Headlines
Loading...
Kenakalan Remaja Dianggap Biasa, Apa Kabar Masa Depan Bangsa?

Kenakalan Remaja Dianggap Biasa, Apa Kabar Masa Depan Bangsa?

Oleh. Rani Ummu Askar

Jika pemuda muslim dipenuhi ketaatan, maka cerahlah masa depan umat. Jika buruk kondisi kaum muda, maka suramlah nasib umat. Jika kamu ingin melihat masa depan sebuah bangsa, maka lihatlah pemuda-pemudinya hari ini (Ali bin Abi Thalib).

Nampaknya, nasehat dari sahabat mulia ini penting untuk kita jadikan sebagai muhasabah. Mari kita tilik kondisi kaum muda saat ini yang tersandera dunia, seperti yang menimpa para remaja di Bogor ini. Sebanyak 256 remaja diamankan Kepolisian Bogor sesaat setelah melakukan aktivitas tebar takjil di jalanan. Rupanya mereka adalah kelompok gangster Bocimi yang telah berpesta narkoba dan judi online sebelum berkonvoi (detik.com, 22/3/2024).

Tentu fenomena kenakalan remaja tersebut bukanlah hal yang baru saja terjadi di sekitar kita. Namun, sudah banyak sekali kasus-kasus serupa yang menimpa anak-anak muda kita. Mulai dari hal sepele seperti saling ejek antar kelompok, perundungan, balapan liar, hingga tawuran yang merenggut nyawa. 

Mengapa hal demikian bisa terjadi? Adakah yang salah dengan pola asuh atau sistem pendidikan hari ini? Padahal semestinya masa muda adalah masa-masa yang penuh kekuatan, masa produktif yang penuh dengan kreativitas. 

Benarlah apa yang dikatakan oleh para ulama, bahwa masa muda adalah kekuatan di antara dua kelemahan. Artinya adalah bahwa kaum muda merupakan kekuatan di antara kelemahan saat masih anak-anak dan lemah saat usia senja. Namun, kaum muda hari ini hidup dalam sistem kufur yang mana sekulerisme sangat lekat dalam kehidupan, yaitu pemisahan agama dari kehidupan. Hal ini telah melahirkan generasi yang lemah. Mereka tidak paham akan tujuan hidup yang sesungguhnya. Mereka hidup hanya sekadar hidup, tanpa bekal akidah yang kuat dan mendasar. Sehingga, sangat mudah sekali terbawa arus liberal (kebebasan). 

Para pemuda hari ini tidak mendapat pendidikan terkait dengan adab. Yang menjadi urgensitas pendidikan hari ini adalah soal nilai saja. Padahal, para ulama terdahulu mempelajari adab jauh lebih lama dari pada mempelajari ilmu. Tentu hal ini sangat berpengaruh dengan nafsiyah kaum muda hari ini.

Selain itu juga kurangnya kontrol dari masyarakat. Karena dalam sistem kufur, orang-orang disibukkan dengan urusan masing-masing. Masyarakat cenderung lebih individualis. Sehingga, ketika muncul kasus kenakalan remaja, mereka hanya mengumpat tanpa mengedukasi bagaimana semestinya mereka hidup berdampingan dengan masyarakat. Bila pun diberikan sanksi oleh petugas keamanan, sanksi itu tidak membuat mereka jera. Seolah sanksi yang mereka dapatkan hanya gertak sambal yang akan membuat mereka bertindak lebih masif lagi.

Tentu hal ini sangat disayangkan oleh kita semua. Masa muda yang semestinya menjadi tonggak peradaban, justru kondisinya sangat jauh panggang dari api. Bahwa kondisi pemuda hari ini semakin merosot dalam pemikirannya. Tindakan merekalah yang membenarkannya. Sebab, makin jauh kaum muslim dari agamanya, maka akan makin rusaklah kehidupannya.

Benarlah yang dikatakan oleh seorang alim ulama, "Umat Islam tidak akan pernah mengalami kemunduran selama berpegang teguh pada agamanya."

Oleh karena itu, pemikiran akan sangat mempengaruhi tindakan seseorang. Bagaimana mungkin orang yang beriman kepada Allah dan yakin akan perjumpaan dengan Rabb-nya di hari yang tidak diragukannya, berani bermaksiat kepada Penciptanya?

Maka, solusi yang paling mendasar untuk mengentaskan persoalan remaja adalah dengan memberikan pendidikan yang berdasarkan aturan atau hukum Islam, serta dorongan untuk mengamalkannya. Selain itu, juga perlu adanya kerja sama yang solid antara keluarga dan masyarakat. Yaitu dengan adanya amar makruf nahi mungkar. Sehingga, tercipta lingkungan yang kondusif dan saling bersinergi dalam kebaikan.

Hal itu takkan terwujud tanpa adanya sistem pendukung yang mampu melaksanakan hukum-hukum Allah. Oleh sebab itu, keberadaan sebuah negara yang mau menerapkan syariat Islam secara kaffah menjadi hal yang sangat urgent. Agar masalah kenakalan remaja segera teratasi. Selain itu juga akan mewujudkan generasi yang cemerlang serta taat syariat.

Karena sudah terbukti selama lebih dari 1300 tahun lamanya sejak Daulah Islam tegak di Madinah. Daulah yang menerapkan seluruh syariat Islam secara menyeluruh ini berhasil mencetak generasi yang cendekiawan serta taat pada Rabb semesta alam. Seperti yang kita ketahui sampai hari ini. Di antaranya ada Al-Khawarizmi, Ibnu Firnas, Ibnu Batuttah, Fatimah Al Fihri dan banyak lainnya.

Maka dari itu, pentingnya tergabung dalam jamaah dakwah yang menyerukan pada persatuan, untuk sama-sama berjuang mengembalikan kehidupan Islam. Kehidupan yang diatur dengan aturan Sang Pencipta, Allah ta'ala. Semoga kita menjadi bagian di antaranya yang berupaya merealisasikan janji Allah yang tertulis dalam Al-Qur'an surah An-Nur ayat 55 
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara, kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." [My]

Baca juga:

0 Comments: