Headlines
Loading...
Kisah Inspiratif 

Oleh. Iha Bunda Khansa

Suasana di penghujung bulan mulia makin terlihat, ya? Ada yang berburu di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan yang penuh keberkahan dan penuh ampunan. Namun, terlihat pula suasana keramaian di mal, pasar dan jalanan yang mulai penuh dikunjungi orang-orang yang berbelanja.

Perjalanan menuju Masjid Agung Cianjur mengingatkan aku akan kenangan beberapa tahun lalu, sebelum pandemi. Sekitar tahun 2018-2019,  selepas buka puasa kami salat Magrib, lalu berkemas menuju Masjid Agung. 
Berniat itikaf, berharap mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Sesampainya di Masjid Agung, sudah masuk waktu azan Isya. Alhamdulillah masih bisa ikut salat Isya berjamaah, dilanjutkan salat tarawih. Jemaah yang hadir tidak terlalu banyak, biasanya selepas tarawih langsung pulang. 

Namun, kami tetap di masjid. Kami melakukan tilawah, berzikir, memohon apa pun yang diinginkan agar terwujud, memasrahkan diri dan berharap hanya pada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Tak lupa kami memanjatkan doa khusus:

*اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي*

"Ya Allah, Engkau Maha Pengampun, dan Engkau suka mengampuni. Jadi, maafkanlah aku.”

Kulihat di sampingku, putriku tertidur dengan masih mengenakan mukena. Biasanya aku pun tidur sebentar, sebelum terbangun untuk salat tahajud. Di saat sahur, kami menikmati makan sahur yang sudah disiapkan dari rumah. Kadang beli nasi padang di samping masjid. Pernah juga kami memakan apa yang disiapkan oleh panitia masjid, biasanya ada yang berdonasi untuk makan sahur. Pulangnya kami sempat berjalan-jalan di sekitar alun-alun masjid agung.

Itulah masa-masa indah saat masih lengkap bersama.


Ramadan Tanpamu 

Kemana pun aku pergi, putri bungsuku selalu ikut. Sejak ia di TK, aku rutin mengantar dan menjemputnya dari sekolah. Sampai SMP pun, aku setia menemani tak lenal lelah, aku bahagia bisa membersamainya. Kami seolah-olah tak terpisahkan, setiap momen selalu kami isi dengan hal-hal yang menyenangkan. Alhamdulillah aku selalu bersyukur atas nikmat yang berlimpah, dikaruniai dua putra dan satu putri yang menginjak remaja. Nikmat Tuhan manakah yang aku dustakan?

Berjalannya waktu, Allah memberikan pesan cinta dengan berbagai macam ujian menghampiri. Aku terus bersabar, melakukan muhasabah diri, dan terus memohon ampun atas segala salah dan khilaf.  

Sungguh Allah Maha Mengetahui kemampuan hamba-Nya, kebersamaan dengan putriku hanya terjadi selama empat belas tahun tujuh bulan lima hari.

Sejak putriku masuk ruang ICU, aku tak bisa menemaninya. Aku berusaha untuk menemuinya tetapi tidak bisa, peraturan yang membatasi. Doa-doa tak henti dari seorang ibu yang masih menyimpan harapan tuk bertemu, terus kurangkai.

Putriku menghadap Ilahi Rabbi di usia yang masih muda, jelang ujian SMP. Qadarullah Allah lebih menyayangi putriku daripada kedua orang tua dan kakak-kakaknya.

Kini ..., dua Ramadan berlalu tanpa putriku.
Tahun lalu aku itikaf tanpa putriku. Terasa ada yang hilang, tak mudah melupakan masa indah bersamanya. Ada kerinduan, bahkan terkadang tanpa disadari ada tetesan air mata  mengenai khimarku. 

Ya Allah, aku harus menerima dan yakin akan qada-Nya. Kesempatan untuk terus memohon kepada Allah, kelak dipertemukan di tempat yang indah, berkumpul kembali bersama  putriku dan orang-orang tercinta di Surga Firdaus.

Ramadan akan berlalu. Masih ada beberapa malam lagi tuk mencari Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Jangan sia-siakan waktu berlalu tanpa amal baik. Berupaya maksimal memperbaiki diri, istikamah berpegang pada syariat-Nya.

Ya Allah,
aku menjalani Ramadan tanpa putriku. Aku menguatkan diri untuk jangan terus bersedih. Hanya doa yang senantiasa kupanjatkan, agar bidadariku tenang di sisi-Nya, berkumpul bersama para syuhada, salihin dan para Nabi.

Aku teringat nasihat Ali bin Abi Thalib tentang sabar, "Menanggung kesedihan dan musibah dengan sabar, jika tidak, kamu tidak akan bahagia".

Semoga aku menjadi hamba yang sabar.

Cianjur, 2 April 2024

Baca juga:

0 Comments: