Oleh. Waviza
Listrik sekarang telah menjadi kebutuhan sehari-hari yang sangat diperlukan. Sebab, hampir seluruh aktivitas masyarakat terutama dalam rumah tangga menggunakan listrik. Misal menanak nasi, nyala lampu, mesin cuci, charger hp, dan banyak lagi. Sehingga, ketika listrik mati masyarakat akan kesulitan dan terhambat dalam menjalankan aktivitasnya.
Sebagaimana dalam (Tirta.com 07/06/2024) listrik di Sumatra mengalami mati daya, sehingga menurut Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, perlunya penguatan kapasitas listrik dengan membangun sumber listrik cadangan. Sehingga kalau terjadi sesuatu lagi tidak susah untuk lari kemana-mana mencari solusi.
Sedia payung sebelum hujan. Seperti halnya solusi yang ditawarkan Pak Moeldoko yang wanti-wanti terhadap problem yang terjadi. Namun, solusi tersebut hanya bersifat sementara, yang sejatinya akan sama seperti kapasitas listrik lainnya. Bahkan, memerlukan dana yang cukup besar untuk solusinya dan mungkin kejadiannya bisa berulang.
Maka, kasus seperti ini bukan malah menyelesaikan tapi menyulitkan. Harusnya, perlu untuk teliti melihat situasi bukan tentang mencari solusi, tapi mencari apa kesalahan awal yang menyebabkan hal ini terjadi. Lemahnya mitigasi dan pemeliharaan listrik, serta pengelolaan SDA yang dikapitalisasi. Ini adalah masalah utama yang perlu dibenahi. Sebab, jika tidak segera diselesaikan dapat menimbulkan masalah-masalah cabang yang tidak diinginkan.
Oleh sebab itu, mulailah perkuat mitigasi dan pemeliharaan listrik, kelola SDA secara mandiri bukan diserahkan pada asing untuk kepentingan pribadi, sehingga perlu negara yang menaungi dengan adil dan bertanggung jawab. Karena jika tidak pengelolaan hanya akan menjadi asa bagi masyarakat bukan kesejahteraan dan keadilan. Maka, perlu solusi yang menuntaskan semua problem yang terjadi, untuk menyelesaikan permasalahan dari yang terkecil hingga terbesar dalam ranah negara sekalipun. Hingga tiada lagi permasalahan baik di bidang ekonomi, pendidikan, bahkan listrik pada hari ini, semua tuntas dan tak terulang kembali.
Wallahu 'alam Bishawab!
0 Comments: