Hikmah
Oleh. Nirwana Sadili
Alhamdulillah tahun ini Allah mengizinkan kembali memberikan hewan kurban untuk ibu. Sudah hampir setahun saya menabung uang dengan niat untuk membelikan hewan kurban untuk ibuku tercinta. Selepas bulan Zulhijjah tahun kemarin saya sudah mulai menyisihkan uang setiap bulannya agar tahun ini bisa mencukupi untuk membeli seekor kambing sebagai hadiah kepada ibu. Akhir bulan Mei alhamdulillah terkumpul uang sebanyak 3.300.000. cukup untuk membeli kambing satu di kampung saya.
Uang saya kirimkan ke ibu agar bisa segera mencari kambing sebagai hewan kurban. Ternyata tahun ini ibu ingin kurban sapi bersama tujuh orang anggota keluarga di Soppeng, Sulawesi Selatan. Ibu mengabari kalau untuk urunan kurban sapi ditetapkan 2.900.000, saya lega karena uang yang saya kirim cukup dan masih ada sisa. Apa yang saya lakukan ini sebagai bakti kepada ibu yang sekarang tinggal sendirian setelah ditinggal bapak duabelas tahun lalu.
Ibu begitu bahagia ketika saya _vicall_ mengabari kalau aidul Adha tahun ini bisa kurban lagi. Nampak terpancar dari raut wajahnya begitu gembira dan berseri-seri di layar ponselku. Oh ibu, rasanya ingin memelukmu, mendekapmu, namun jarak yang memisahkan membuat kami hanya bisa bertemu lewat layar ponsel. Ada aliran yang membawa kehangatan ketika bisa memeluk ibunda tercinta. Tidak terasa sambil mengetik butiran bening menetes dari kedua mata mengenang ketika masih tinggal dengan ibu. Entah kenapa, setiap _vicall_ dengan beliau ada getaran yang membuat ingin menangis memandang wajah tuanya.
Saya ingin melakukan hal-hal yang bisa membahagiakan ibu, yang bisa membuat beliau tersenyum, karena senyumnya merupakan kebahagiaan bagiku. Sebagai anak tentu tidak akan bisa membalas jasanya yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, dan membesarkanku dengan penuh perjuangan dan pengorbanan. Karena seorang anak tidak akan bisa membalas jasa kedua orang tuanya sebagaimana hadits dari Rasulullah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda’ “ _Seorang anak tidak dapat membalas budi kedua orang tuanya kecuali jika dia menemukannya dalam keadaan diperbudak, lalu dia membelinya kemudian membebaskannya_.” ( *HR. Bukhari, Muslim*)
Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang itu berkata “ _Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan…._” ( *HR. Bukhari*)
Sekarang usia ibu kurang lebih 90 tahun, usia yang sudah senja. Diusianya yang sudah sekian ini rasanya ingin memberikan semua kebahagiaan kepada beliau. Semoga Allah masih memberi umur dan rezeki kepada kami bisa bertemu kembali, mengingat tempat kami berjauhan berada diantara pulau yang berbeda. Untuk berkunjung dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Semoga tahun depan bisa menghadiahkan hewan kurban lagi untuk ibu. Itu salah satu hal kecil yang kupersembahkan untuk ibu. Doa terbaik untukmu ibu,
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
“ _Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangi di waktu kecil_.” [ *ry*].
0 Comments: