#SuratPembaca
Maraknya Anak Durhaka, Apakah Salah Orang Tua?
Surat Pembaca
Oleh. Dhevi F. Firdausi, ST.
Miris sekali kondisi remaja di masa sekarang. Salah satu kasus yang sedang viral, adalah dua remaja putri di Jakarta yang tega membvnvh ayah kandungnya sendiri. Seperti dilansir dari liputan6.Com, kedua anak tersebut menusuk ayahnya dengan pisau setelah dimarahi karena ketahuan mencuri uang. Mereka ditangkap oleh polisi di rumah kediaman yang tidak jauh dari TKP, di Duren Sawit, Jakarta Timur, pada tanggal 22 Juni 2024.
Maraknya kasus yang serupa semakin menguatkan pemahaman kita, bahwa ini adalah kesalahan sistem kehidupan. Sistem sekuler kapitalisme yang sekarang menguasai dunia, telah menjauhkan masyarakat termasuk remaja dari Islam. Keimanan remaja mulai tergerus. Rasa takut mereka pada Allah Swt. semakin hilang sehingga mereka berani untuk melakukan kemaksiatan. Sempitnya kehidupan membuat fitrah anak untuk menyayangi orang tua lenyap. Berganti dengan gaya hidup hedonis (serba bebas) dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kenikmatan dunia.
Islam adalah agama yang sempurna, mengatur segala aspek kehidupan, termasuk hubungan antara anak dengan orang tuanya. Hal ini disebutkan di dalam Al-Qur'an, surah Al Ma'idah ayat 3. Akidah Islam dipahamkan di masa keemasan pertumbuhan anak, sehingga anak memiliki kualitas keimanan yang kuat. Seiring dengan perkembangannya, anak dikenalkan dengan aturan Islam, termasuk di dalamnya birrul walidain (berbakti pada orang tua). Aturan ini bukan hanya teori semata, tapi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika anak-anak sudah masuk usia remaja, mereka sudah memiliki kepribadian Islam. Mereka paham mana yang benar dan mana yang salah menurut Allah Swt, dan mereka mau terikat dengan aturan tersebut. Sehingga bisa dipastikan bahwa remaja yang berkepribadian Islam tidak akan pernah mencuri, apalagi membvnvh ayahnya.
Syakhsiyah Islam pada remaja ini didukung oleh adanya sistem sanksi yang tegas jika terjadi pelanggaran, sanksi yang sesuai syariat Islam. Sanksi ini diberlakukan oleh pihak yang berwenang yaitu negara. Sudah saatnya, sistem sekuler-kapitalisme yang banyak menimbulkan kerusakan masyarakat, diganti dengan sistem Islam yang menghidupkan umat manusia, sesuai fitrahnya. *[Hz]*
0 Comments: