Opini
Oleh. Zahrah Luthfiyah
Sebuah video viral memperlihatkan remaja putri yang masih duduk di bangku SMP telah melakukan penghinaan terhadap Palestina bersama teman-temannya. Mereka menyamakan ayam goreng yang sedang disantap dengan daging anak Palestina. Aksi itu dilakukan ketika mereka makan di salah satu restoran siap saji.
Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI, Budi Awaluddin mengatakan, para siswa tersebut telah menyesali tindakannya dengan membuat klarifikasi minta maaf kepada seluruh pihak yang merasa marah khususnya umat muslim.
"Iya, jadi mereka sangat-sangat menyesali. Kami juga memanggil mereka dan mereka sangat menyesali apa yang telah terjadi. Dan mereka sempat nangis semua, dalam kondisi yang ketakutan dan mereka memohon kepada kita agar bisa dibantu terkait hal ini. Jadi mereka sangat menyesali kondisi ini," tegasnya, Rabu (Wartakotalive.com,12/6/2024).
Miris, generasi kian rusak dalam sistem kapitalis sekuler yang mengarahkan generasi itu bebas dalam bertindak, bebas dalam pergaulan. Fakta hari ini banyak generasi yang akhlaknya kurang terbina sehingga menimbulkan kerusakan. Contohnya saja di lingkungan sekolah banyak tindak pembullyan secara fisik maupun non-fisik sehingga kurangnya kepedulian terhadap sesama. Karena sistem pendidikan hari ini hanya mengajarkan setiap peserta didik untuk fokus kepada nilai akademik saja. Namun, kurangnya pendidik yang mengajarkan ilmu atau memberikan contoh adab kepada peserta didiknya. Dan jikalau pun ada, itu hanya sebatas teori saja. Dan sesampai di lingkungannya bergaul, adab tidak tertanam dalam individu anak tersebut.
Dan di sistem kapitalis sekuler hari ini orang tua yang hanya sibuk mencari cuan sehingga kurangnya fokus terhadap anak-anaknya. Dan kebanyakan pengasuhan anak diberikan kepada keluarganya seperti nenek, kakek, atau baby sitter. Padahal seharusnya anak butuh perhatian dari orang tuanya. Dari kurangnya kasih sayang itu tumbuhnya egois, nakal, dan sifat lainnya.
Di era digitalisasi hari ini yang bertumbuh secara pesat dan berdampingan dengan sistem kapitalis sekuler hari ini membuat geleng-geleng kepala. Banyak konten yang tidak bermanfaat sehingga menjerumuskan umat mhari ini untuk mengikuti standar apa yang media sosial tayangkan. Tak heran jika di media sosial kita lihat banyak muslimah yang berpakaian tidak sesuai syariat, ada yang bangga mengosumsi barang yang Pro-Israel dan tidak memikirkan warga Palestina yang dibantai habis-habisan, ada konten para LGBT, pembullyan antar pelajar, pembunuhan dan lainnya. Makin sadis dunia hari ini tanpa penerapan Islam. Nauzubillah.
Berbeda dengan sistem Islam. Islam sangat menjaga individu seorang Muslim. Baik dari aspek sosial, ekonomi, dan agama. Islam sangat teliti dan memberikan yang terbaik apalagi bagi generasi muslimnya.
Yang pertama. Aspek sosial, misalnya interaksinya di sekolah. Islam akan memberikan fasilitas gratis dan biaya sekolah gratis untuk mencerdaskan generasi. Pendidiknya harus memiliki tanggung jawab yang penuh untuk mendidik muridnya. Selain itu pendidik harus memiliki agama yang baik serta akhlak yang baik. Sistem pendidikan Islam itu mengarahkan muridnya memiliki akhlak yang baik terlebih dahulu dan lebih mengenal Islam.
Dan Islam juga mengatur atau mengajarkan sedini mungkin untuk menjaga interaksi dan pergaulannya dengan lawan jenis.
Sistem pendidikan Islam dan kapitalis itu berbeda. Jika kapitalis itu mengarahkan muridnya menjadi pekerja dan hanya fokus nilai akademik, sedangkan Islam mengarahkan murid untuk beriman dan bertakwa serta memiliki akhlak yang baik.
Di lingkungan keluarga pun, Islam sangat menjaga kepala keluarga, ibu rumah tangga agar selalu bertakwa sehingga menghasilkan generasi yang bertakwa pula. Di Islam ibu dan ayah memiliki peran yang sama yaitu mendidik anak-anaknya.
Di aspek ekonomi, Islam akan memberikan lapangan pekerjaan untuk para suami. Beda dengan sistem kapitalis yang kita lihat sekarang banyak Gen Z nganggur dan para pencari nafkah kesusahan mencari lowongan pekerjaan.
Itulah bukti bahwa sistem Islam menjaga setiap individu untuk tetap bertakwa. Dengan Islam, Palestina dan generasi Muslim akan terjaga.
.
.
100 Tahun Kita Hidup Tanpa Junnah.
Sudah lama kita bagaikan anak yang tak memiliki induk. Sudah lama Palestina tak kujung bebas dan masih terjajah, sudah lama para penguasa Muslim abai kepada Palestina. Tak peduli mereka kesusahan dan kelaparan. Mau sampai kapan kita menetap di rumah yang rusak ini?
Wahai Kaum Muslimin apakah kalian masih berharap pada rumah yang rusak ini? Tidakkah kalian kasian melihat penderitaan yang saudaramu rasakan? Renungkanlah, Palestina di sana sedang merintih kesakitan atas penyiksaan Israel laknatullah. Tapi, lihatlah wahai Kaum Muslimin mereka tidak pergi meninggalkan Masjidil Aqsa. Tapi, mereka justru semakin tambah keimanannya kepada Rabb-Nya. Lihatlah diri kalian wahai kaum muslimin diri kalian yang tengah lalai padahal tempat kalian aman dan tentram. Tidakkah kalian malu?
Ya Rabb, semoga mereka yang senantiasa berada di barisan para pejuang agama Islam tetap teguh dan istikamah dalam menyeru kembali tegaknya aturan Islam yang hak. Semoga Palestina dikuatkan untuk tetap bertahan melawan kekejaman Zionis Israel.
Wallahualam bishawab. [Ay]
0 Comments: