Headlines
Loading...
Hikmah

Oleh.Eka Suryati 

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم 
Bismillahirrahmanirrahim

اَلسَّÙ„َامُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَا تُÙ‡ُ
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Setiap tantangan memiliki cerita tersendiri, dan pengalaman mengikuti challenge bertema "Kurban untuk Emak" merupakan salah satu yang paling berkesan bagiku. Menulis tentang mama, sosok yang telah memberikan segalanya tanpa pamrih, adalah sesuatu yang bagiku memiliki kenangan tersendiri. Challenge ini, mau tidak mau, kembali membuat diriku hanyut dalam kenangan, saat kanak-kanak, tumbuh remaja dan berumah tangga. Semuanya bagaikan berputarnya film yang mengisahkan tentang mama. 

Dari proses membuat naskah hingga selesai rasanya sungguh luar biasa. Setiap menulis, tak dapat tidak, air mata ini dengan spontan tanpa diundang, mengalir begitu saja. Begitu sentimentilnya kalau berkisah hal-hal yang berkaitan dengan mama. Mungkin karena mama telah tiada, sehingga rasa haru makin menjadi, saat kutuliskan naskah challenge ini. Menulis tentang kurban, mau tak mau mengingatkan juga tentang segala pengorbanan yang telah mama lakukan. Setiap kata yang tertuang dalam naskah terwujud dari rasa terima kasih dan cinta untuk mama.

Proses Penjurian yang Ketat dan Objektif

Ketika ikut dalam challenge ini, aku sudah menduga bahwa akan ada begitu banyak pesaing dengan naskah yang luar biasa. Para sahabat yang berasal dari komunitas SSCQ saja begitu bagus-bagus naskahnya, mereka terbiasa menulis karena banyaknya challenge-challenge yang sering diselenggarakan. Ada yang memang telah terbiasa menulis, mengikuti challenge-challenge, sehingga rasa kurang percaya diri sempat melanda. Tapi sang _muassis_,  Bunda Lilik S Yani  yang sungguh luar biasa dalam memberikan dukungan, selalu mendorong kami untuk ikut challenge ini.

"Tak inginkah memberikan persembahan terbaik buat emaknya. Tak inginkah membuat emak tersenyum bahagia apabila bisa menghadiahkan hewan kurban untuk emaknya," Bunda Lilik memberi motivasi dengan penuh semangat pada kami.

Saat itu aku tertegun, bagaimana bisa melihat wajah mama yang tersenyum penuh bahagia. Mamaku telah tiada. Apa yang harus kulakukan. Bagaimana cara mulai menulis naskahku? Berbagai tanya dan ragu melanda di hati. Lalu 'Bismillah' ku coba memulainya dengan doa. Terbayang wajah mama, kenang-kenangan yang melintas tentangnya. Aku berkata bukankah pahalanya bisa kupersembahkan untuknya. Sembelihan hewan kurban yang dinikmati banyak orang itu, akan mengalirkan pahala bagi yang berkurban dan orang tua serta keluarganya. Mengapa ragu? Apalagi tema naskah jelas-jelas kurban buat emak, pahalanya pasti akan didapat oleh mama, karena memang dipersembahkan untuknya. Andai tak menang, bukankah naskahnya bisa menjadi antologi, dibaca banyak orang.

Akhirnya keraguan itu hilang, naskah dibuat, diselesaikan dan dikirim melalui Bunda Novi, PJ challenge dan antologi kurban yang begitu baik hati dan sabar, mau menerima naskah kami.

Dari total 52 naskah, proses seleksi yang dilakukan untuk mendapatkan 10 besar hingga akhirnya mengerucut menjadi 5 besar sangatlah ketat. Penjurian yang dilakukan oleh para juri, baik dari internal maupun eksternal, menambah beratnya kompetisi ini. Yang membuat proses ini semakin istimewa adalah keobjektifan dalam penilaian. Semua naskah yang diterima dan akan dipilih sepuluh besar oleh juri internal, telah dihapus nama dan titi mangsanya, sehingga Bunda Lilik salah satu juri internal tidak tahu naskah siapakah yang telah terpilih menjadi 10 besar dan akan diserahkan kepada juri eksternal.

Yang tidak kalah mengejutkan adalah para jurinya. Ada 5 juri internal dan 27 juri eksternal. 27 juri eksternal? Sudah terbayang bagaimana seleksinya, pasti sangat ketat begitu selektif. Duh makin tidak percaya diri rasanya. Aku bergumam masuk 10 besar saja sudah bagus rasanya.

Kejutan yang Tak Terduga

Setelah dikatakan melalui proses seleksi yang panjang dan menegangkan, tibalah saat pengumuman pemenang. Suasana pengumuman sangat mendebarkan. Walaupun ada rasa tak percaya diri, namun kata bunda Lilik naskah kami bagus-bagus semua. Bunda memang sangat pandai menyenangkan hati kami. Minder bercampur harap, itu membuat debaran jantung terasa berdegup lebih kencang dari biasanya, ketika menunggu pengumuman. 

Bunda minta flyer yang memuat nama-nama pemenang segera dibentangkan. Pengumuman hari itu adalah pengumuman untuk yang masuk lima besar, artinya yang diumumkan adalah pemenang 1 sampai 5. Panitia saling bercanda, memberi kode-kode, katanya yang masuk lima besar orang-orangnya ada dan menyimak. Duh, semakin penasaran dong, masalahnya banyak sahabat yang menyimak, siapa gerangan yang masuk lima besar, tanya kami para peserta challenge. Lalu panitia juga bilang kalau yang menjadi pemenang 6 sampai 10 pengumumannya besok. Aku berkata, masih ada harapan untuk besok, andai tak memperoleh lima besar. 

Ketika flyer pengumuman dibagikan di grup WhatsApp, kami menyimak, membaca satu demi satu nama yang tertera. Hampir tidak percaya dengan apa yang dilihat. Ada namaku tertera sebagai salah satu dari lima besar pemenang. Masya Allah, perasaan surprise dan bahagia bercampur aduk. Tidak pernah terbayangkan bahwa tulisan sederhanaku bisa mendapatkan apresiasi setinggi ini di tengah penjurian yang begitu ketat dan objektif. Jujur saja, saat itu air mata haru kembali datang, mengalir membahasi pipi. 

Sebahagia itu rasanya diriku, walau tak menjadi pemenang pertama, tapi rasanya sangat gembira, haru dan bahagia itu menjadi satu. Apapun yang terjadi malam ini, semua untukmu Ma, kataku dalam hati. Pahala menulis naskah, hadiah yang akan diterima semua untuk mama. Hadiah diketahui keesokan harinya bersamaan dengan pengumuman  urutan 6 sampai 10.

Dalam rasa haru yang kami terima sebagai pemenang, candaan hangat kami lakukan. Bagi sahabat yang belum memang, mereka ikut bergembira, merasakan juga kebahagiaan kami. Mereka bilang ibu para sahabat adalah ibu kami juga. Bahagianya makin bertambah, sahabat SSCQ memang begitu, sangat memberi dukungan satu sama lain.

Pengalaman ini memberikan kesan yang sangat mendalam bagiku. Bukan hanya karena berhasil masuk dalam lima besar, tetapi juga karena proses yang dilalui telah mengajarkan banyak hal. Yang pasti pengalaman yang berharga telah diperoleh. Mengikuti challenge berhadiah hewan kurban itu sangat berbeda, lain dari yang lain. Apalagi dipersembahkan bagi seseorang yang begitu dicintai, menulisnya setulus hati, sepenuh perasaan. Ditambah orang yang dikasihi telah tiada, semua rasa tak dapat ditahan. Rasa sayang bercampur rindu menghasilkan haru. Isak tangis menjadi santapan telinga, yang mau tak mau sampai ke hati, diolah oleh rasa, hasilnya adalah deraian air mata. 

"Ma, aku menang, walau bukan yang pertama. Aku masuk lima besar, Ma," bisikku seakan melihat senyum manis mama.

Akhir kata, diriku ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyelenggarakan challenge ini. Terima kasih kepada para juri yang telah menilai dengan objektif, dan terima kasih kepada Bunda Novi yang memastikan proses penjurian berjalan adil. Kemenangan ini bukan hanya milik saya. Kemenangan ini terutama milik mama, yang telah menjadi inspirasi terbesar dalam mengikuti challenge. Buat bunda kesayangan kita semua, Bunda Lilik, _jazakillah khoiran katsiran_. Semoga Allah memberi keberkahan dalam hidup bunda. Buat sahabatku semua, kita semua adalah pemenang. [ *ry*].

اَÙ„ْØ­َÙ…ْدُ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ رَبِّ الْعَالَÙ…ِينَ
Alhamdulillahi Rabbil 'Aalamiin

Kotabumi, 15 Juni 2024.

Baca juga:

0 Comments: