Headlines
Loading...
Oleh. Isturia

Video perundungan kembali terjadi di Bandung. Aksi tersebut dilakukan terhadap anak di bawah umur secara ‘live’ di TikTok. Pelaku memukul korban dengan botol kaca. Di video lain pelaku mengaku mempunyai om seorang jenderal. Dia juga tidak takut masuk penjara (Kompas, 28/4/2024).

Perundungan Akibat Sistem Buruk

Perundungan adalah perbuatan kejahatan yang tidak boleh dilakukan, baik secara ‘live’ maupun tidak. Kasus di atas, perundungan yang dilakukan secara ‘live’ menunjukkan seolah-olah perundungan bukan perbuatan buruk, tetapi dianggap wajar dan keren sehingga perundungan makin marak terjadi. Mereka bangga melakukan itu sehingga merekam perbuatan tersebut. Perbuatan buruk dianggap hal biasa. 

Perundungan adalah buah dari sekularisme yang melahirkan liberalisme. Liberalisme mengakibatkan seseorang bebas melakukan apa pun karena paham ini mengagungkan kebebasan. Sekularisme yang menjauhkan manusia dari agama menjadikan mereka kejam dan terperosok lebih jauh dalam kemaksiatan. Kehidupan sehari-hari hanya dihiasi kesenangan hawa nafsu semata. Apa pun akan dilakukan jika itu bisa membuat hatinya senang. 

Selain itu penyebab perundungan adalah lemahnya ketakwaan seseorang dan keluarga, bobroknya sistem pendidikan, cueknya masyarakat untuk melakukan amar makruf nahi mungkar, bebasnya media massa, hukum yang tidak menjerakan. Oleh karena itu kerusakan generasi saat ini termasuk perundungan akibat penerapan sistem sekuler kapitalisme. Sistem ini tidak pantas untuk mengatur kehidupan manusia. Tidak perlu membela mati-matian sistem ini karena ujungnya merusak dan tidak layak untuk dipertahankan. 

Solusi Islam

Islam adalah seperangkat aturan yang berasal dari Pencipta. Islam mempunyai standar yang jelas dan jaminan terhadap sistem kehidupan terbaik. 

Allah Ta’ala berfirman, “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran [3]: 110)

Perundungan sudah sering terjadi baik secara ‘live’  maupun tidak. Kita tidak boleh membiarkan kasus seperti ini terulang lagi. Jelas dalam hal ini kita membutuhkan standar jelas halal haram dalam kehidupan yaitu sistem Islam. Dalam Islam ada tiga pilar solusi perundungan. Pertama, ketakwaan individu. Ketakwaan individu dibentuk dalam keluarga yang menjadikan akidah Islam sebagai dasar melakukan sesuatu.  Terciptalah individu saleh yang terikat dengan Islam secara kafah sehingga tidak mau untuk berbuat maksiat.

Kedua, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sangatlah penting. Harus tumbuh dalam masyarakat aktivitas amar makruf nahi mungkar. Tidak boleh cuek ketika melihat kemaksiatan. Masyarakat harus punya pemikiran, perasaan, dan peraturan sama yang bersumber dari akidah Islam. Jadi ketika memandang sesuatu mempunyai standar yang sama. 
 
Ketiga, negara memberlakukan sistem pendidikan Islam dan sanksi yang tegas. Sistem pendidikan berpengaruh terhadap generasi. Sistem pendidikan Islam menghasilkan generasi saleh yang berkepribadian Islam. Mereka tidak mudah terjerumus kepada kemaksiatan karena takut azab Allah. Mereka mengisi kehidupan sehari-hari dengan hanya mengharap rida-Nya. Sistem sanksi dalam Islam berfungsi sebagai ‘zawajir’ (pencegah) dan ‘jawabir’ (penebus). ‘Zawajir’ artinya mencegah orang lain untuk melakukan pelanggaran hukum yang sama. Orang yang bukan pelaku pelanggaran hukum akan berpikir seribu kali untuk melakukan tindakan kriminal karena sanksinya tegas. Sedangkan ‘jawabir’ artinya dengan sanksi tersebut, pelaku tindak kriminal akan terampuni dosanya. 

Ketiga pilar dalam negara Islam tersebut dipastikan akan melindungi masyarakat dari berbagai tindak kriminal. Kehidupan akan menjadi aman tenteram. Maka sudah saatnya kita meninggalkan sistem sekuler kapitalisme ini dan mengganti dengan sistem sempurna dari Allah. 

Allah Ta’ala berfirman, “Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, ‘Mengapa kalian menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?’ Mereka menjawab, ‘Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Rabb kalian dan supaya mereka bertakwa.’ Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya. Kami katakan kepadanya, ‘Jadilah kalian kera yang hina.’, (QS Al-A’raf [7]: 164—166)

Wallahualam bissawab. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: