Headlines
Loading...
Oleh. Ira Siti Rojanah

Mentari mulai terbenam, menyembunyikan sinarnya yang terang. Berganti dengan rembulan, dikelilingi awan hitam, diiringi rintik hujan yang semakin menguatkan alasan Almeera untuk tidak pergi mengaji. 

Sudah satu pekan lebih, rasa malas menggelayuti ABG berparas ayu itu. Langkah kakinya terasa berat, badannya enggan beranjak dari ranjang, jempolnya terus mengayun, berselancar di media sosial. Seketika jempolnya berhenti di satu video yang sedang viral. “Seorang remaja 16 tahun tewas dianiaya dan dilecehkan oleh segerombolan geng motor. Astagfirullah.” Almeera merinding saat membaca judul video yang ia lihat di gawainya.

Dengan rasa penasaran Almeera membuka video itu, terlihat seorang remaja tergeletak di pinggir jalan dengan luka parah di sekujur tubuhnya, kepalanya remuk, baju yang dikenakannya tersingkap. Almeera terus beristighfar dan mengelus dada menyaksikan video yang sedang diputarnya. 

Dreettt getaran dari benda pipih persegi panjang berwarna hitam itu mengalihkan perhatian Almeera. Ia langsung membuka aplikasi bergagang telepon dan membuka pesan teratas lalu membacanya tanpa suara. 

"Shalihah, hari ini ngaji seperti biasa, ya!" pesan dari Ummi Fatma. 

Almeera langsung menaruh ponselnya, sejurus kemudian ia kembali mengambil benda elektronik yang baru saja ia lepas dari tangannya, membuka kembali pesan Ummi Fatma, guru ngajinya. 

Mengetik ... ‘Delete’ ... Mengetik... ‘Delete’ .... 

"Hmm, ngaji enggak, ya?" Almeera membatin. Ia merasa bersalah karena sudah sepekan bolos ngaji tanpa memberikan kabar pada Ummi Fatma. Ada perasaan galau berkecamuk di hatinya, ingin berangkat ngaji, tetapi sudah terlanjur malu dengan teman-teman yang sering meledekinya.

"Iya, Ummi, insyaallah aku ngaji."
klik, pesan terkirim. 

Akhirnya Almeera memutuskan untuk berangkat ngaji. Ia segera bangun dari tempat tidurnya, tangannya dengan sigap meraih jilbab dan khimar yang menggantung di balik pintu kamar, tak lupa ia memakai kaos kaki krem motif bunga favoritnya. Lalu bergegas pergi menuju rumah Ummi Fatma. 

***

"Assalamu'alaikum ...." Almeera memberi salam. 

Dengan pandangan menunduk, Almeera masuk dan mencari tempat duduk yang kosong. 

"Hei, Almeera, katanya nggak mau ngaji." Ujar Dina.

"Iya, udah putus, ya, sama pacarnya?" Mely menimpali. 

"Nggak, kok. Lagian siapa yang pacaran?" Almeera mengelak. 

"Yaelah, ngaku aja dech! Aku lihat kamu lagi berduaan sama laki-laki." Ujar Dini

"Hmm, Ituuu..." Belum sempat menjawab, Ummi Fatma datang. 

"Hei, hei, ada Ummi, ayok duduk!" Ujar Dini. 

Seketika suara gaduh berubah menjadi hening ketika Ummi Fatma duduk di hadapan mereka. 

"Sudah salat magrib semua, anak-anak?" Tanya Ummi Fatma. 

"Sudah, Mi." Jawab anak-anak serempak.

"Baik anak-anak, kita baca doa belajar bersama-sama, ya."

[“Bismillahirrahmanirrahiim, Roditubillahi robba, wabil islami diina, wabil Muhammadinna biyya warosula, rabbi jidnii 'ilmaan, warzukni fahman birohmatika yaa arhama rohimiin. Aamiin]

"Eh, ada Almeera. Kemana aja Al, kok jarang ngaji? Ummi kangen lho sama Almeera.” Ujar Ummi. 

"Sibuk pacaran, Ummi." Celetuk Mely. 

"Enggak, kok, Mi." Almeera membela diri. 

"Kata Ummi, pacaran itu nggak boleh kan, ya?" Tanya Mely. 

"Iya, betul, Mel. Di dalam Al-Qur'an, sudah disampaikan secara gamblang haramnya mendekati zina. Mendekati saja diharamkan, apalagi zinanya. ‘Naudzubillah’. Dan pacaran itu salah satu pintu mendekati zina. Allah berfirman dalam surah Al-Isra ayat 32 yang artinya: 

[“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan yang sangat keji."]
Ummi Fatma menjelaskan. 

"Di dalam Islam, pergaulan antara laki-laki dan perempuan itu ada seperangkat aturannya, lho." Ummi Fatma lanjut menjelaskan. 

"Pertama, menundukkan pandangan atau ghadul bashar. Matanya dijaga, ya. Nggak boleh jelalatan lihat lawan jenis. Coba kita buka mushafnya bersama-sama, lihat surah an-Nur ayat 30-31."

[Katakanlah kepada orang laki-laki beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci dari mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang ( biasa ) nampak dari padanya .... "]

"Hayoo, siapa disini yang suka jelalatan kalo lihat yang ganteng?” tanya Ummi Fatma.

Anak-anak tersenyum saling memandang. 

"Kedua, Islam memerintahkan perempuan untuk berhijab ketika keluar rumah, wajib bagi perempuan dewasa yang sudah balig untuk menutup aurat secara sempurna di depan laki-laki asing. Di depan yang bukan mahramnya. Sekarang, kita buka lagi surah An-Nur ayat 31 dan Al-Ahzab ayat 59."

[Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya ....]

[Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.]

“Nah, Almeera bagus tuh, sudah sempurna menutup auratnya.” Puji Ummi Fatma pada Almeera. 
Almeera hanya tersenyum. 

“Mely, tuh, Mi, kadang pakai jilbab kadang enggak.” Ujar Dini. 

“Yeey, kamu juga jarang pakai kaos kaki kalau main.” Ujar Mely. 

“Sudah, sudah, mulai sekarang kita belajar untuk menutup aurat dengan sempurna, ya. Oia, perintah berhijab itu diikuti larangan tabaruj.”

“Tabaruj itu apa, Ummi?” tanya Almeera

“Tabaruj yaitu berhias atau bersolek untuk orang asing selain mahramnya. Kalian insyaallah nggak ada yang berhias berlebihan, ya.” 

Anak-anak menyimak dengan seksama. 

“Ok. Lanjut! Ketiga, seorang wanita nggak boleh bepergian sehari semalam, kecuali jika disertai dengan mahramnya.”

“Keempat, Islam melarang pria dan wanita untuk melakukan khalwat atau berdua-duaan tanpa mahramnya.” 

“Almeera, Mi, berdua-duaan sama laki-laki, pasti sama pacarnya.” Ujar Mely. 

“Nggak, kok, Ummi. Aku nggak pacaran." Almeera membela diri
 
“Ok, ok, kita lanjut dulu, ya, masih ada tiga poin lagi.” Ummi Fatma mencoba menengahi. 

“Kelima, seorang wanita nggak boleh keluar dari rumahnya kecuali seizin suaminya, karena suami memiliki hak atas istrinya. Nah, kalo kalian kan, belum menikah. Jadi, meminta izinnya kepada orang tua, ya.”

“Siap, Ummi.” Jawab anak-anak serempak. 

“Keenam, Islam menjaga kehidupan khusus komunitas perempuan terpisah dari komunitas laki-laki. Contohnya dalam pengaturan posisi jamaah di masjid, di sekolah atau pesantren. 

Terakhir, yang ketujuh, Islam sangat menjaga agar hubungan kerjasama antara laki-laki dan perempuan bersifat umum dalam urusan-urusan muamalah. Seperti dalam jual beli antara penjual dan pembeli, dalam kesehatan antara pasien dan dokter, dalam pendidikan antara murid dan guru dan lain-lain.”

“Nah, dengan seperangkat aturan ini Islam menutup celah terjadinya perzinaan bahkan pembukaan zina dengan nama pacaran. Jadi sudah jelas, ya, dalam Islam pacaran itu hukumnya haram.”

“Masyaallah, lengkap sekali. Berarti jika aturan Islam di terapkan tidak akan ada kasus pelecehan ya, Mi?” Almeera menanggapi sekaligus menanyakan keresahannya yang sempat ia lihat di medsos. 

“Betul, Islam itu agama yang sempurna dan paripurna. Dalam Islam setiap perbuatan ada aturannnya, juga ada sanksinya yang tegas. Dan semua itu bersumber dari Al-Qur’an dan Sunah. Jika Islam diterapkan, kasus kejahatan seperti pembunuhan dan pelecehan bisa diminimalisir.” Ummi Fatma menjelaskan. 

Oia, Almeera, belum jawab pertanyaan Ummi, ke mana aja, kok, jarang ngaji?” tanya Ummi Fatma. 

“Hmm, aku gak enak badan, Mi. Di rumah juga ada saudara dari Jakarta, aku bantu Ibu beres-beres di rumah.” jawab Almeera. 

“Oh, yang kemarin berdua-duaan sama kamu itu saudara to? Kirain pacar.” timpal Mely

“Hmm, dasar Mely. Nggak boleh suudzon dong, Mel.” Ummi Fatma tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala. 

Ummi berpesan sama kalian semua, jangan pernah meninggalkan ngaji, karena mengaji, terlebih mengkaji Islam itu kewajiban setiap muslim, dan dengan mengaji kita jadi tahu mana yang halal dan haram, mana yang boleh mana yang tidak boleh, mana yang harus dijalankan mana yang harus di tinggalkan, kita juga bisa bisa membentengi diri dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pacaran tadi, ya. Pacarannya nanti saja, kalau sudah halal.” Jelas Ummi Fatma. 

Allahu Akbar Allahu Akbar .… 

“Alhamdulillah, sudah azan Isya, kita tutup dulu dengan doa kifaratul majelis, ya.”

[Subhanakaallahuma wabihamdika asyhadu'alla illaha illaa anta astagfirullah waatubu ilaiik. Amin] [Ni]

Selasa, 21 Mei 2024

Baca juga:

0 Comments: