Headlines
Loading...
Subsidi Motor Listrik, Demi Bebas Polusi?

Subsidi Motor Listrik, Demi Bebas Polusi?

Surat Pembaca 


Oleh. Ummu Ghoza

Pemerintah mendorong masyarakat untuk mengkonversi kendaraan berbasis BBM (Bahan Bakar Minyak) ke kendaraan listrik. Hal ini dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi polusi. Sebagaimana dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 65 Tahun 2020 tentang Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai (Dephub go.id, 31/5/2024).

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta masyarakat segera memanfaatkan subsidi motor listrik yang ditargetkan untuk kuota sebanyak 50.000 unit tahun ini. Hingga pertengahan Mei 2024, total populasi kendaraan listrik mencapai 144.547 unit. Terdiri atas kendaraan roda dua, roda tiga, kendaraan penumpang, kendaraan komersial, dan bus. 

Sementara, tahun ini, bantuan pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) roda dua hingga 27 Mei 2024 telah disalurkan untuk 30.083 unit motor listrik atau 60,1% dari target penjualan tahun 2024 sebesar 50.000 unit. 

"Progress penyaluran bantuan pembelian motor listrik hingga hari ini telah melampaui total penyaluran bantuan di tahun 2023. Melihat tren penjualan motor listrik pada periode Januari-Mei 2024, Kementerian Perindustrian menargetkan kuota bantuan pembelian 50.000 unit KBLBB roda dua bisa tercapai pada Agustus atau awal September mendatang," kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif dalam keterangan resmi, Selasa (28/5/2024).

"Kalau penjualan motor listrik tinggi dan digunakan secara luas oleh masyarakat, maka akan muncul kebutuhan investasi untuk penyediaan stasiun charging, bengkel, aksesoris dan kebutuhan lainnya atas motor listrik. Hal ini dapat menarik investasi untuk membangun industri pendukung di hulu dan di hilir guna menopang ekosistem motor listrik tersebut," tambahnya (CNBC Indonesia, 28/5/2024).

Walaupun ada subsidi, masyarakat masih kesulitan membeli motor listrik. Dikarenakan masih banyak kebutuhan yang belum terpenuhi dengan beban ekonomi yang tinggi, biaya kesehatan dan pendidikan yang mahal, minimnya keamanan, dll. Mahalnya harga motor listrik tersebut, maka tidak menjamin subsidi akan berhasil membantu rakyat.
Memang motor listrik aman dan tidak menghasilkan polusi udara. Namun, adanya subsidi ini hanya menguntungkan para pengusaha. Karena walaupun bersubsidi, harga motor listrik masih terbilang mahal bagi rakyat biasa.

Dibandingkan motor listrik, rakyat lebih membutuhkan jalan raya yang aman dan nyaman. Karena jalan yang rusak bahkan di kawasan tertentu tidak bisa dilewati bisa mengganggu bahkan membahayakan keselamatan pengguna. 
Selain jalan raya, sejatinya rakyat membutuhkan jaminan pemenuhan kebutuhan pokok, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan. Faktanya saat ini, semua kebutuhan itu hanya bisa dinikmati orang kaya.

Semua kebijakan pemerintah di sistem kapitalisme sekuler ini tidak pro pada rakyat, tapi lebih mencari keuntungan dengan memihak pada pengusaha. Hal ini karena sistem saat ini membuat penguasa jauh dari agama sehingga solusi yang diberikan tidak bisa menyelesaikan masalah dengan tuntas bahkan parahnya menambah masalah baru. Karena yang diselesaikan bukan akar masalah yang rakyat butuhkan melainkan hanya membuat kemajuan ataupun perkembangan yang tak dirasakan langsung oleh rakyat biasa manfaatnya.

Dalam Islam, pemimpin adalah pengatur urusan rakyat. Menjamin pemenuhan semua kebutuhannya sehingga semua rakyat nyaman dan sejahtera. Jalan raya, rumah sakit, sekolah, dan pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, papan, dll bisa dirasakan semuanya tanpa terkecuali. 
Adapun dana untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan seluruh rakyat diperoleh dari Baitulmal. Dengan sumber keuangan dari jizyah, fai, kharaj, ghanimah, dan pengelolaan SDA. Bila diperlukan transportasi yang mudah, hemat energi dan bebas polusi, tentu akan diberikan dengan tetap ada jaminan pemenuhan kebutuhan rakyat.
Begitulah daulah Islam menerapkan syariat Islam kaffah. Sebagai muslim seyogyanya bersegera untuk kembali pada panggilan Allah. Dengan begitu akan turun keberkahan dan rahmat bagi seluruh alam. 

Wallahualam bissawab. [An]

Baca juga:

0 Comments: