Headlines
Loading...
Kejahatan Remaja Makin Parah di Sistem Kapitalisme

Kejahatan Remaja Makin Parah di Sistem Kapitalisme

Oleh. Nur Fitriani

Aksi perundungan remaja di kota Bandung viral di media sosial instagram. Pelaku melakukan perundungan dengan cara memukul korban hingga menjerit dan menyiarkannya langsung di akun TikTok. Peristiwa itu berlangsung di daerah Mekarwangi, Bandung. Dari video perundungan tersebut, terlihat pelaku mengucapkan kalimat tidak seronok dengan menggunakan bahasa Sunda. Pelaku juga meminta korban untuk membuka pesan WhatsApp dengan kalimat mengancam. Namun korban dalam video itu tidak membuka aplikasi percakapan tersebut dan memberikan perlawanan. Pelaku merasa kesal karena melihat korban melawan, dan akhirnya memukuli kepala korban tersebut dengan botol. Sontak, korban pun langsung menangis histeris kesakitan. Selain itu pelaku mengatakan tidak takut apabila masuk penjara akibat perbuatannya (jabar.idntimes.com, 27/4/2024).

Menurut laporan yang diterima oleh Polrestabes Bandung, peristiwa penganiayaan kepada anak di bawah umur tersebut terjadi pada Sabtu, 27/4/2024, pukul 05.30 WIB. Perundungan terjadi di pinggir jalan Kota Bandung Jawa Barat. Korban dengan inisial DNS, 14 tahun, berstatus pelajar, tinggal di sekitar lokasi perundungan (kompas.com, 28/4/2024).

Aksi perundungan atau bullying yang dilakukan secara terbuka bahkan secara langsung, menggambarkan bahwa saat ini kejahatan tidak dianggap sebagai sesuatu yang sangat buruk bahkan dianggap wajar dan sangat keren. Sikap ini menunjukkan adanya kesalahan dalam memandang keburukan yang mengindikasikan adanya kesalahan dalam proses berpikir. 

Bullying merupakan buah buruk dari beberapa faktor di antaranya adalah rusaknya sistem pendidikan yang diterapkan saat ini, lemahnya tiga pilar penegak hukum, bebasnya media sosial, termasuk lemahnya sistem sanksi. Sebagaimana dipahami, sistem pendidikan sekuler di negeri ini memisahkan agama dari kehidupan. Hasilnya generasi saat ini hanya dijejali ilmu-ilmu dunia tanpa diimbangi pemahaman agama yang kokoh. Porsi belajar agama sangat sedikit sekali bahkan cenderung formalitas. Tentu saja ini jauh dari cukup untuk membentuk generasi yang kokoh dan unggul dengan ketakwaan yang tinggi. Namun sebaliknya, hasilnya adalah generasi yang sangat lemah dan rapuh yang hanya mampu berpikir dangkal seperti cara pembuli ini. 

Sistem sekuler juga menghilangkan peran keluarga, masyarakat, hingga negara dalam membentuk kepribadian Islam individu dan masyarakat. Standar materi dan duniawi berlandaskan hawa nafsu yang melingkupi benak masyarakat hari ini, menjadikan kemaksiatan seakan dinormalisasi. Aktivitas amar makruf nahi mungkar tidak lagi menjadi pengontrol aktivitas masyarakat. Masyarakat berubah menjadi individualis, liberalis, dan materialis. 

Tidak heran jika kemudian muncul manusia-manusia lemah yang tidak memikirkan masa depan yang hakiki. Demikian pula negara yang berideologi kapitalisme, abai terhadap urusan-urusan rakyatnya termasuk dalam membentuk kepribadian mulia. Pelajar hanya dipandang sebagai sumber _cuan_ yang dijadikan pilar ekonomi  demi menaikkan pertumbuhan ekonomi negara. Hasilnya negara abai terhadap perilaku rusak generasi bahkan membiarkan generasi berkiblat pada gaya hidup barat yang serba bebas. Negara berasas sekuler membiarkan konten media yang mengajarkan kekerasan tersebar dan bebas diakses oleh siapa saja termasuk generasi remaja. Tidak heran jika kemudian terbentuklah manusia-manusia yang minim empati yang tega menyakiti orang lain. Ditambah lagi dengan sistem sanksi yang tidak menjerakan menjadi penyebab menjamurnya aksi bullying.

Maka, generasi berkualitas yang jauh dari perilaku bullying sesungguhnya tidak akan pernah terwujud dalam sistem kapitalisme sekuler. Generasi tersebut hanya akan terwujud dalam sistem kehidupan yang baik dan diridai Allah Swt. Yaitu, sebuah sistem yang menerapkan Islam secara kaffah sebagai aturan kehidupan yang biasa disebut sistem khil4fah. Khil4fah memiliki sistem kehidupan terbaik yang mampu mencegah perilaku buruk di tengah masyarakat. 

Khil4fah akan menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam. Dari pendidikan Islam ini akan terbentuk individu-individu berkepribadian Islam yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang Islami. Sebab untuk tujuan inilah sistem pendidikan disusun dan diberlakukan. Kepribadian Islam yang terbentuk dari generasi Islam ini akan menjauhkannya dari perilaku bullying sebab standar perbuatannya adalah syariat Islam. Sementara, bullying perbuatan adalah zalim yang dilarang dalam Islam.

Dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari, “Seorang muslim itu saudara bagi yang lainnya. Tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh pula menyerahkan kepada orang yang menyakitinya.” Generasi yang memiliki kepribadian Islam akan sibuk mengejar kebaikan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Mereka akan fokus mempelajari tsaqofah Islam sebagai ilmu kehidupan dan menjadi ilmuwan yang karyanya bermanfaat untuk umat  sekaligus berdakwah mencerdaskan umat dan berjihad di jalan Allah. Terbentuknya generasi yang seperti ini juga didukung oleh masyarakat yang gemar beramar makruf nahi mungkar dan fastabiqul khairat. Masyarakat seperti inilah yang disebut masyarakat Islami. Terbentuknya masyarakat Islami tentu tidak lepas dari aturan Islam yang diterapkan dalam sistem khil4fah. 

Khil4fah juga melakukan pengaturan media yang melarang siapa saja secara bebas menyajikan tayangan-tayangan yang unfaedah. Media yang ada adalah media yang edukatif yang mensuasanakan masyarakat dengan ketakwaan sehingga menjadi pribadi tangguh dan mulia. Islam telah menjadikan segala bentuk kemaksiatan sebagai kejahatan yang wajib mendapatkan sanksi tegas dan membuat jera. 

Oleh karena itu, mencegah pelaku bullying tidak lepas dari sistem sanksi berdasarkan ketentuan syariat. Sanksi dalam syariat Islam akan menindak dengan tegas seseorang yang berbuat kejahatan atau kemaksiatan termasuk bullying. Sungguh, profil generasi yang tangguh pembangun peradaban yang mulia hanya akan terwujud dalam sistem Islam yaitu Khil4fah Islamiyah.

Wallahualam bissawab. [An]

Baca juga:

0 Comments: