Headlines
Loading...
Bunda Hajar, Teladan Hidup Penuh Taat

Bunda Hajar, Teladan Hidup Penuh Taat

Motivasi

Oleh. Eka Suryati 

Di kehidupan modern ini, nyaris krisis keteladanan. Namun saat membaca kisah seorang perempuan hebat, ibunda dari Nabi Ismail, maka tak salah rasanya jika beliau menjadi contoh teladan. Kehidupan Bunda Hajar, istri Nabi Ibrahim, merupakan salah satu kisah sangat menginspirasi dalam sejarah peradaban manusia. Kisahnya bukan hanya sekadar narasi sejarah, melainkan sebuah teladan agung tentang keteguhan iman, kesabaran, dan ketakwaan yang luar biasa kepada Allah Swt..

Tak tahu lagi apa yang telah dialaminya. Bunda Hajar menghadapi berbagai ujian hidup yang berat, tetapi ia tetap tegar dan yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah yang Maha Kuasa. 

Bunda Hajar adalah seorang wanita yang luar biasa. Keberhasilannya melahirkan Ismail, putra Nabi Ibrahim, menimbulkan rasa cemburu di hati Bunda Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim. Rasa cemburu adalah hal yang wajar dalam hubungan manusia, terutama dalam konteks poligami. Namun, Bunda Hajar menghadapi rasa cemburu Bunda Sarah dengan hati yang lapang dan penuh kesabaran. Ia tidak membalas dengan rasa iri atau marah, melainkan tetap bersikap baik dan penuh penghormatan terhadap Bunda Sarah. Sikapnya ini menunjukkan betapa besar kekuatan hati dan ketulusan Bunda Hajar dalam menjalani setiap episode kehidupannya. Tapi Bunda Sarah pun wanita hebat. Cemburunya tak ia salurkan, sehingga akan merusak keimanannya. Ia hanya tak ingin melihat hal yang akan membuatnya menjadi rawan hati. Justru di sini, Allah memulai kisah untuk menguji keteguhan hati seorang Bunda Hajar.

Tidak hanya menghadapi rasa cemburu, Bunda Hajar juga harus menghadapi ujian yang jauh lebih berat. Atas perintah Allah, Nabi Ibrahim harus membawa Bunda Hajar dan Ismail kecil ke sebuah tempat yang asing, sunyi, kering, dan gersang, yang kelak kita kenal sebagai Mekah. Dalam perjalanan ini, Bunda Hajar menunjukkan keteguhan hati yang luar biasa. Meski harus berpisah dengan suami tercinta dan hidup di tempat yang sangat sulit, ia tidak pernah meragukan keputusan suaminya. Keyakinannya kepada Allah begitu kuat sehingga ia yakin bahwa Allah tidak akan menelantarkan mereka.

Ketika Nabi Ibrahim meninggalkan mereka di padang pasir yang tandus, Bunda Hajar tidak menunjukkan rasa takut atau putus asa. Ia justru terus mencari cara untuk bertahan hidup demi anaknya, Ismail. Dalam keadaan kehausan, ia berlari antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali untuk mencari air. Ketabahannya ini akhirnya membawa mukjizat dari Allah dengan keluarnya air zamzam dari tanah. Kisah ini bukan hanya sekadar legenda, tetapi bukti nyata bahwa keimanan yang kuat akan selalu mendapatkan pertolongan dari Allah. Kisahnya abadi, menjadi salah satu rukun haji yaitu sai.

Ketika Bunda Hajar mengetahui bahwa tindakan tersebut adalah perintah Allah, ia menerimanya dengan hati yang lapang dan penuh kepasrahan. Keyakinannya kepada Allah begitu mendalam, sehingga ia yakin bahwa Allah pasti akan menjaga mereka. Bunda Hajar tidak pernah ragu akan janji Allah dan selalu berpegang teguh pada iman dan takwa. Sikapnya ini menunjukkan betapa besar kepercayaan dan cintanya kepada Allah, yang membuat ia mampu menghadapi segala ujian, ujian ketabahan dan kesabaran.

Setelah Bunda Hajar mampu melewati semuanya. Ia hidup dengan tenang bersama anak tersayang. Namun, ujian bagi Bunda Hajar belum berakhir. Ketika Ismail sudah beranjak remaja, Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah untuk menyembelih anaknya sendiri sebagai bentuk pengorbanan. Ini adalah ujian yang sangat berat bagi seorang ibu, tetapi Bunda Hajar menunjukkan ketulusan dan keikhlasan yang luar biasa. Ia merelakan anaknya untuk dibawa oleh Nabi Ibrahim, meski hatinya pasti diliputi oleh rasa sedih dan khawatir. Keikhlasannya ini menunjukkan betapa tingginya derajat ketakwaan Bunda Hajar kepada Allah.

Keikhlasan Bunda Hajar dalam menghadapi ujian ini adalah contoh teladan yang sangat tinggi. Ia menunjukkan bahwa ketaatan kepada Allah tidak mengenal syarat dan waktu. Ia taat tanpa tapi dan tanpa nanti. Bunda Hajar benar-benar meyakini bahwa setiap perintah Allah pasti memiliki hikmah yang baik, meskipun dalam pandangan manusia, itu sangat berat dan sulit. Sikapnya ini mengajarkan kita tentang arti ketaatan yang sebenarnya, yaitu taat dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

Bunda Hajar adalah teladan bagi kita semua. Ia mengajarkan kita tentang arti keteguhan hati dalam menghadapi ujian kehidupan. Dalam setiap episode kehidupannya, ia selalu menunjukkan bahwa keimanan dan ketakwaan kepada Allah adalah kunci utama untuk mendapatkan kebahagiaan dan keberkahan hidup.

Kehidupan kita mungkin tidak akan pernah seberat ujian yang dihadapi oleh Bunda Hajar, namun kita bisa belajar banyak darinya. Ketika menghadapi rasa cemburu, marilah kita bersikap sabar dan penuh penghormatan seperti Bunda Hajar. Ketika harus menghadapi kesulitan hidup, marilah kita yakin bahwa Allah tidak akan menelantarkan kita, sama seperti keyakinan Bunda Hajar ketika ditinggalkan di padang pasir yang tandus. Dan ketika menghadapi ujian yang sangat berat, marilah kita belajar untuk ikhlas dan sabar, yakin bahwa setiap ujian pasti memiliki hikmah yang baik.

Semoga ketabahan dan kesabaran Bunda Hajar bisa menginspirasi kita semua. Semoga kita bisa taat kepada Allah dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, seperti yang ditunjukkan oleh Bunda Hajar. Meski kita sadar bahwa diri ini lemah dan tak akan bisa sepenuhnya seperti beliau, namun dengan berusaha meneladani keteguhan hatinya, kita berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih dekat dengan Allah. Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan dan ketabahan kepada kita semua dalam menghadapi setiap ujian kehidupan. Tentu saja sebatas kemampuan. Allah pun tak akan menguji kita di luar batas kemampuan diri. 

Ah, sadar diri ini tak akan mampu seperti Bunda Hajar yang taatnya bagaikan di luar nalar. Bunda Hajar memang teladan umat, kisahnya abadi sepanjang zaman. Allah hendak memberi pengetahuan, pada kisahnya penuh pengorbanan yang melahirkan keteladanan. [Ni]

Kotabumi, 5 Juni 2024

Baca juga:

1 komentar