Headlines
Loading...
Tugas 4 kurikulum SSCQ🕋

Oleh. Ratty S Leman

Sosok keluarga ideal kita dapatkan dari keluarga Nabi Ibrahim. Kepala keluarga taat, istri taat, anak pun taat. Ibrahim juga disebut sebagai Bapak Para Nabi, karena dari keturunan beliaulah lahir para Nabi pembimbing umat. Sosok keluarga ideal dari para Nabi salah satunya dapat kita pelajari dari kisah beliau. 

Nabi Ibrahim sosok pemuda yang kokoh keimanannya. Berasal dari Babilonia, menentang Raja Namrud. Memenggal leher berhala-berhala kecil dan mengalungkan kapaknya di leher berhala paling besar. Ketika ditanya, siapa yang melakukan pengrusakan berhala semua ini? Pemuda Ibrahim menjawab, tanyakan saja kepada patung yang besar yang membawa kapak. Petistiwa ini diabadikan di dalam Al Qur'an,  " "Sebenarnya (patung) besar itu yang melakukannya." (QS Al-Anbiya 63). Tentu saja Raja Namrud mati kutu tak bisa berkutik ketika berhadapan dengan pemuda cerdas ini. 

Raja Namrud murka dan akhirnya terjadilah peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim tenang, rida, ikhlas, dan pasrah. Memang beginilah resiko perjuangan ketauhidan. Allah memberinya mukjizat. Api yang panas tak bisa membakarnya. Hal ini tertulis di dalam Al Qur'an surat Al Anbiya  ayat 69 : 
Ù‚ُÙ„ْÙ†َا ÙŠٰÙ†َارُ ÙƒُÙˆْÙ†ِÙŠْ بَرْدًا ÙˆَّسَÙ„ٰÙ…ًا عَÙ„ٰٓÙ‰ اِبْرٰÙ‡ِÙŠْÙ…َ ۙ

Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!”

Setelah peristiwa itu Nabi Ibrahim diusir dan pindah ke negri Syam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Maka Luth membenarkan (kenabian Ibrahim), Dan dia (Ibrahim) berkata, ‘Sesungguhnya, aku harus berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku; sungguh, Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.’ Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub, dan Kami jadikan kenabian dan kitab kepada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia, dan sesungguhnya dia di akhirat, termasuk orang yang saleh’.” (QS Al-Ankabut 26-27).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan Kami selamatkan dia (Ibrahim) dan Luth ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam. Dan Kami menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Ya’qub, sebagai suatu anugerah. Dan masing-masing Kami jadikan orang yang Saleh. Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah.” (QS Al-Anbiya 71-73).

Inilah runutan sejarah Nabi Ibrahim. Dari Babilonia beliau berpindah ke negri Syam. Bumi yang dituju Ibrahim saat berhijrah adalah bumi Syam, itulah bumi yang disebut Allah ‘Azza wa Jalla, “Negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam.” (QS Al-Anbiya  71-73). 

Ahli kitab menyebutkan, saat Nabi Ibrahim tiba di Syam, Allah mewahyukan kepada beliau, “Sungguh Aku menjadikan negeri ini untuk para keturunanmu sepeninggalmu.” Ibrahim kemudian membangun tempat penyembelihan kurban untuk Allah sebagai wujud rasa bersyukur atas nikmat yang diberi. Kubah bangunan ini dibuat menghadap ke timur Baitul Maqdis, setelah itu Ibrahim pindah ke Baitul Maqdis. Namun karena disana terjadi kekeringan, kesulitan dan harga barang-barang sangat mahal, akhirnya Nabi Ibrahim bersama pindah ke Mesir.

Saat Nabi Ibrahim masuk ke wilayah Mesir, cobaan baru pun datang lagi. Di Mesir sedang dikuasai oleh raja yang suka wanita-wanita cantik. Ibunda Sarah, istri Nabi Ibrahim hendak dilecehkan sang raja, namun Allah melindungi beliau. Bahkan sang raja takhluk oleh kesucian Ibunda Sarah sehingga memberinya seorang budak wanita bernama Hajar. 

Singkat cerita, Nabi Ibrahim Alaihissalam pun pulang bersama istrinya Sarah dari negeri Mesir menuju ke Syam lagi. Ibunda Sarah membawa serta Hajar yang merupakan hadiah dari seorang raja zhalim. 

Sarah begitu gembira dengan keberadaan Hajar dan mencintainya. Sarah memberikan Hajar kepada Nabi Ibrahim (untuk dinikahi) karena paham bahwa beliau seorang Nabi yang harus mempunyai keturunan untuk meneruskan risalah kenabian. 

Akhirnya, Ibunda Hajar melahirkan putra Nabi Ibrahim Alaihissalam, yaitu Nabi Ismail. Ibunda Sarah lama-lama cemburu kepada Ibunda Hajar. Allâh Azza wa Jalla memerintahkan Nabi Ibrahim Alaihissalam untuk keluar bersama Ibunda Hajar dan anaknya yakni Nabi Ismail ke Mekah, dan meninggalkannya di sana. Ini dengan tujuan, agar lembah yang diberkahi ini menjadi tempat yang makmur dengan keberadaan mereka berdua. 

Nabi Ibrahim Alaihissalam menunaikan perintah Allah ini. Beliau Nabi Ibrahim Alaihissalam keluar membawa dua orang terkasihnya menuju ke Mekah, di mana di sana tak air, tanah pun gersang dan tandus serta sepi tak berpenghuni. Ibunda Hajar bertanya, apakah ini perintah Allah? Nabi Ibrahim pun menganggukan kepalanya. Maka Ibunda Hajar yakin dan berucap, "Pergilah, Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan hamba Nya." Dialog mesra keluarga beriman dan bertaqwa ini terekam indah di dalam Al Qur'an dan diabadikan dalam bentuk ibadah haji di Tanah Suci yang setiap tahun dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh dunia hingga akhir zaman nanti. 

***

Sesungguhnya kerinduan kita saat menapak tilas keteladanan Nabi Ibrahim tidak hanya di Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah, tapi juga negri Syam atau tepatnya di Masjidil Aqsa Palestina. Kita tidak boleh memaksakan bepergian, kecuali ketiga tempat suci yakni Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsa. 

Masjidil Haram dan Masjid Nabawi berada di negara yang sama, sedang Masjidil Aqsa berada di negri yang lainnya. Mengapa umat Islam harus tersekat-sekat dalam negara bangsa dengan ikatan jahiliyah bernama nasionalisme?

Masjidil Aqsa berada di Palestina yang sekarang sedang digenosida oleh musuh Allah yakni zionis Yahudi laknatullah. Mereka diperangi, diusir, dibantai, ditindas, dan dibumi hanguskan. Namun dunia diam membisu. Sampai kapan umat Islam bersatu bagai satu tubuh, sehingga jika ada anggota badan yang sakit maka anggota badan yang lainnya akan ikut merasakan. 

Zionis Yahudi tak mengenal bahasa diplomasi. Yang dibutuhkan saat ini adalah persatuan umat Islam sedunia untuk menghancurkan mereka dengan adanya khilafah alla minhaji nubuwah dan jihad. 

Kerinduan kita tentu sama. Tak hanya ingin mengucapkan kalimat talbiyah, "Labaik Allahumma labaik. Labaik alla syarika laka labaik. Innal hamda wa nikmata laka wal mulk laa syarikala." Tetapi juga kalimat,"Labaik ya Aqsa, Labaik ya Aqsa, Labaik ya Aqsa." Birruh bidam nafdika ya Aqsa. 

#SahabatSurgaCintaQuran
#KorbanMeneladaniKetaatanSangKhalilullah
#NapakTilasJejakKeluargaNabiIbrahim
#NabiIbrahimKorbanHaji
#AntologiSSCQ37

Baca juga:

0 Comments: