Surat Pembaca
Oleh. Hana Salsabila A.R
Viral di sosial media seorang pedagang ditemukan tewas di sebuah toko perabot kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Hasil penyelidikan polisi, pelaku ternyata dua anak kandungnya sendiri.(Liputan6.com, 23/06/2024). Menurut laporan, alasan dua remaja putri tersebut membunuh ayahnya lantaran sakit hati karena dimarahi oleh ayahnya akibat mencuri uang. Sudahlah salah, malah semakin memperburuk masalah.
Maraknya kasus serupa, yang berawal dari kekerasan hingga berujung pada pembunuhan menunjukkan betapa buruknya sistem pendidikan keluarga di negara kita. Keluarga yang seharusnya membentuk kehidupan yang harmoni dan penuh kasih sayang, kini seolah menjadi penjara menyeramkan dan paling dihindari. Anak yang seharusnya menjadi hal yang menyenangkan bagi keluarga, malah menjadi ancaman tersendiri. Kurangnya perhatian serta peran pendidikan dari orang tua, anak menjadi terlantar. Selain itu, faktor lingkungan serba sekuler dan bebas, jauh dari "adab" yang akhirnya membentuk kepribadian yang temperamen. Emosi tak terkendali, yang apabila keinginan mereka tak dituruti, nyawa pun bisa direnggut pergi.
Kapitalisme Menjadi Penyebab
Kehidupan sekuler pasti bersanding mesra dengan kapitalis. Selain faktor lingkungan, kurangnya kasih sayang dari orang tua adalah faktor utama yang kurang diperhatikan. Padahal, peran orang tua dan keluargalah yang paling berpengaruh dalam membentuk kepribadian anak. Tak dimungkiri, kapitalisme menjadikan kehidupan saat ini serba sulit, sehingga memaksa dan memperbudak para orang tua untuk banting tulang kerja setiap hari demi memenuhi kebutuhan hidup. Tak sedikit keadaan mereka yang masih atau makin sulit, sementara kehidupan memaksa untuk lebih.
Anak adalah Investasi Masa Depan.
Anak-anak atau pemuda sekarang kelak akan menggantikan pemimpin negara di masa depan. Lalu, bagaimana mereka akan memimpin apabila yang terbentuk dari mereka bukanlah jiwa-jiwa pemimpin yang berkasih sayang, melainkan jiwa diktator dan krisis iman yang hanya mengedepankan egonya dan mengikuti nafsunya sendiri?
Di akhirat pula, orang tua akan ditanya bagaimana tanggung jawab mereka dalam mendidik anak. Sebab, bagaimanapun juga anak merupakan titipan Allah dan kelak harus dipertanggungjawabkan. Dan itu tidak berlaku dalam kamus kapitalisme saat ini.
Menjaga Generasi Islam
Daulah Islam, sebagai pengayom masyarakat tahu betul betapa pentingnya tanggung jawab dalam pendidikan anak. Sistem pendidikan Islam, satu-satunya sistem yang akan melahirkan generasi beriman sekaligus bermental pemimpin. Selain pendidikan, Daulah Islam juga bertanggung jawab atas kebutuhan hidup masyarakat juga sanksi atau hukuman. Negara akan menindak tegas bagi pelaku kejahatan sehingga meminimalisir terjadinya kriminalitas.
Daulah Islam, akan bisa meminimalisir adanya anak yang membangkang bahkan mungkin tidak akan terjadi anak sampai tega membunuh orang tuanya sendiri. Dalam Islam, para orang tua juga akan diedukasi terkait tanggung jawabnya. Mereka tidak akan menghabiskan waktunya untuk bekerja seharian sehingga menelantarkan tanggung jawabnya terhadap anak. Islam juga menjamin kebutuhan pokok rakyat dan kemudahan bekerja sehingga orang tua tidak kesulitan finansial. Sebab, Islam telah mengatur semuanya sehingga menjadi satu kesatuan yang sempurna. [An]
0 Comments: