Headlines
Loading...
Oleh. Nora Afrilia S. Pd (Penulis & Aktivis Muslimah) 

Takdir buruk tentunya tidak bisa dihindari. Kecelakaan adalah salah satu musibah yang bisa diantisipasi seandainya ada sikap waspada yang dilakukan oleh manusia. Paling tidak akan berkurang resiko dalam kecelakaan. Bak ibarat pepatah sedia payung sebelum hujan. Begitu lah sebaiknya yang dilakukan manusia demi antisipasi kemalangan yang sudah menjadi takdir bagi manusia tersebut. 

Baru-baru ini terjadi kecelakaan bus Trans Putera Fajar. Kecelakaan maut tersebut  menyebabkan belasan penumpangnya tewas di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5) malam. Bus tersebut  mengangkut rombongan pelajar dari SMK Lingga Kencana Kota Depok. Polisi kini masih belum menyimpulkan penyebab pasti kecelakaan.

Kepala Bagian Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Aznal mengungkapkan pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023. (cnnindonesia,12/04/2024). 

Hal lain yang mengejutkan, sebelum kecelakaan terjadi korban selamat bernama Vivi Aulia sempat menelpon ibunya Maryati. Vivi mengabarkan, pada saat itu rombongan bus berangkat dari villa menuju Tangkuban Perahu. Vivi lalu bercerita di telponan bahwa bus yang ditumpanginya tidak bisa menanjak. Dan tak lama berselang setelah itu terjadilah kejadian kecelakaan tersebut. 

Akibat dari kecelakaan itu sebanyak 60 orang menjadi korban, 11 di antaranya meninggal dunia dan sisanya mengalami luka berat dan ringan.(rejabar.republika.co.id, 12/05/2024) 

Mitigasi bencana sebuah keharusan

Bencana berupa kecelakaan ataupun kerusakan lainnya yang datang karena sudah kehendak Allah selayaknya kita sikapi dengan ikhlas menerima keadaan tersebut. Namun, perlu diingat manusia yang diberi kelebihan akal harusnya mengoptimalkan kemampuannya untuk mencapai keselamatan sebelum kerusakan itu Allah berikan kepada kita. 

Terhadap terjadinya kecelakaan banyak hal yang bisa menjadi penyebab hal itu terjadi. Namun pertanyaannya, sudah optimalkah pemilik PO bus untuk mengecek kendaraannya? apakah sudah memastikan bahwa sopir telah faham medan dan mahir? terlebih kepada pemerintah setempat, sudah optimalkah dalam pengawasan PO kendaraan baik swasta maupun milik pemerintah, sehingga tidak lagi kecolongan ada kendaraan yang sudah kadaluwarsa izin dan lulus ujian. 

Kita contohkan pada kasus kecelakaan bus SMK di daerah Subang Jawa Barat. Apakah bus yang diberikan sudah optimal dirawat dengan pembiayaan yang maksimal? Apakah sudah terlatih pengemudi bus untuk mengoperasikan bus besar di medan yang sudah ditentukan? Apakah sudah ada ajakan dari pihak terkait semisal sekolah untuk meminimalisir barang bawaan ketika bepergian study tour? Apakah ada ajakan pihak sekolah atau pihak manapun untuk berdoa bersama meminta perlindungan keselamatan dari Allah agar perjalanan dimudahkan? Apakah rombongan bus mengingat waktu ibadah sholat ketika bepergian ? 

Semua pertanyaan di atas bentuk dari langkah-langkah mitigasi bencana. Sudahkah kita optimal memikirkan dan mempersiapkannya? 

Islam menghargai nyawa manusia

Berikut kutipan pengingat bagi kita semua. "Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).

Kecelakaan, musibah banjir, longsor, dan sebagainya merupakan bentuk muhasabah diri manusia. Penyikapan terhadap hal tersebut adalah kita ikhlas dan rida menerimanya. Tanpa harus menyalahkan Allah selalu yang menimpanya kepada kita. Sikap selanjutnya adalah mempertanyakan diri apakah sudah optimal agar bencana dan musibah itu tidak terjadi. Jikalau kita tidak optimal dalam hal pencegahannya maka terkategori kita kedalam orang-orang yang lalai. Hingga mengakibatkan banyak manusia yang kehilangan nyawanya. Dan lalai bisa terkategori sikap bersengaja untuk tidak maksimal dalam beraktivitas hingga mengakibatkan kerugian pada pihak lainnya. 

Maka ketika negeri ini diterapkan aturan Allah berupa sistem kehidupan Islam akan melahirkan pihak-pihak atau manusia yang amanah dalam segala jabatannya. Merasa bahwa kalau tidak optimal maka Allah akan minta pertanggungjawaban yang setimpal di kehidupan akhirat. 

Terutama penguasa negeri ini. Penguasa dalam ruang lingkup kecil seperti kepala sekolah, serta penguasa dalam ruang lingkup lebih kecil lagi kepala keluarga. Maka janganlah kita menganggap sepele terhadap kesalahan sekecil apapun. Karena menjaga amanah adalah hal terpenting agar Allah rida dengan kita. 

Baca juga:

0 Comments: