Headlines
Loading...
Generasi Malang, Gen Z Terjebak Pengangguran

Generasi Malang, Gen Z Terjebak Pengangguran


Oleh. Waviza 

Gen Z merupakan sebutan untuk mereka yang lahir sekitar tahun 1990-an sampai 2012. Di era sekarang Gen Z atau generasi zilenial lebih rincinya lahir pada 1997 - 2012. 

Bonus demografi di negeri ini hampir dipenuhi oleh gen Z. Hal ini merupakan suatu keuntungan apabila dikaitkan dengan cita-cita bangsa pada 2045 menjadikan Indonesia emas melalui generasi muda khususnya gen Z. Namun, yang menjadi perhatian sekarang ialah berbagai problematika yang dihadapi oleh mereka khususnya pada sektor lapangan pekerjaan, sehingga menyebabkan Indonesia sekarang krisis gen Z karena banyaknya angka pengangguran. 

Sebagaimana yang dikutip Kompas.com Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, beliau mengatakan bahwa penduduk Indonesia didominasi oleh Gen Z yaitu usia 18 - 24 tahun yang mereka masih dalam masa mencari pekerjaan, namun tak kunjung mendapatkan pekerjaan atau mereka yang melanjutkan untuk kuliah (24/4)

Krisis demografi yang terjadi saat ini khususnya dalam sektor pekerjaan merupakan suatu hambatan dalam membangun Indonesia emas 2045. Hal ini sejalan dengan banyaknya angka pengangguran pada generasi zilenial sebagai generasi yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap cita-cita tersebut. 

Tak dapat dipungkiri, salah satu faktor yang menyebabkan pengangguran ini ialah karena sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Akibatnya, sulit bagi gen Z untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu, faktor selanjutnya ialah karena tidak sesuainya pekerjaan dengan pendidikan gen Z. Hal ini juga menjadi penyebab pengangguran. 

Semua ini terjadi karena pengelolaan kebijakan terhadap sektor pekerjaan dan pendidikan menggunakan asas kapitalisme yang mementingkan keuntungan semata. Bagaimana tidak? Lapangan pekerjaan dikelola oleh mereka yang memiliki modal yaitu oligarki. Sehingga, apapun kebijakannya harus memberikan laba yang menguntungkan bagi mereka bukan demi kesejahteraan masyarakat. 

Inilah bukti kerusakan pada sebuah sistem yang diterapkan yaitu sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Pengaturan setiap sektor dibuat oleh manusia dengan pertimbangan untung-rugi saja. 

Berbeda, jika sistem pengaturannya diterapkan berdasarkan apa yang telah diturunkan oleh Pencipta manusia. Pendidikan akan diberikan tanpa ada pungutan biaya. Sehingga, output yang dikeluarkan ialah generasi yang berkualitas yang disertai keimanan dan ketakwaan. Maka, pekerjaan yang diberikan juga akan sejalan dengan yang mereka kuasai sesuai dengan bidang dan keahliannya. 

Wallahu'alam bishawab

Baca juga:

0 Comments: