan memengaruhi nama baik keluarga dan berdampak pada jabatan suami. (bontangpost.id, 2/5/2024)

Pemprov Kaltim telah melaksanakan program pencegahan perselingkuhan di lingkungan ASN. Salah satunya dengan mewajibkan memasang foto keluarga di tempat kerja. Sehingga dapat mengingatkan ASN jika ada niat berselingkuh. Termasuk aturan pemberhentian ASN yang terbukti berselingkuh.

Upaya pencegahan atas maraknya perselingkuhan yang berujung pada kekerasan patut menjadi perhatian bersama. Adapun yang dilakukan oleh Pemprov Kaltim perlu dikaji lebih mendalam. Apakah benar mampu mengurangi tindak perselingkuhan di kalangan ASN secara menyeluruh atau hanya sekedar solusi parsial.

Banyaknya kasus-kasus perselingkuhan baik dikalangan ASN, artis, pejabat negara lainnya, tokoh, hingga masyarakat umumnya menjadi kekhawatiran bersama dan perlu dikaji apa sebenarnya yang menjadi faktor penyebabnya. Terbukanya banyak peluang untuk berselingkuh hanya akan kita temukan dalam sistem yang menjauhkan manusia dari aturan sang Pencipta.

Sistem kapitalisme sekuler menjadi akar masalah mengapa kehidupan tidak mampu memberikan kebahagiaan dan keharmonisan dalam rumah tangga bagi sebagian besar masyarakat di dunia. Pemahaman akan pemisahan agama dari kehidupan nyatanya membawa dampak besar bagi kehidupan manusia. Nihilnya peran agama dalam mengatur urusan manusia, menjadikannya bebas berbuat apa saja tanpa peduli halal haram, boleh atau tidaknya dalam syariat.

Alhasil terwujud kehidupan yang serba bebas, hedonis dan juga hubungan di luar batas yang dibenarkan dalam syariat. Akibat penerapan sistem kapitalisme sekuler,  budaya perselingkuhan atau gonta ganti pasangan yang dibawa oleh barat dengan mudah diadopsi oleh keluarga muslim, pembiaran film-film maupun narasi-narasi yang berbau perselingkuhan, lemahnya penegakan hukum terhadap mereka-mereka yang melakukan zina, serta sistem pergaulan yang rusak akibat tak mengindahkan agama.

Hal ini juga diperparah dengan keimanan individu yang lemah. Ia muslim tetapi pikiran dan pemahamannya bukan Islam. Perasaannya pun bukan Islam. Ia terwarnai dengan pemahaman kufur dan arus budaya liberal seperti gaul bebas, pacaran dan sebagainya hingga mengedepankan nafsu dibandingkan dengan akal sehatnya. Di samping itu pondasi keluarga muslim yang lemah turut mendorong keretakan hubungan keluarga. Banyak yang akhirnya menikah tetapi tidak memiliki visi misi yang jelas mau dibawa kemana kehidupan keluarganya.

Masyarakat kini pun tak ubahnya menjadi pihak yang juga mendorong munculnya banyak kasus di atas. Bagaimana tidak, masyarakat saat ini tak terbiasa bahkan jauh dari aktivitas amar makruf nahi mungkar akibat jauhnya mereka dari pemahaman Islam kafah. Juga ditambah dengan sistem ekonomi berbasis liberal yang tentu membawa dampak ekonomi yang luas di masyarakat dan membentuk mereka menjadi orang-orang yang apatis dan cuek dengan kondisi sekitar.

Adanya kasus perselingkuhan bisa jadi karena sebab kurangnya komunikasi antar pasangan, pergaulan dengan lawan jenis yang tidak dibatasi, motif ekonomi dan lainnya. Sayangnya negara juga tak hadir dalam meriayah masyarakat. Para pejabat sibuk flexing, bagi-bagi jabatan, mencari popularitas, sibuk menimbun harta hingga berseteru dengan pihak lawannya. 

Dari akar masalah di atas tentunya kita mampu berfikir secara mendalam bahwa persoalannya ada pada sistem yang salah. Sehingga jika solusi yang ditawarkan adalah dengan memasang foto keluarga di meja kerja, ini bukanlah solusi yang komprehensif karena tidak menyentuh pada akar masalah. 

Seharusnya yang dilakukan adalah dengan membuang sistem kapitalismenya dan mengganti dengan sistem Islam. Gaul bebas dilarang, yang berzina dihukum rajam, pengaturan ekonomi harus dengan Islam, menerapkan sistem pergaulan dalam Islam dan juga memberikan pemahaman Islam secara mendalam kepada umat. 

Tanpa penerapan Islam secara menyeluruh akan dapat dipastikan kehidupan akan jauh dari harapan untuk mencapai kebahagiaan. Perlunya negara untuk menerapkan Islam pada setiap aspek kehidupan. Didukung dengan masyarakat yang melakukan kontrol sosial, melakukan amar makruf nahi mungkar sehingga akan tercipta lingkungan yang Islami. 

Dalam Islam, pendidikan juga diarahkan tidak hanya sekedar mencapai prestasi akademik, melainkan membentuk akidah islamiyah yang kuat pada diri individu. Juga membentuk kepribadian Islam yang mantap. Hasilnya, individu memiliki keimanan yang kuat, yang mampu mencegahnya untuk menuruti hawa nafsu. Islam juga mengajarkan bagaimana membentuk keluarga yang sakinah mawadah warahmah hingga mencapai Rida Allah Swt..

Oleh karenanya, mari kita jadikan Islam sebagai pedoman kehidupan. Agar mampu mencegah keluarga kita dari tindak perselingkuhan maupun kekerasan dalam rumah tangga. Pelajari Islam, dakwahkan dan bersama-sama mengajak masyarakat dan negara untuk menjadikan Islam sebagai standar dalam menjalani kehidupan. Insyaallah keberkahan akan Allah Swt. turunkan baik kepada negara, masyarakat maupun keluarga muslim.

Waullahualam

Baca juga:

0 Comments: