Headlines
Loading...
Meningkatnya Pengangguran, Potret Negara Gagal Ciptakan Lapangan Pekerjaan

Meningkatnya Pengangguran, Potret Negara Gagal Ciptakan Lapangan Pekerjaan

Oleh. Audina Putri ( Aktivis Muslimah )

Bukan rahasia umum lagi, tentang betapa sulitnya mencari pekerjaan zaman sekarang, banyak sekali pemuda yang kesulitan mencari pekerjaan, bukan hanya pekerjaan dengan seragam rapi dan jenjang karir, bahkan pekerjaan pegawai toko pun sulit mereka dapatkan, sebab persaingan ketat dengan ratusan bahkan ribuan pelamar. Setiap tahun semakin bertambah saja angka pengangguran, apalagi jumlah kelulusan tingkat SMA/SMK dan perguruan tinggi semakin meningkat drastis.

Banyaknya anak muda yang menjadi pengangguran ini tentunya sangat memprihatikan, sebab mereka sedang berada di puncak produktivitas, yang seharusnya mengerahkan segala kemampuan dan tenaganya untuk memenuhi kebutuhan pribadi, orang tua, keluarga, maupun negaranya. Sangat disayangkan bukan jika potensi itu justru terbuang sia-sia? Terkadang penyebabnya bukanlah mereka tidak ingin bekerja, namun kegagalan yang berulang membuat mereka menyerah dan memilih untuk tetap menjadi pengangguran.

Dalam situs m.kumparan (20/05/2024), Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengatakan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) ada 9,9 juta pemuda usia 18 tahun sampai 24 tahun yang menganggur. Ida mengatakan mereka ini statusnya sedang mencari pekerjaan setelah selesai dari proses pendidikan, namun belum juga mendapatkan pekerjaan.

Akibat Penerapan Sistem Kapitalis Liberalis

Dalam sistem saat ini, negara hanya bertugas sebagai pengawas, dan tidak terjun langsung dalam menghadapi problematika yang sedang dialami rakyatnya. Padahal dalam sistem kapitalis ini negaralah yang menguasai berbagai macam pertambangan, hutan, lautan, sungai, minyak dan berbagai sumber daya alam lainnya, tapi mengapa negara tidak mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang bisa mencakup kebutuhan seluruh warganya? Yang ada malah pengangguran bertambah banyak jumlahnya.

Pemerintah selama ini selalu membanggakan proyek bernilai triliunan rupiah, dengan iming-iming akan memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat, namun hasilnya sungguh miris, yang ada malah banyaknya tenaga kerja asing yang dipekerjakan. Ini semua adalah potret buram penerapan sistem kapitalis yang hanya memikirkan keuntungan dan kepentingan, tanpa perduli dengan rakyat negeri yang kesulitan.

Sistem pendidikan juga tidak mampu menciptakan generasi yang memiliki keahlian, dan hanya terfokus ingin menjadi karyawan setelah kelulusan, tidak mau mengambil risiko membuka usaha yang mungkin nantinya akan berpeluang membuka lapangan pekerjaan. Apalagi mahalnya biaya pendidikan juga membuat pelajar urung menyambung hingga bangku kuliahan, isu kenaikan UKT kampus saja sudah membuat mahasiswa demo besar-besaran. Tapi sedihnya sistem rusak ini masih saja kita pertahankan.

Negara bebas menyerahkan kekayaan alam yang luar biasa ini kepada swasta untuk dikelola, sehingga sumber daya alam hanya bisa dikuasai oleh pemilik modal. Tentu urusan pekerja menjadi urusan mereka, mau menerima siapa menjadi pekerjanya, apakah yang benar-benar membutuhkan dan memiliki keterampilan, atau yang punya kenalan dan hanya bagus pada penampilan.

Islam Solusi Kesejahteraan Generasi

Sistem saat ini sangat bertolak belakang dengan syariat Islam. Dalam Islam seluruh sumber daya alam adalah milik umum yang dikelola dan distribusikan sepenuhnya oleh negara. Tidak boleh dimiliki ataupun dikelola oleh individu maupun swasta, yang hasilnya nanti akan dialokasikan untuk setiap layanan fasilitas bagi warga negara. Dalam pengelolaan industri ini negara akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk warga negara yang membutuhkan.

Sistem pendidikan dalam Islam berasaskan pada akidah Islam, yang nantinya akan menciptakan generasi yang bukan hanya cerdas dan memiliki keterampilan, namun juga memiliki akhlak yang mulia. Pendidikan dalam negara Islam bisa dinikmati oleh setiap masyarakat, tanpa perbedaan dan kesulitan, sebab biaya pendidikan akan ditanggung oleh negara melalui baitul mal.

Bukan hanya pendidikan, berbagai fasilitas umum seperti kesehatan pun dapat masyarakat dapatkan dengan harga murah bahkan tanpa biaya. Negara sangat memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakatnya. Bagi laki-laki atau kepala keluarga yang tidak memiliki modal untuk memulai usaha, negara akan memberikan bantuan berupa lahan pertanian maupun uang, negara juga menjamin pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, baik sandang, papan, maupun pangan.

Khatimah

Tidak akan ada kesejahteraan dan kemakmuran yang dirasakan masyarakat selain dalam negara Islam yang sudah dibuktikan selama 13 abad lamanya. Islam memimpin dua pertiga dunia, dan kegemilangan generasi muda yang bukan hanya cerdas, namun juga berakhlak mulia.

Dalam kepemimpinan Islam, pemerintah bukanlah sebagai penguasa, melainkan sebagai pelayan umat yang memiliki kewajiban penuh akan keadaan rakyatnya, sehingga mereka akan mendahulukan kepentingan dan kebutuhan rakyat dibandingkan dirinya sendiri. Pemerintah Islam memiliki kesadaran akan hubungannya dengan Allah, dan pertanggungjawaban atas setiap keputusan dan kebijakan yang dilakukannya di akhirat kelak, sehingga sangat minim sekali pemerintah yang melakukan kecurangan atau kezaliman.

Negara juga akan memberikan sanksi tegas terhadap pemerintah ataupun oknum yang merugikan masyarakat, dan akan diadili sesuai syariat Islam. Penerapan syariat Islam secara sempurna akan memberikan ketenangan dan kedamaian dalam kehidupan, sebab rakyat tidak lagi memikirkan kesulitan-kesulitan yang sudah terselesaikan oleh negara.

Mari sudahi sistem zalim ini, dan kembali kepada kemuliaan Islam yang berasal dari sang pencipta manusia yakni Allah Swt. Wallahualam bissawab. *[Hz]*

Baca juga:

0 Comments: