Headlines
Loading...
Oleh. Neni Arini

Bagi seorang muslim berangkat haji merupakan impian orang beriman yang ingin segera direalisasikan di sepanjang hidupnya.  Berhaji merupakan sebuah momen istimewa karena memiliki nilai dan ruh ibadah spiritual yang sangat tinggi.
Kita akan bersabar rela menunggu walau harus berkorban dengan waktu, harta, menjaga kesehatan, bahkan menepis segala keinginan lain untuk mewujudkan cinta melaksanakan ibadah haji. Perjuangan yang tidak boleh dianggap remeh dan dipandang sebelah mata.
Bahagia dan bersyukur ketika dapat memenuhi salah satu dari lima rukun Islam dan menjalankan perintah Allah secara langsung.

Jangankan berhaji yang lebih lama waktunya dan banyak ritual ibadahnya, dengan berumrah saja sudah membuat tubuhku gemetar dan bergemuruh ketika kaki ini tiba di bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz International Airport.

Teringat kala itu, tepat pada tanggal 12  September 2023 Allah mengizinkan kami untuk bisa hadir di tanah Haramain. Impian yang sudah lama terpendam, hingga akhirnya Allah mengabulkan impian kami tersebut. Sering terjadi percakapan di rumah kalau Allah izinkan kaki ini melangkah untuk pergi ke luar negeri, kota Mekah dan Madinahlah yang pertama kalinya akan kami pijaki. Tidak ada keinginan lain dari hatiku, di saat itu hanya ingin berada di tanah Haramain, bersujud di depan Ka'bah, menengadahkan tangan ini, melangitkan doa-doa di masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Alhamdulillah Allah mengabulkan doa kami.

Sebuah perjalanan spiritual yang sangat menakjubkan. Melihat secara langsung masjid Nabawi dan Masjidil Haram yang penuh keberkahan dan pahala kebaikan di dalamnya. Bersujud dan bersimpuh secara langsung di depan Ka'bah sebagai kiblat umat muslim sedunia. Air mata kebahagiaan terus mengalir dari kedua pelupuk mataku. Air mata penuh rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan. Masya Allah betapa takjubnya ketika bisa melihat masjid Nabawi, Masjidil haram, Raudhah, yang semuanya menjadi bukti kilas balik perjalanan para nabi, khususnya Rasulullah Saw.

"Ya Allah, apakah aku tidak bermimpi?" ucapku kala itu. Bisa melaksanakan salat qiyamul lail pertama kalinya di masjid Nabawi, karena memang rombongan travel kami tiba pada pukul 01.00 dini hari waktu Madinah. Dadaku berdegup kencang, seolah tak kuasa merasakan bahagia ini. Mimpi yang selama ini selalu kami selipkan dalam setiap doa sujud kami, Allah wujudkan di hari ini. Waktu ibadah pun  tak pernah aku lewati bersama suami, kami banyak menghabiskan waktu untuk berada disana. Berzikir, beristigfar, melangitkan doa untuk memohon ampunan kepada pemilik alam semesta ini. Betapa banyak dosa dan salah yang telah kuperbuat. Maafkan hamba-Mu ini ya Rabb.

Empat hari di kota Madinah telah membawa diri kepada titik kepasrahan kepada Sang Maha Pencipta. Kusandarkan hidupku hanya pada-Nya, kuikhlaskan atas semua yang menjadi skenario hidupku. Di saat itu betapa kecilnya diri, hingga tidak ada yang patut untuk disombongkan. Pengalaman spiritual di Raudhah yang sebagai taman surga, menjadi titik balik diri sebagai makhluk ciptaan-Nya.Ya Allah di depanku ada makam Baginda Rasulullah Saw. serta di sisi beliau terdapat  makam Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq ra. dan Umar bin Khattab ra. selaku sahabat nabi yang setia lagi bertakwa. 

Tidak kulewatkan momen ketika berada di taman surga Raudhah. Begitu diberi kesempatan masuk langsung menunaikan salat Tahiyatul Masjid, salat Dhuha dan banyak berdoa. Menjadi  sebuah tempat yang mustajab dikabulkannya doa, tentunya tidak mau melewatkan momen istimewa ini dengan begitu saja.

Setelah beribadah di kota Madinah kami pun meneruskan perjalanan menuju kota Mekah sebagai tempat puncak ibadah umrah. Tiba menjelang magrib, dan bersegera bergegas untuk segera berada di Masjidil Haram. Ya Allah betulkah diri ini sedang berada di Masjidil haram? Sebuah tempat yang dirindukan jutaan kaum muslim karena begitu istimewanya, karena di dalamnya terdapat makam Nabi Ibrahim, Ka'bah, Baitullah yang menjadi arah kiblat semua umat muslim, selama sebelumnya berkiblat ke Masjid Al-Aqsa yang terletak di Palestina. 

Rasulullah bersabda,

"Sholat di masjidku ini (Masjid Nabawi di Madinah) lebih utama sebanyak seribu kali sholat yang dilakukan di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram. Shalat di Masjidil haram lebih utama sebanyak seratus kali daripada shalat di masjidku ini." (HR. Ahmad dan Ibnu Khuzaimah, status hadis ini adalah hasan")

Tepat pukul 22.00 rombongan travel melakukan ibadah umrah  yang sebelumnya telah dimulai dengan persiapan menuju miqat, memakai pakaian ihram, berihram, 
mengucap talbiyah sampai melihat Ka'bah, menuju Ka'bah dan melakukan tawaf 7 kali
(Tawaf dimulai di Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula, pada tiga putaran pertama disunahkan untuk berlari-lari kecil. Sedangkan di empat putaran terakhir berjalan dengan biasa), kemudian Sa'i (berjalan dari bukit Safa ke Marwa), dan yang terakhir adalah tahallul (memotong rambut).

Ya Allah sungguh sebuah perjalanan ibadah spiritual yang penuh makna dan mendalam. Semoga menjadi sebuah wasilah diri dalam membersihkan diri dari dosa-dosa dan meningkatkan kesucian hati dengan senantiasa merenung, bertaubat, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Semoga perjalanan umrah ini dapat meningkatkan kesadaran akan kehidupan akhirat. Dengan melihat Ka'bah secara langsung dan berada di sekitar tempat-tempat suci dapat memperkuat iman diri dan senantiasa berada dalam kebaikan sebagai bekal menuju tempat abadi yaitu akhirat.

Begitu terasa kebersamaan dan persatuan di antara umat Islam ketika kami dikumpulkan di sana. Berasa memiliki saudara seiman yang sama di mata Allah.

Semoga ibadah umrah yang kami lakukan dapat meningkatkan ketaatan dan ketakwaan kami kepada perintah Allah, kesetiaan terhadap ajaran agama Islam, serta kesediaan untuk mengikuti tuntunan-Nya sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberi.

Alhamdulillah diberikan kesempatan berkunjung ke masjid Quba yang merupakan masjid  pertama yang dibangun oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun 1 Hijriyah di Quba. Masjid Quba menjadi titik awal sejarah kemasjidan dalam Islam. 

Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS At-Taubah [9]: 108).

Berkesempatan berkunjung ke Jabal Uhud

Jabal Uhud menjadi saksi dari perang dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin. Peperangan ini dikenal dengan sebutan Perang Uhud yang terjadi pada 15 Syawal 3 Hijriah atau sekitar bulan Maret tahun 625 Masehi.

Dalam pertempuran tersebut, gugur 70 orang syuhada, di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad Saw.

Tak kuasa ketika berada di Jabal Uhud. Membayangkan ketika Rasulullah berperang bersama para sahabat di tengah padang yang sangat tandus dan terjal serta udara yang sangat panas. Ya Allah tanpa terasa menetes air mata ini karena bisa berada di tempat yang banyak mengisahkan perjuangan seorang Rasulullah. Sungguh perjuangan yang tanpa batas, semua atas kecintaannya kepada Allah. Sungguh malu diri ini, merasa sangat bersalah dan berdosa. Dengan segala nikmat yang Allah beri masih saja menunda-nunda untuk taat akan perintah-Nya. Sementara Rasulullah jiwa raga, darah, harta telah dikorbankan untuk Islam. Maafkan hamba-Mu ini ya Rabb. Air mata penyesalan, air mata malu atas keberadaan diri. Semoga dengan berada di Jabal Uhud dapat menjadikan hamba orang-orang yang menegakkan kalimat-kalimat-Nya.

Alhamdulillah diberi kesempatan untuk berkunjung ke gua Hira. Salah satu tempat yang menjadi saksi ketika Rasulullah menerima Wahyu untuk pertama kali yaitu surat Al Alaq ayat 1-5.

Gua Hira ini merupakan tempat yang digunakan oleh Rasulullah Saw untuk menyendiri di dalam dan beribadah sebelum Rasulullah diangkat menjadi seorang rasul. Malaikat Jibril yang turun dan datang kepadanya untuk  pertama kali ketika beliau ada di Gua Hira.

Lagi-lagi takjub atas perjalanan spiritual ini. Beribu untaian kata tak mampu melukiskan buncahan rasa yang sedang berkecamuk di dalam hati.
Kunikmati setiap perjalanan ibadah umrah ini, sebisa mungkin tidak ada keluhan di dalamnya. Ikhlas karena rida lillahitaala, niat berada di tanah Haramain semata-mata karena Allah, tak ada niatan yang lain. Waktu yang dimiliki dalam beribadah digunakan dengan sebaik mungkin. Panasnya udara tak menyurutkan langkah untuk terus menelusuri tempat-tempat perjalanan kisah Rasulullah. Untuk itu ikhtiar senantiasa terus kami lakukan, salah satunya dengan menjaga kesehatan selama beribadah. Berupaya badan tetap fit, agar tidak ada ibadah satu pun yang terlewati. Memaksimalkan kesempatan ibadah yang dimiliki. Untuk itu kami tidak melewatkan untuk selalu mengatur pola makan kami, minum madu, dan tak lupa  kurma yang selalu kami bawa kemana pun kami pergi.

Alhamdulillah rangkaian ibadah umrah berjalan dengan lancar dan baik. Dan sebagai perjalanan terakhir adalah city tour ke Thaif. Sebuah kota yang didatangi oleh Rasulullah untuk menyebarkan dakwah Islam. Di kota inilah Rasulullah dihina dan mendapat kekerasan.

Ternyata dakwah Rasulullah di kota Thaif menghadapi penolakan yang sangat keras dari suku Tsaqif. Mereka menghina Rasulullah, membujuk orang-orang bodoh dan budak-budak mereka untuk meneriaki beliau, kemudian melempari beliau dengan batu.

Sebuah perjalanan dakwah yang tidak mudah, penuh hinaan, penuh cacian, darah dan air mata. Tetapi semua itu tak menyurutkan langkah Rasulullah untuk berdakwah. 

Masyaallah mendapatkan kesempatan untuk berada di sebuah kota yang disinggahi oleh Rasulullah membawa perenungan yang begitu dalam. Semoga menjadi kekuatan diri untuk terus mendakwahkan Islam ke tengah umat.

Perjalanan ibadah umrah yang sangat memberi pelajaran, banyak hikmah yang dirasa, semoga di lain waktu bisa mendapatkan kesempatan kembali untuk hadir di tanah Haramain untuk berhaji.

Dengan berumrah semoga lebih memantapkan akidah dan keyakinan terhadap kebesaran dan keagungan Allah Swt. Dengan menyaksikan semua kebesaran Allah semoga menjadikan iman dan akidah kami menjadi kuat, dan menjadi bekal utama dalam menjalani hidup agar lebih baik lagi.

"Ya Allah, berilah karunia-Mu untuk mengunjungi rumah-Mu yang agung dan Rasul-Mu yang mulia, di tahun ini dan setiap tahun, dengan keadaan sebaik-baiknya." [An]

Baca juga:

0 Comments: