Headlines
Loading...
Kupenuhi Panggilan-Mu Tanpa Mereka

Kupenuhi Panggilan-Mu Tanpa Mereka

Story telling 
Oleh. Hajrah

Ibadah haji adalah rukun Islam yang kelima. Ibadah ini merupakan ibadah pelengkap dan penyempurna rukun Islam. Dalam agama Islam menunaikan haji hukumnya wajib bagi yang memiliki kemampuan yang mengerjakannya. Hukum melaksanakan haji seperti yang tertuang dalam Al-qur'an surah Al-Imran ayat 97 :

فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَا مُ اِبْرٰهِيْمَ ۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَا نَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّا سِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَا عَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِ نَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

"Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam." 

Di sinilah hatiku terketuk untuk mendaftarkan diri dan suami untuk berhaji. Alhamdulillah di saat itu Allah memberikan limpahan rezeki untuk kami bisa mendaftarkan haji pada tahun 2009 dan daftar tunggunya hanya 3 tahun sudah bisa berangkat. Perasaan saat itu tak dapat diutarakan bahagia rasanya dapat mendaftar haji saat itu.

Saat ingin mendaftar sudah memikirkan anak-anak kami yang masih kecil untuk ditinggalkan, tetapi mertua, ipar, dan keluarga besar mendorong dan menyarankan untuk daftar haji, anak-anakmu, 3 tahun berikutnya sudah bertambah umurnya. 

Dalam keraguan meninggalkan anak-anak, tetapi keluarga besar selalu memberikan kata-kata jangan sia-siakan waktu, kalau ada rezeki segeralah mumpung menunggu tak begitu lama berangkat hajinya. Sungguh bahagia rasanya dikelilingi dengan keluarga yang selalu membersamai keluarga kecilku. 

Alhamdulillah anak pertama saat berangkat sudah kelas masuk SD dan anak nomor dua sudah berumur 4 tahun. Kujaga terus diri ini agar tidak hamil dulu, karena umur  yang masih produktif saat itu hingga tiap bulan memakai alat kontrasepsi dengan minum obat KB.

Berjalannya waktu aktif dengan obat KB diminum, walau kadang bolong tak diminum karena lupa, ya minumnya double Alhamdulillah haidnya tetap lancar tiap bulannya. 

Tahun 2011 haid tak kunjung tiba padahal obat KB tetap diminum rutin tetapi tidak haid juga, akhirnya berkunjunglah ke dokter kandungan. Alhamdulillah hamil, tetapi sedih karena sudah terlanjur banyak minum obat KB bisa positif hamil. Rasa bersalah saat itu minta untuk digugurkan, Alhamdulillah mendapatkan dokter yang sangat baik menyarankan jangan digugurkan dipertahankan calon bayinya, dan tiap bulan kami memeriksakan kandunganku.

Rasa kegalauan terjadi tahun 2011 bulan Oktober diinfokan pada kementrian Agama bahwa nama kami keluar untuk berangkat haji. Ya Allah ujian yang diberikan terjadi, masih dalam keadaan hamil besar dapat berita seperti ini, apa yang harus kuperbuat, membatalkan tetapi ini adalah panggilan Allah. Dalam doaku selalu kupanjatkan agar dapat melewati ini semuanya.

Alhamdulillah bulan Januari tahun 2012 anak ketiga kami lahir dalam selamat, sempurna, dan sehat-sehat, bersyukur Allah mengabulkan doaku. 

Bulan keempat ASI mulai tidak lancar seperti di awal kelahiran putriku, tetapi saat kuganti dengan susu formula, alhamdulillah anak salihahku mau meminumnya dan diberikan keadaan yang sehat selalu. ASI yang tidak normal membuat hormonku terganggu, selalu keluar darah, awalnya kirain haid tetapi tak kunjung berhenti dan akhirnya kuperiksakan kembali ke dokter kandungan, katanya kadang biasa terjadi seperti itu dan alhamdulillah walaupun sering keluar namun tak banyak dan tak membuat diri ini sakit. 

Bulan Juli akhirnya kami memutuskan untuk tetap berangkat ibadah haji. Awalnya berat untuk meninggalkan anak-anak tercinta yang masih kecil tanpa kasih sayang kami, namun dorongan ibu mertua, ipar, dan keluarga besar membuat diri ini dengan tekad harus berangkat haji, "Labbaik allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan ni'mata laka wal mulk, laa syariikalak"

Aku sambut panggilan-Mu ya Allah, aku sambut panggilan-Mu, aku sambut panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku sambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, kemuliaan dan segenap kekuasaan adalah milikmu, tidak ada sekutu bagi-Mu. Ucapan ini yang selalu kuucapkan dibibir ini hingga hati ini bergetar, sedih rasa bahagia sejadi-jadinya, kuucapkan semoga niat langkah ini diridai Allah Swt..

Suami yang selalu support dan memberi semangat akhirnya kami bisa berangkat bersama rombongan menuju Kota Madinah lebih awal untuk menjalankan ibadah Arba'in, seperti yang dijelaskan :

لَّى فِيْ مَسْجِدِيْ أَرْبَعِيْنَ صَلَاةً لَا تَفُوْتُهُ صَلَاةٌ كُتِبَ لَهُ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَ بَرَاءَةٌ مِنَ الْعَذَابِ وَ بَرِيْءٌ مِنَ النِّفَاقِ

Artinya: "Barangsiapa salat di masjidku 40 salat tanpa ketinggalan sekalipun, dicatatkan baginya kebebasan dari neraka, keselamatan dari siksaan dan ia bebas dari kemunafikan." (HR Ahmad).

Saat berhaji hormonku yang tidak stabil, membuat kadang ibadah haji saya kadang terganggu tetapi setiap kulakukan ibadah, di sela-sela menunggu waktu salat pasti keluar dari masjid mengganti lagi pembalut dan tetap melakukan ibadah di Masjid Nabawi. Tak lupa konsultasi dengan dokter kandunganku di tanah air untuk keadaan yang dirasakan saat ibadah haji dan rutin mengkonsumsi juga obat tiap hari agar flek tidak keluar lagi, memang kadang ada namun kurang keluarnya karena konsumsi obat juga.

Sungguh takjub hati ini bergetar setiap selalu berkunjung ke masjid Nabawi apalagi di saat berkesempatan masuk ke Raudah, selawat serta salam kuucapkan untukmu, semoga mendapatkan syafaat-Nya di yaumil akhir kelak.

Setelah delapan hari di masjid Nabawi kami dengan rombongan melanjutkan ibadah kami di Kota Mekah, tak henti-hentinya bibir ini bertalbiyah kepada Allah Swt..

Perjalanan menuju kota Mekah tak lupa mengambil miqat niat haji di Masjid Bir Ali, karena saya dan suami berniat mengambil Haji Ifrad.

Sampailah di tanah suci Mekah menuju Masjidil Haram untuk melakukan tawaf qudum(tawaf selamat datang) lalu melakukan shalat 2 rakaat dibelakang Maqom Ibrahim, kemudian sa'i antara bukit Shofa dan Marwah tanpa tahallul, lalu menjaga diri dalam berihram, sehingga kami dan suami tetap berihram hingga datang masa tahallul pada tanggal 10 Dzulhijah.

Beberapa pekan di Mekah, tibalah hari wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah memperbanyak doa, mendengarkan khutbah wukuf, memperbanyak zikir, membaca Al-Qur'an. 

Setelah mengerjakan salat Magrib dan Isya dengan cara di jama’ qashar taqdim, melakukan perjalanan lagi ke Arafah untuk menuju ke Mina. Namun seluruh jemaah haji singgah sebentar di Muzdalifah untuk mabit hingga terbit fajar. Amalan yang dilakukan saat di Muzdalifah membaca talbitah, berzikir, beristighfar, berdoa, membaca Al-Qur’an, dan mencari-cari kerikil untuk melempar jumrah.

Selanjutnya seluruh jemaah melanjutkan perjalanan ke Mina dengan begitu padat nya orang-orang di sana, ya Allah beribu-ribu orang di sana, mencari jemaah dan satu bis dengan rombongan kita, perjuangan yang sangat luar biasa dengan mengejar waktu agar tiba di Mina dengan tepat waktu.

Sesampainya di sana melakukan melempar jumrah dengan berjalan kaki memasuki terowongan dengan begitu banyak orang dari berbagai negara. Melempar jumrah Aqabah sebanyak tujuh kali pada tanggal 10 Dzulhijah dan dilempar satu per satu batu yang dilempar, setelah itu mencukur rambut sedikit saja. 

Masih dilanjutkan lagi di hari berikutnya hari tasyrik yaitu 11,12,13 Dzulhijah melanjutkan melempar jumrah yaitu ula di dekat arah Haratullisan, lalu jumrah wusto yang berada antara jumrah ula, berikutnya jumrah Aqabah. Saat di Mina kami mengambil Nafar Tsani yaitu bermalam selama 3 hari di Mina dikarenakan takut berkejaran dengan waktu, tetapi ada sebagian jemaah juga yang mengambil Nafar Awal yang menginap hanya 2 malam.

Tanggal 13 Dzulhijah kembali ke Mekah istirahat sejenak, dan mulai kembali untuk mengerjakan ibadah umrah, Alhamdulillah beberapa dapat melakukan ibadah umrah hingga menunggu balik ke tanah air. 

Waktu telah tiba untuk balik pulang ke tanah air, tetapi tidak lupa untuk mengerjakan thawaf wada yang biasa disebut thawaf perpisahan, dan sampai hotel menunggu kedatangan bus untuk pulang ke tanah air.

Di saat melaksanakan ibadah haji selalu melakukannya dengan niat yang lurus dan benar, yakni menjadikan Allah Swt. sebagai satu-satunya tujuan dalam melaksanakan ibadah haji serta mengesampingkan tujuan-tujuan yang lainnya yang bisa mempengaruhi ketulusan dan keikhlasan. 

Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 196 :

وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِ ۗ

Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah." 

Kewajiban menyempurnakan seluruh rukun dan syarat haji serta umrah, dengan harus dilakukan secara tulus dan murni hanya beribadah kepada Allah Swt. tanpa ada tujuan yang lain.

Alhamdulillah ya Allah, atas nikmatmu rangkaian ibadah haji dapat dikerjakan dengan baik, insya Allah akan menjadi haji yang mabrur, mendapatkan pahala yang melimpah, serta memenuhi rukun Islam yang kelima dengan sempurna.

Tibalah di tanah air tercinta, ke kota Makassar dahulu bertemu kedua orang tua tercinta dan tak lupa berobat  kembali, dan Alhamdulillah 7 hari di sana saya pun kembali sehat sudah  hormon yang teratur sudah kembali normal, dengan haid yang sesuai datang bulannya.

Waktu yang ditunggu-tunggu bertemu kembali dengan anak-anakku semua, Masya Allah, tabarakallah anak-anak yang kusayangi dalam keadaan sehat-sehat semua, dan juga ibu mertua, ipar, dan keluarga besar dapat berjumpa kembali. Tak henti-henti nya mengucapkan puji syukur atas segala yang diberikan Allah Swt. [Ay]

Baca juga:

0 Comments: