Surat Pembaca
Oleh. Lilik Purwati
Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mencatat ada sekitar 13.800 buruh tekstil terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari Januari 2024 hingga awal Juni 2024. (CNNIndonesia.com, Selasa (11/6).
Islam mengajarkan, sebagai muslim hendaknya bekerja dengan cara yang sesuai perintah Allah. Terutama untuk laki-laki, Allah menjadikan bekerja itu hukumnya wajib. Hanya saja, peran itu tak bisa terlaksana dengan baik. Saat ini banyak sekali PHK yang dialami oleh para buruh. Akibatnya, masyarakat merasa berat menghadapi gejolak perekonomian.
Banyaknya fenomena industri yang gulung tikar ini diakibatkan dari besarnya biaya operasional. Namun, besarnya biaya itu tidak diimbangi dengan penjualan. Alhasil, besar pasak dari pada tiang. Pabrik mengalami kerugian.
Bangkrutnya pabrik-pabrik itu tersebab perekonomian yang dikelola serta dikuasai oleh para penduduk non pribumi alias orang asing. Merekalah yang banyak memiliki modal besar yang menguasai naik turunnya perekonomian khususnya di bidang industri.
Istilahnya siapa yang kuat dialah yang menang.
Beginilah ketika sistem kapitalisme masih menjadi primadona, penguasa yang ada saat ini mendewakan para kapitalis. Mereka pulalah yang menguasai penguasa saat ini. Mereka memegang peranan penting untuk setiap kebijakan yang akan dijalankan.
Dampak dalam hal ini lahirlah pengusaha-penguasa yang zalim di sistem yang rusak dan mengerikan. Berbagai kebijakan bukan untuk rakyat, namun untuk kepentingan para pemilik modal. Hal tersebut sangat jauh dari kata menyejahterakan rakyat, kecuali bagi sekelompok kecil dari mereka.
Islam memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang sesuai untuk setiap individu yang mampu bekerja, pengangguran pun tidak akan dibiarkan. Sebagai tanggung jawab, negara justru akan membuka lapangan pekerjaan, baik dengan cara memberikan modal tanpa riba, membuka pabrik padat karya hingga membuka lahan pertanian.
Oleh karena itu, hanya Islam yang bisa menyelesaikan masalah PHK ini. Jadi, mengapa kita terus berpikir ulang untuk mengambil Islam? [My]
0 Comments: