Headlines
Loading...
All Eyes on Rafah, Wujud Kebangkitan Ummat

All Eyes on Rafah, Wujud Kebangkitan Ummat

Oleh. Anggi 

Serangan udara yang dilakukan Israel pada tanggal 26 mei 2024 telah menghancurkan kamp pengungsian Tel Al-Sultan di Rafah bagian selatan jalur Gaza. Serangan tersebut mengakibatkan tewasnya 45 korban jiwa dan melukai 249 orang (Kompas.id/28/05/2024). Meski mendapat kecaman dari seluruh dunia, Israel tidak peduli dan malah semakin menunjukkan kebengisannya. Dua hari setelahnya, tepatnya pada selasa 28 mei 2024 Israel kembali melakukan serangan dengan menembaki kamp pengungsi di sebelah barat Rafah yang menewaskan sedikitnya 21 korban (Detik.com/30/05/2024).
  
Kebrutalan zionis laknatullah terhadap kaum muslimin Palestina telah menjadi sorotan dunia dan membuka mata masyarakat untuk mengambil peran dalam menyelesaikan persoalan ini. Dukungan terhadap Palestina semakin menggema dari seluruh penjuru dunia. Slogan “All Eyes on Rafah” yang dimaksudkan agar masyarakat di seluruh dunia tidak berpaling dari apa yang terjadi di Rafah, menjadi perbincangan hangat di media sosial dan telah diunggah lebih dari 47 juta kali oleh user instagram. 
  
Berbagai aksi bentuk pembelaan terhadap Palestina di berbagai negara termasuk diantaranya Indonesia telah dilaksanakan, seperti halnya pada tanggal 2 juni 2024 lalu, sekitar 8000 penduduk Jawa Timur dari berbagai kota dan kabupaten, mewakili berbagai elemen masyarakat termasuk mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga, ulama dan tokoh masyarakat berkumpul di depan gedung Grahadi Surabaya untuk mengikuti aksi long march di sertai seruan takbir, yel yel dan orasi yang membahas solusi hakiki untuk Palestina.
   
Selama delapan bulan terakhir, dunia telah menyaksikan genosida yang terjadipada rakyat Palestina, hal itu lebih dari cukup untuk memberikan gambaran tentang penindasan terhadap saudara saudara kita disana selama 76 tahun terakhir. Wajah brutal Zionis kini tak bisa ditutup tutupi lagi dan telah menyadarkan banyak pihak untuk turut mengambil peran dalam penyelesaian konflik yang terjadi. Aksi dan demo besar besaran telah dilakukan oleh muslim maupun non muslim dari seluruh penjuru dunia yang menginginkan kemerdekaan palestina. Hal ini membuktikan ummat sudah mulai membuka mata. Bahwa yang terjadi di Palestina bukan hanya menjadi urusan antar negara saja, bukan pula konflik antar agama, melainkan penjajahan oleh bangsa Zionis terhadap tanah kaum muslimin yang di dukung oleh Amerika dan sekutu sekutunya. 
   
Meskipun pada faktanya, masih banyak yang gagal fokus dalam melihat akar persoalan ini. Yang menyebabkan ummat masih berpikir bahwa mengambil jalan damai yang diserukan oleh negara adidaya yakni _two state solution_ menjadi solusi tuntas dalam menangani problem ini. Seringkali aksi yang dilakukan oleh ummat hanya berlandaskan kemanusiaan dan bukan pemahaman yang benar terkait apa sebetulnya yang terjadi di Palestina. Sehingga tak heran jika yang mereka serukan ialah tuntutan terhadap lembaga internasional dan negara-negara adidaya dalam mewujudkan perdamaian. Mereka bahkan lupa dalang dari kekacauan yang terjadi ialah negara negara layaknya amerika dan Inggris yang menjadikan lembaga internasional sebagai alat untuk memuluskan makar licik yang mereka buat.
   
Seruan perdamaian dan solusi dua negara tentu bukanlah solusi yang dibenarkan oleh hukum syara’. Pasalnya syara’ telah memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan jihad difa’I (defensif)  yakni berjihad membela negara mereka yang diserang oleh musuh musuh Islam. Hal ini jelas dinyatakan dalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 194 : 
"Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah dia seimbang dengan serangannya terhadap kalian." (TQS al-Baqarah [2]: 194).

Di surah yang sama, Allah juga memerintahkan untuk mengusir siapapun yang telah mengusir kaum muslimin. 
"Perangilah mereka dimana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian." (TQS al-Baqarah [2]: 191).
  
Selain menyalahi hukum syara’, solusi perdamaian dan dua negara hanyalah tipu muslihat Zionis saja.  Seperti yang sudah sudah mereka pasti akan mengingkari perjanjian dengan lebih menggencarkan agresi militer ke Gaza. Namun, menyerahkan perlawanan terhadap Zionis Yahudi hanya kepada warga Gaza juga tidak dibenarkan. Gaza sangat membutuhkan bantuan untuk menghadapi serangan militer yang terus menerus dari entitas Yahudi yang didukung oleh negara-negara Barat. Terlebih syara’ juga menetapkan bahwa kewajiban jihad defensif dan ofensif ini meluas kepada kaum Muslim di sekitar Gaza dan bukan dibebankan hanya pada warga Gaza saja.
  
Oleh karenanya mustahil dapat mengusir Zionis dari tanah Palestina tanpa kekuatan besar. Dan kekuatan besar itu tidak lain ialah D4ul4h Khil4f4h. Umat harus menyadari bahwa mereka membutuhkan eksistensi Khil4f4h untuk melindungi Palestina dan menyingkirkan bangsa zionis dari tanah Palestina. Karna hanya Khilafahlah yang sanggup memobilisasi kekuatan umat untuk mengusir penjajah Yahudi dan menghapus belenggu nasionalisme dengan mengembalikan ukhuwah islamiyah ketengah umat sehingga mereka akan merasakan lagi layaknya satu tubuh.

Baca juga:

0 Comments: